Menuju konten utama

3 Alasan Psikologis Terlalu Sering Cek Handphone Bisa Bikin Stres

Ketahui 3 alasan psikologis mengapa seseorang bisa stres akibat kencanduan mengecek ponsel. 

3 Alasan Psikologis Terlalu Sering Cek Handphone Bisa Bikin Stres
Ilustrasi bermain gawai. tirto/tf subarkah

tirto.id - Dalam kepala seseorang, rata-rata handphone atau smartphone sudah melekat begitu kuat hingga menimbulkan ketergantungan yang bisa saja menyebabkan stres. Lantas, apa alasan psikologis yang relevan untuk menjawab stres akibat handphone ini?

Menurut situs Men’s Health, 8 dari 10 orang di Amerika Serikat telah terikat dengan handphone dan gawai mereka.

Bahkan, keterikatan ini bukan hanya berlangsung ketika seseorang sendirian. Namun, juga di saat mereka sedang melakukan aktivitas bersama dengan orang lain.

Dilansir dari laman Very Well Mind, kenyataan yang tidak sopan dengan mengecek handphone ketika keluar rumah, makan, dan berjalan di kehidupan nyata masih sering dilakukan oleh orang-orang hingga menjadi sebuah kebiasaan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan American Psychological Association (APA), 86 persen orang Amerika telah mengatakan, mereka secara konsisten terus-menerus memeriksa HP mereka. Tujuannya adalah melihat E-mail, SMS, serta akun-akun media sosial yang digunakan oleh mereka.

Selain itu, APA menemukan fakta bahwa penelitian yang telah dilakukannya mengungkapkan, penggunaan handphone berlebihan berpotensi lebih tinggi meyebabkan stres dibanding orang yang jarang menggunakannya.

Berikut ini alasan psikologis mengapa cek Handphone bisa bikin stres.

Adanya konflik saat diskusi Politik dan Budaya di Media sosial

Di Amerika, terdapat 42 persen orang yang melaporkan tentang stres yang dipengaruhi oleh debat politik dan perbedaan pendapat budaya yang berlangsung di media sosial.

Berdasarkan pandangan psikologis, tentu sebuah konflik dapat mengakibatkan seseorang menjadi stres.

Pengalaman beradu argument ini secara tidak sadar membawa seseorang ke tingkat pemikir dengan tahap lebih tinggi sehingga mereka bisa mengalami stres.

Merasa terputus dari sekitar

Nyatanya, keseringan mengecek handphone dapat membuat seseorang terputus dari dunia yang sebenarnya ada.

Dari seluruh orang yang diteliti oleh APA, terdapat 44 persen orang yang suka mengecek HP dan merasa terputus dari keluarga serta teman-teman mereka meskipun sedang berada di antaranya.

Mereka yang suka melihat perangkatnya secara konsisten merasa ketersediaan sosial media dari HP-nya telah membantu mereka terkoneksi. Akhirnya, mereka hanya duduk sendiri di pojok sebuah ruangan dan tidak menyatu dengan orang lain yang ada di tempat tersebut.

Tindakan ini akan menimbulkan perasaan kesepian yang bisa memunculkan dampak buruk pada kesehatan fisik dan kebahagiaan batin atau kesehatan mental.

Ada manfaat yang dirasakan ketika menggunakan Handphone

Selain kebiasaan membuka ulang E-mail dan seluruh media sosial, perasaan kebermanfaatan dari perangkat tersebut juga menjadi alasannya. Nyatanya, terdapat 36 persen orang yang tidak mendukung untuk pemberhentian kebiasaan ini.

Mereka yang bertahan pada argumen ini mengungkapkan, media sosial yang diakses melalui smartphone mereka telah berhasil membuat mereka berkembang dengan caranya sendiri.

Padahal, kita telah mengetahui, 48 persen dari mereka telah menyadari efek negatif dari penggunaannya.

Baca juga artikel terkait CANDU GAWAI atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yandri Daniel Damaledo