tirto.id - Bedak bayi merupakan produk perawatan tubuh yang tidak hanya digunakan oleh balita, tetapi juga orang dewasa. Tidak hanya digunakan untuk wajah dan badan, bedak bayi juga sering digunakan di area vagina.
Tidak sedikit orang yang mengenakan bedak bayi di area vagina atau area genital bayi setelah mengganti popok. Sayangnya, belakangan ini ramai dibicarakan bahwa menggunakan bedak bayi di area vagina bisa memicu kanker.
Kabar ini terkait dengan kasus perusahaan produsen bedak bayi Johnson & Johnson. Perusahaan berbasis di Amerika Serikat ini tengah menghadapi 40.000 tuntutan dari sejumlah firma hukum perwakilan para konsumen.
Dikutip dari The BMJ, Johnson & Johnson dituntut karena bedak bayi yang mereka produksi terbukti mengandung asbes yang menyebabkan kanker ovarium atau mesothelioma. Tuntutan ini telah dilayangkan sejak 2022 dan jumlah tuntutan terus bertambah.
Demi menyelesaikan tuntutan tersebut, Johnson & Johnson bersedia membayar 8,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp132 triliun sebagai biaya kompensasi. Selain itu, Johnson & Johnson resmi menghentikan produksi bedak bayi mengandung talc yang bermasalah sejak tuntutan dilayangkan.
Pakai Bedak Bayi di Vagina Bisa Memicu Kanker
Penggunaan bedak bayi di area vagina memang sering dilakukan oleh sebagian orang. Hal ini karena bedak bayi memiliki kemampuan menyerap kelembapan dengan baik sehingga mengurangi gesekan di sekitar area genital.
Sebagian orang menggunakan bedak bayi di vagina untuk mencegah kulit mengalami ruam-ruam. Sayangnya, tidak semua bedak bayi aman digunakan untuk area vagina.
Dikutip dari American Cancer Society, bedak bayi yang mengandung asbes sama sekali tidak disarankan untuk penggunaan apapun, baik untuk area vagina atau bagian tubuh lainnya.
Asbes adalah zat yang ditemukan dalam endapan talc. Talc atau talcum powder adalah bahan dasar pembuatan bedak bayi dan kosmetik lainnya. Perlu diketahui bahwa tidak semua bedak berbahan talc mengandung asbes.
Beberapa industri kosmetik kini sudah menemukan cara mendeteksi asbes pada talc dan menerapkan prosedur menghindari kontaminasi asbes pada produk kosmetik.
Industri kosmetik yang baik sebisa mungkin menghindari kontaminasi asbes pada produk kosmetik talc mereka. Hal ini karena asbes bisa memicu penyakit kanker.
Penggunaan bedak bayi mengandung asbes faktanya bisa meningkatkan risiko kanker endometrium (rahim). Risiko ini meningkat tajam pada wanita yang sudah mengalami menopause.
Selain itu,masih menurut American Cancer Society, bedak bayi mengandung asbes jika terhirup berisiko dapat menyebabkan kanker perut dan mesothelioma pleura.
Mesothelioma pleura adalah kanker yang mengelilingi lapisan paru-paru. Namun, hal ini efek samping dari paparan asbes pada produk kosmetik masih membutuhkan studi lebih lanjut.
Cara Memilih Bedak Bayi yang Aman
Dikutip dari Healthline, ada banyak penelitian terkait bahaya penggunaan bedak bayi berbahan talc sejak 1970-an.
Oleh karena itu, cara terbaik untuk memilih bedak bayi adalah sebisa mungkin menghindari produk yang mengandung talc. Sebagai gantinya, pilihlah bedak bayi yang mengandung bahan-bahan aman seperti maizena.
Selain itu, alternatif lain adalah dengan tidak mengenakan bedak sama sekali untuk area genital. Alih-alih mengaplikasikan bedak, gunakan minyak atau salep berbahan minyak untuk menghindari ruam.
Sementara, untuk mengurangi kelembaban lebih disarankan rutin mengganti celana dalam daripada mengenakan bedak tabur.
Editor: Yantina Debora