tirto.id - Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), Tokyo Electric Power Company (TEPCO) baru-baru ini mengumumkan akan melakukan pembuangan limbah nuklir ke laut sebanyak lebih dari satu juta ton.
Dilansir BBC, langkah tersebut dilakukan karena daya tampung ruang penyimpanan limbah telah mencapai batasnya.
Langkah tersebut juga telah disetujui oleh pemerintah Jepang pada 2021 lalu, rencananya perilisan limbah akan dilakukan pada musim semi dan musim panas mendatang.
Pihak TEPCO mengklaim bahwa limbah yang mereka akan buang adalah limbah aman yang telah melewati penyaringan, mereka juga sudah mengantongi izin keamanan dari The International Atomic Energy Agency (IAEA).
Menanggapi hal ini, negara-negara tetangga dan nelayan lokal Jepang menentang dengan keras karena mereka menilai pembuangan limbah ke laut akan merusak ekosistem laut, sehingga secara spesifik akan mengurangi kualitas dan kuantitas hasil laut.
“Kami sangat menentang pelepasan itu,” tegas Toshimitsu Konno, Kepala Asosiasi Koperasi Perikanan Futaba Soma di Prefektur Fukushima dikutip Antara News.
“Saya sama sekali tidak percaya pada TEPCO, karena selama ini terlalu banyak informasi yang disembunyikan,” tambahnya.
TEPCO menjelaskan, air limbah telah melewati proses penyaringan isotop radioaktif, tetapi tingkat tritium di atas standar nasional.
Para ahli mengatakan bahwa tritium sangat sulit dihilangkan dari air dan hanya berbahaya bagi manusia dalam dosis besar. Lalu, apa sebenarnya dampak limbah nuklir bagi kesehatan manusia?.
Dampak Limbah Nuklir bagi Kesehatan Manusia
Dilansir situs Zenbird, limbah nuklir mengacu pada produk sampingan dari reaktor nuklir. Salah satu tantangan terbesar pembangkit listrik tenaga nuklir adalah bagaimana mengelola bahan bakar bekas ini setelah listrik dihasilkan.
Bahan bakar nuklir bekas mengandung radioaktif yang berbahaya dan berpotensi melepaskan unsur kimia beracun yang disebut plutonium ke lingkungan.
Faktanya, paparan limbah radioaktif dapat menyebabkan pertumbuhan kanker pada manusia dan kerusakan genetik atau mutasi pada hewan dan tumbuhan.
Oleh karena itu, perubahan-perubahan ini dapat mencegah prokreasi yang berkelanjutan. Selain itu, limbah radioaktif sisa bahan bakar dari reaktor dapat tetap aktif selama ratusan ribu tahun.
Tanpa pengelolaan limbah yang tepat dan efisien, limbah nuklir akan menjadi ancaman besar bagi habitat manusia, hewan, dan tumbuhan.
Laman Cancer.gov juga menjelaskan bahwa pada dosis tinggi, radiasi nuklir dapat menyebabkan kerusakan langsung pada tubuh seseorang, termasuk, pada dosis yang sangat tinggi, penyakit radiasi dan kematian.
Pada dosis yang lebih rendah, radiasi nuklir dapat menyebabkan efek kesehatan seperti penyakit kardiovaskular dan katarak, serta kanker.
Berdampak kanker, terutama karena merusak DNA, yang dapat menyebabkan mutasi gen penyebab kanker.
Anak-anak dan remaja dapat lebih sensitif terhadap efek radiasi nuklir yang menyebabkan kanker daripada orang dewasa karena tubuh mereka masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan.
Selain itu, anak-anak dan remaja biasanya memiliki masa hidup yang lebih lama setelah terpapar radiasi sehingga kanker dapat berkembang.
Editor: Dhita Koesno