Menuju konten utama

7 Penyebab Vagina Lecet dan Cara Mengobatinya yang Aman

Artikel berikut akan menjelaskan tentang beberapa faktor penyebab vagina lecet beserta cara mengobatinya dengan benar.

7 Penyebab Vagina Lecet dan Cara Mengobatinya yang Aman
Ilustrasi Vagina. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Vagina lecet termasuk masalah kewanitaan yang cukup sering terjadi. Luka pada vagina bisa membuat Anda kesakitan sehingga perlu mengetahui penyebab dan cara mengobatinya.

Vagina lecet sebenarnya tidak terlalu berbahaya, terutama jika terjadi di area luar seperti di bagian vulva. Namun, seperti luka pada umumnya, lecet pada vagina bisa menyebabkan rasa tidak nyaman dan dapat mengganggu aktivitas Anda sehari-hari.

Adapun gejala vagina lecet antara lain:

  • Adanya rasa nyeri/perih di area vagina
  • Ada sensasi menyengat/sakit saat kencing atau kontak dengan air
  • Terasa sakit saat memakai tampon atau ketika berhubungan seksual
  • Sedikit pendarahan atau muncul bercak darah
  • Terasa panas/terbakar atau muncul sensasi robekan
Luka pada vagina juga biasanya dapat sembuh dengan sendirinya asalkan tidak terlalu parah. Apabila luka tidak kunjung sembuh dan menghambat aktivitas, maka Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat.

Penyebab Vagina Luka

Vagina luka bisa disebabkan oleh beberapa faktor berikut:

1. Hubungan seksual

Aktivitas seksual bisa menjadi penyebab vagina lecet. Saat melakukan hubungan intim, gesekan dari penis, jari, atau objek lain bisa merusak jaringan vagina yang cenderung lembut.

Namun, penetrasi seksual hanya akan menyebabkan luka pada vagina jika didukung oleh beberapa faktor berikut:

  • Penetrasi atau dorongan yang terlalu kuat/kasar
  • Kurangnya pemanasan (foreplay) sehingga vagina kekurangan pelumas
  • Vagina kering yang disebabkan turunnya kadar estrogen (umum terjadi pada wanita menopause)
  • Atrofi vulvovaginal, kondisi ketika jaringan vagina menjadi lebih kering, tipis, dan kurang elastis.
  • Adanya jaringan parut atau kerusakan jaringan vagina, misalnya karena operasi, terapi laser panggul, atau kelainan bawaan.
  • Memiliki kondisi kesehatan tertentu, misalnya eczema atau lichen planus
  • Pengaruh obat-obatan medications seperti kortikosteroid

2. Mencukur bulu kemaluan dan waxing

Mencukur atau melakukan waxing untuk menghilangkan bulu kemaluan memang umum dilakukan oleh kaum hawa. Namun, aktivitas ini juga berisiko menyebabkan Miss V lecet.

Vagina dapat terluka apabila pencukuran dilakukan dengan tidak hati-hati, misalnya pisau cukur yang tidak memadai, posisi mencukur yang salah, atau melakukannya dengan terburu-buru.

Dilansir dari laman Medical News Today, penelitian pada tahun 2017 menunjukkan bahwa sekitar 25% orang diketahui mengalami luka akibat mencukur bulu kemaluan. Orang yang memiliki kondisi kulit tertentu juga berisiko lebih tinggi mengalami luka atau lecet pada vagina selama proses pencukuran.

3. Persalinan pervaginam

Persalinan pervaginam atau yang biasa disebut dengan istilah persalinan normal termasuk penyebab luka pada vagina. Sekitar 80% wanita akan mengalami luka robekan perineum saat melahirkan.

Perineum sendiri adalah kulit di bagian antara vagina dan anus. Robekan ini sangat mungkin terjadi pada wanita yang baru pertama kali melahirkan secara normal/pervaginam.

4. Infeksi jamur

Vagina lecet juga bisa disebabkan oleh adanya infeksi jamur. Infeksi jamur yang parah bisa menyebabkan ekskoriasi atau kerusakan jaringan kulit vagina sehingga menimbulkan luka atau lecet.

Saat terjadi infeksi jamur, vagina bisa mengalami keputihan yang membuat area kewanitaan menjadi lebih lembab. Vagina juga biasanya akan terasa gatal yang membuat seseorang tergoda untuk menggaruknya. Hal ini juga bisa berpotensi menimbulkan luka lecet pada kulit vagina.

5. Produk menstruasi

Penyebab vagina lecet lainnya adalah penggunaan produk menstruasi yang kurang tepat, misalnya tampon dan cawan menstruasi (menstrual cup).

Berbeda dengan pembalut, tampon dan menstrual cup digunakan dengan cara dimasukkan ke dalam vagina. Jika tidak berhati-hati saat menggunakannya, maka produk ini bisa menimbulkan lecet.

6. Masalah kesehatan tertentu

Beberapa masalah kesehatan akan meningkatkan risiko terjadinya vagina lecet. Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan vagina luka antara lain eczema, psoriasis, lichen planus, atrofi vulvovaginal, vulvovaginitis, hingga herpes genital.

7. Faktor usia

Usia secara tidak langsung bisa menyebabkan vagina lecet. Semakin tua usia seorang wanita, jaringan vaginanya akan semakin tipis. Penipisan inilah yang membuat jaringan vagina menjadi lebih rapuh sehingga meningkatkan risiko terjadi luka/lecet.

Cara Mengobati Vagina Lecet yang Aman

Cara mengobati vagina lecet tentunya sangat bergantung pada penyebabnya. Sebagai contoh, vagina yang luka akibat persalinan tentunya harus diatasi dengan jahitan yang hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis profesional.

Sementara itu, Anda boleh mengobati vagina lecet secara mandiri selama lukanya ringan dan tidak parah. Luka kecil pada vagina biasanya tidak membutuhkan obat-obatan khusus dan bisa sembuh dengan sendirinya asalkan dirawat dengan baik.

Berikut cara merawat luka pada vagina lecet seperti dilansir dari situs VeryWell Health:

  • Hindari aktivitas seksual sementara waktu untuk mempercepat proses penyembuhan luka.
  • Pakai celana dalam katun yang nyaman (tidak perlu pakai celana dalam jika memungkinkan).
  • Usahakan area vagina selalu bersih, kering, dan tidak terlalu lembab.
  • Pastikan area vagina benar-benar kering sebelum mengenakan pakaian.
  • Hindari selalu menyentuh area vagina yang lecet.
  • Tetap mandi setiap hari dan bersihkan area Miss V Anda dengan cleanser berbahan lembut atau tanpa bahan kimia keras.
  • Jangan pakai tampon atau menstrual cup, pilih pembalut atau celana menstruasi.
  • Selalu periksa area vagina lecet untuk mengetahui apakah makin sembuh atau justru semakin parah.
  • Untuk mengurangi rasa sakit saat buang air kecil, siram atau kucurkan air hangat ketika kencing. Pastikan minum air yang cukup agar urine tidak terlalu asam.
Sementara itu, cara mengatasi lecet pada daerah kewanitaan akibat masalah kesehatan tertentu harus dilakukan dengan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Dokter biasanya akan melakukan diagnosis dan memberikan obat khusus untuk mengatasi penyakit yang diderita. Obat yang umum diberikan bisa berupa antibiotik, krim antijamur, pereda nyeri, atau obat lainnya tergantung masalah kesehatan yang dialami.

Baca juga artikel terkait MASALAH KEWANITAAN atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Dhita Koesno