Menuju konten utama

59 Tewas dan 527 Korban Cedera Akibat Penembakan Las Vegas

Pria bersenjata melepaskan tembakan dari lantai 32 hotel di Las Vegas saat pertunjukan musik yang dihadiri 22.000 orang berlangsung. Setidaknya, 59 orang dilaporkan tewas.

59 Tewas dan 527 Korban Cedera Akibat Penembakan Las Vegas
Petugas kepolisian berkumpul setelah penembakan di sebuah festival musik di Las Vegas, Nevada. (2/10/2017). REUTERS/Las Vegas Sun/Steve Marcus

tirto.id - Sedikitnya 59 orang tewas dan 527 lainnya cedera dalam sebuah penembakan massal di sebuah konser di Las Vegas. Korban yang telah diidentifikasi ini termasuk perawat, pegawai pemerintah daerah, pelajar dan petugas lepas.

Dilaporkan BBC, seorang pria bersenjata Stephen Paddock (64) telah melepaskan tembakan dari lantai 32 Mandalay Bay Hotel ke arah kerumunan penonton sebuah festival musik terbuka di Las Vegas yang dihadiri 22.000 orang.

Paddock kemudian bunuh diri saat polisi menyerbu ruangannya di mana 10 senjata ditemukan.

Dalam sebuah pidato dari Gedung Putih, Presiden Donald Trump menggambarkan serangan itu sebagai "kejahatan murni".

Dia memuji upaya layanan darurat tersebut, dengan mengatakan bahwa "kecepatan ajaib" mereka menyelamatkan nyawa. Trump juga mengumumkan dirinya akan mengunjungi TKP di Las Vegas pada Rabu (4/10/2017).

Pertunjukan terakhir festival musik country Route 91 yang digelar tiga hari sebelumnya berjalan lancar sampai orang bersenjata itu menyerang.

Ribuan orang tengah menikmati pertunjukan oleh penyanyi top Jason Aldean saat ledakan pertama dari baku tembak otomatis terdengar. Ratusan penonton konser bergegas mencari perlindungan, menjatuhkan diri mereka ke tanah.

Mereka lalu bergegas keluar dan membantu orang lain untuk melarikan diri saat Paddock memberondong lokasi itu dari tempat yang paling tinggi dengan tembakan.

"Seorang pria berdarah di sekujur tubuhnya dan saat itulah saya tahu ada yang salah," Mike Thompson dari London, mengatakan kepada BBC. "Orang-orang berlari dan ada kekacauan."

Stephen Paddock adalah warga di kota kecil Mesquite di timur laut Las Vegas. Ia memesan hotel tersebut pada 28 September, kata polisi.

Motifnya untuk melakukan penembakan paling mematikan dalam sejarah AS baru-baru ini tetap menjadi misteri. Beberapa peneliti telah menyebutkan adanya masalah psikologis pada pelaku, namun belum ada konfirmasi mengenai hal ini.

Penyidik tidak menemukan kaitan dengan terorisme internasional, meski ada klaim dari ISIS. Agen Khusus FBI Aaron Rouse mengatakan dalam sebuah konferensi pers: "Kami telah menentukan hal ini tidak ada kaitannya dengan organisasi teroris internasional."

Baca juga artikel terkait LAS VEGAS atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari