tirto.id - Vagina memiliki bau khas dari bakteri yang ada di dalamnya. Meskipun Anda merawat tubuh dan vagina, bisa jadi bau alami vagina Anda berubah atau terlalu menyengat. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor.
Vagina memiliki bau yang alami, dan bau vagina pada tiap perempuan berbeda. Aroma vagina yang sehat dideskripsikan seperti aroma “musk” atau “seperti daging”. Terkadang bau vagina juga dideskripsikan seperti "bau besi" atau "bau asam".
Siklus menstruasi dan hubungan suami istri dapat membuat perubahan aroma selama beberapa hari. Healthline dan SELF merangkum 7 cara yang akan membantu Anda untuk mengatasi dan membersihkan vagina dengan benar.
1. Praktikkan kebersihan
Basuhlah daerah antara kaki Anda. Anda bisa menggunakan kain yang lembut untuk membersihkan kulit mati, keringat, dan kotoran. Anda juga dapat menggunakan sabun yang lembut di bagian luar.
Namun, jangan usapkan sabun di dalam labia yang lebih sensitif, karena akan mengakibatkan iritasi dan rasa terbakar pada daerah tersebut. Mengaliri air ke daerah labia sudah cukup untuk membuatnya bersih. Organ vagina sendiri tidak perlu dibersihkan.
Dokter Lauren Streicher, M. D, seorang profesor kebidanan klinis dan ginekologi di Universitas Northwestern Feinberg mengatakan, "Jangan mencuci vagina Anda dalam kondisi apapun. Cara terbaik untuk membersihkan [vulva Anda] adalah dengan air biasa."
Hindari menggunakan spons kasar karena berpotensi merobek dan melukai kulit alat vital Anda. Bila sampai terluka, infeksi mungkin terjadi.
Jangan gunakan sabun berparfum atau sabun mandi cair. Aroma dan zat kimia yang terkandung di dalamnya dapat mengganggu pH alami vagina Anda. Cukup gunakan air hangat untuk membersihkan vagina.
"Bahaya dari [pembersihan vagina] adalah Anda dapat mengganggu keseimbangan antara bakteri baik dan bakteri jahat,” kata dokter Mary Jane Minkin, M. D., seorang profesor klinis ilmu kebidanan, ginekologi, dan reproduksi di Yale Medical School.
“Mencuci dapat mematikan bakteri Lactobacilli yang menjaga pH vagina Anda tetap asam dan mencegah infeksi,” lanjutnya.
2. Hanya gunakan produk deodoran di luar labia
Jika Anda ingin menggunakan parfum, hanya gunakan di daerah luar labia dan bukan di dekat vagina. Jangan semprotkan ke dalam karena dapat mengganggu zat kimia alami di dalam vagina Anda. Zat kimia vagina yang terganggu dapat menyebabkan masalah.
3. Ganti celana dalam Anda
Gantilah celana dalam Anda secara berkala, setiap hari. Jika biasanya Anda menggunakan celana dalam berbahan satin, sutra, atau polyester, gantilah ke celana dalam berbahan katun.
Katun membuat kulit Anda dapat bernafas dan sangat baik untuk menyerap keringat dan cairan lain dari tubuh Anda. Kelembapan yang berlebihan dapat mengacaukan bakteri alami dan menimbulkan infeksi.
4. Pertimbangkan produk pH
Anda dapat mencoba menggunakan produk yang dijual bebas untuk memulihkan pH alami vagina Anda. Namun, bila Anda telah mencoba dan bau vagina tetap ada atau semakin buruk, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter.
5. Minyak esensial
Beberapa jenis minyak esensial bersifat antimikroba dan antijamur yang dapat mengurangi dan mengeliminasi bakteri. Namun, hanya sedikit penelitian medis yang mendukung perawatan dengan minyak esensial.
Bila Anda ingin menerapkan perawatan ini, hindari mengaplikasikan minyak langsung ke kulit tanpa mengencerkannya dahulu dengan minyak pelarut. Bahkan, ketika telah diencerkan pun, minyak esensial masih dapat mengiritasi area vagina.
Beberapa produk yang dijual bebas memiliki kandungan minyak esensial di dalamnya. Anda dapat menggunakannya hanya jika mendapat rekomendasi untuk penggunaan di daerah alat vital.
6. Berendam dalam cuka
Mandi dengan air hangat atau panas terlalu sering dapat mengganggu pH alami, namun Anda dapat mencoba mandi dengan cuka apel. Tuangkan satu hingga dua cangkir cuka apel ke dalam air hangat dan berendamlah selama 20 menit. Cuka dapat mengurangi bakteri secara alami.
7. Perawatan dengan resep dokter
Perawatan dengan resep dokter dapat membantu menghilangkan penyebab mendasar bau vagina. Jika perawatan rumah atau dengan produk yang dijual bebas tidak memberikan hasil, Anda dapat menemui dokter untuk melakukan perawatan ini.
Penulis: Hana Afifah Nuraini
Editor: Dipna Videlia Putsanra