tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 230 rumah terendam banjir akibat cuaca ekstrim di Kota Malang, Jawa Timur.
Hujan mengguyur dengan intensitas tinggi disertai angin kencang di kota Malang sejak pukul 13.15 WIB Selasa (19/10/2021). Akibat hujan lebat, pada pukul 14.45 WIB pun terjadi banjir di beberapa titik. Wilayah terdampak di Kecamatan Blimbing meliputi kelurahan Blimbing, Kelurahan Purwantoro, dan Kelurahan Bunulreko.
"Berdasarkan data BPBD Kota Malang menyebutkan kerugian materil kurang lebih 230 unit rumah terendam banjir, dan sebanyak 230 kepala keluarga terdampak," kata Abdul Muhari, Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB melalui keterangan tertulisnya, Kamis (21/10/2021).
Muhari menuturkan akibat banjir yang melanda, lalu lintas di beberapa titik di Kota Malang terjadi kemacetan. Beberapa Kendaraan yang melintas mengalami mogok, sedangkan material lumpur masuk ke tempat usaha dan rumah warga.
"Kondisi terkini banjir saat ini sudah surut," ucapnya.
Untuk upaya Penanggulangan Bencana, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kota Malang melakukan assesment terkait kerusakan, kerugian dan sumber daya yang terdampak di lokasi kejadian serta pembersihan material atau sampah sisa banjir.
Analisis dari Inarisk, Kota Malang memiliki potensi risiko banjir dengan kategori sedang tinggi. Wilayah tersebut mencakup kecamatan Kedung Kandang, Kecamatan Sukun, Kecamatan Klojen, Kecamatan Blimbing, dan kecamatan Lowokwaru.
BPBD Provinsi Jawa Timur telah mengeluarkan peringatan dini potensi hujan tersebut kepada BPBD setempat agar masyarakat waspada ancaman bencana hydrometeorologi.
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada 19-20 Oktober, potensi hujan lebat untuk dampak Banjir/Bandang dapat terjadi di wilayah Provinsi Jawa Timur dengan status waspada. Sedangkan prakiraan cuaca pada Kamis (21/10/2021) didominasi cerah berawan dan hujan ringan.
Memasuki musim penghujan, masyarakat diimbau untuk tetap waspada bahaya banjir saat hujan dengan intensitas sangat tinggi selama lebih dari satu jam.
"Upaya antisipasi seperti optimalisasi dan pembersihan saluran air perlu dilakukan dan pemangkasan ranting-ranting pohon yang berpotensi patah saat hujan yang disertai angin kencang," kata Abdul.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Gilang Ramadhan