Menuju konten utama

3 Film Indonesia Rilis Minggu Ini: Bumi Manusia, Makmum, Perburuan

Tiga film Indonesia akan rilis pada pekan ketiga Agustus 2019

3 Film Indonesia Rilis Minggu Ini: Bumi Manusia, Makmum, Perburuan
Poster Film bumi manusia. Instagram/film.bumimanusia •

tirto.id - Tiga film produksi Indonesia dijadwalkan rilis pekan ini, atau tepatnya pada Kamis (15/8/2019), yaitu Bumi Manusia, Perburuan, dan Makmum. Dua di antaranya, Bumi Manusia dan Perburuan merupakan film adaptasi novel dengan judul yang sama karya Pramoedya Ananta Toer. Simak sinopsis filmnya dalam ulasan di bawah ini.

  • Bumi Manusia
Bumi Manusia merupakan film adaptasi novel karya Pramoedya Ananta Toer dengan judul yang sama. Novel Bumi Manusia merupakan bagian pertama dari tetralogi Buru. Tiga buku lainnya yaitu Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah,dan Rumah Kaca.

Cerita berkisah tentang percintaan antara Minke (Iqbaal Ramadhan) dan Annalies Mellema (Mawar de Jongh) yang juga menjadi pengikat cerita. Dalam perjalanannya, penonton akan melihat Minke, seorang Jawa totok yang dekat dengan kehidupan bangsa kolonial, dalam hal ini keluarga Annalies, yang merupakan blasteran Indonesia-Belanda.

Mellema, ayah Annalies dari Belanda, sementara Nyai Ontosoroh (Sha Ine Febriyanti), ibunya yang seorang gundik asli Jawa. Minke bukanlah nama aslinya. Itu sebuah hinaan yang diucapkan bangsa kolonial. Ada yang beranggapan Minke merupakan plesetan dari kata monkey atau monyet. Nama asli Minke adalah Tirto Adhi Soerjo.

Sebenarnya ayah Minke cukup terpandang. Dia baru saja menjadi bupati. Namun tetap saja, ayah Minke tidak suka kedekatannya dengan Ontosoroh. Kala itu, derajat gundik sama dengan hewan peliharaan. Namun Minke berpandangan lain. Kedekatannya dengan Nyai Ontosoroh membuka pandangannya tentang dunia Eropa.

Nyai Ontosoroh juga cerminan budaya Eropa yang sedang marak saat itu. Berbeda dengan pemikiran Eropa, Nyai Ontosoroh memercikkan api perlawanan terhadap penindasan. Tidak peduli walaupun mereka merupakan Jawa tulen. Perjuangan yang dimulai saat pengadilan akan menggugat status Annalies dari pengasuhan Nyai Ontosoroh.

Film yang dijadwalkan rilis pada 15 Agustus 2019 ini berada dalam arahan Hanung Bramantyo sebagai sutradara, serta Salman Aristo sebagai penulis naskah.

Karena Bumi Manusia menjadi satu bagian dari tetralogi Buru, Hanung juga tertarik untuk memfilmkan tiga buku lanjutannya. Namun Hanung menyatakan, hal tersebut tergantung dari produser dan penonton.

Sebelumnya, beberapa film yang disutradarai Hanung Bramantyo yaitu Benyamin Biang Kerok, Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta, Surga yang Tak Dirindukan 2, Kartini, Seteru, Jomblo, The Gift, Talak 3, Rudi Habibie, dan 2014: Siapa Di Atas Presiden.

  • Perburuan
Perburuan menjadi film kedua yang diangkat dari novel Pram. Cerita berlatar kondisi Indonesia setelah enam bulan kegagalan tentara Pembela Tanah Air (PETA) melawan tentara Jepang. Kekalahan itu membuat Hardo kembali ke kampung halamannya di Blora. Kepulangan dari perang menyisakan beberapa luka di tubuhnya.

Dia tidak bisa lagi berkeliaran dengan bebas. Para tentara Nippon memburu Hardo. Alhasil, mau tidak mau dia harus sembunyi di hutan. Ternyata kepulangannya telah tercium oleh tentara Nippon. Hal yang kemudian semakin membuat kehidupannya tidak tenang.

Menjelang satu hari kemerdakaan, barulah terungkap sebuah rahasia pengkhianatan ayah tunangan Hardo serta Karmin yang merupakan sahabatnya. Terungkap juga perlawanan keras yang dilakukan oleh Dipo dan Kartiman.

Kita akan melihat akar-akar perjuangan bangsa dan menilik kembali makna kemerdekaan, entah suatu bangsa atau individu.

Beberapa pemain yang bergabung di antaranya Adipati Dolken, Ayushita, Ernest Samudera, Khiva Iskak, Michael Kho, Egy Fedly, dan Nobuyuki Suzuki.

Dilansir Antaranews.com, Adipati Dolken sebagai pemeran Hardo sempat merasakan beban dalam berakting. Hal tersebut lantaran takut melakukan kesalahan dalam memerankan karakter ini.

"Saya merasa punya beban kalau nanti ada yang salah saat memainkan peran Hardo. Peran ini sangat tidak mudah dimainkan," ujar Adipati.

Dia juga perlu persiapan lebih untuk menghafalkan naskah yang terdiri dari 13 lembar per adegannya. Dolken juga berlatih seni beladiri Kendo untuk mendalami peran.

Perburuan merupakan film karya Richard Oh dengan Husein M Atmodjo membantu dalam hal penulisan naskah. Film berdurasi 98 menit ini berada dalam naungan yang sama dengan Bumi Manusia, yaitu Falcon Pictures.

Selain film ini, Richard Oh merupakan sutradara Koper (2006), Melancholy is a Movement (2015), Terpana (2016) dan Love is a Bird (2018).

Selain sutradara, dia juga beberapa kali menjadi aktor. Beberapa film yang pernah dia perankan di antaranya Sebelum Pagi Terulang Kembali (2014), Tiga Dara (2015), Sundul Gan: The Story of Kaskus (2016), My Stupid Boss (2016), Mooncake Story (2017), 27 Steps of May (2018), Yowes Ben (2018), Pai Kau (2018), dan Yowes Ben 2 (2019).

  • Makmum
Makmum merupakan film horor layar lebar adaptasi film pendek pemenang penghargaan karya Riza Pahlevi.

Rini (Titi Kamal) akhirnya menyutujui ajakan Ibu Kinanti (Jajang C. Noer) untuk kembali ke asrama yang pernah dia tempati dahulu. Saat ini dia juga akan mengelola asrama. Permintaan Ibu Kinanti bukan tanpa alasan. Akhir-akhir ini, dia mulai sakit-sakitan dan memerlukan bantuan.

Sebelum Rini datang, asrama dipimpin oleh Rosa (Reny Yuliana), perempuan berhati dingin dan keras. Saat masa liburan, tiga anak, Nurul (Tissa Biani), Putri (Adila Fitri), dan Nisa (Bianca Hello), tidak diizinkan pulang lantaran nilai mereka jelek.

Saat berada di asrama, mereka bertiga sering mengeluh bahwa ada teror dari makhluk ghaib, terutama saat sedang salat. Ada semacam “makmum” gaib atau makhluk yang mengikuti salat dibelakang kita.

Saat Rini tiba dan bertemu ketiga anak asrama, dia menyadari ada sesuatu yang memang tidak beres di dalam asrama ini, sesuatu yang menyangkut dendam di masa lalu. Rini berusaha membantu ketiga anak tersebut. Sayangnya, dia tidak tahu bahwa nyawanya sendiri pun terancam.

Dilansir Antaranews.com, film Makmum versi film pendek telah tayang di beberapa festival seperti Hellofest, PopCon Award, Jogja Netpac Asian Film Festival dan The Crappy International Movie di Suece, Spanyol.

Dalam penggarapan film pendeknya, Riza Pahlevi menyadari kemungkinan akan menimbulkan pro-kontra apabila menggabungkan dunia horor dan religius. Untuk mempersiapkannya, dia melakukan riset ke para tokoh agama.

“Benar-benar belajar tentang salat tahajud dan segala macam lebih dalam lagi agar tidak salah dan meleset,” kata Pahlevi.

Setelah proses pengambilan gambar selesai sekitar tahun 2015, film tersebut diunggah di akun youtube. Awalnya Pahlevi sempat ragu untuk membuat film pendek Makmum menjadi proyek layar lebar.

“Kami bertahun-tahun tidak menemukan formula yang tepat, bagaimana membuat cerita panjangnya,” kata Pahlevi yang membuat film pendek Makmum berdurasi sekitar tujuh menit. “Walau sempat ragu-ragu, kita beranikan diri untuk ambil proyek film layar lebarnya.”

Makmum juga merupakan film horor pertama Titi Kamal. Dia merasa karakter dalam film ini berbeda dengan peran yang biasa dia mainkan sebelumnya seperti fun dan happy. “Sangat deg-degan dan sangat exited,” kata Titi Kamal.

Makmum merupakan karya sutradara Hadrah Daeng Ratu dan penulis naskah Alim Sudio, Riza Pahlevi, dan Vidya Talisa Ariestya. Film berdurasi 95 menit ini berada dalam naungan studio produksi Blue Water Films dan Dee Company.

Sebelum film ini, Hadrah Daeng Ratu merupakan sutradara Sabotase (2009), Heart Beat (2015), Super Didi (2016), Mars Met Venus (Part Cowo) (2017), Mars Met Venus (Part Cewe) (2017), Jaga Pocong (2018) dan #Malam Jumat The Movie (2019).

Baca juga artikel terkait FILM INDONESIA atau tulisan lainnya dari Sirojul Khafid

tirto.id - Film
Kontributor: Sirojul Khafid
Penulis: Sirojul Khafid
Editor: Dipna Videlia Putsanra