Menuju konten utama
Mitos dan Penjelasannya

18 Mitos Tentang Kucing dan Fakta yang Perlu Dipahami

Mitos tentang kucing yang beredar di masyarakat di antaranya mitos memelihara kucing hitam, mitos bulu kucing, mitos kucing kembang telon, dan lain-lain.

18 Mitos Tentang Kucing dan Fakta yang Perlu Dipahami
Ilustrasi Kucing. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Ada beberapa mitos tentang kucing yang beredar di masyarakat. Selayaknya sebuah mitos, mitos tentang kucing yang beredar memang berlawanan dengan fakta yang ada.

Kucing merupakan mamalia karnivora kecil yang banyak didomestikasi menjadi hewan peliharaan. Menurut Alley Cat Allies, sejarah telah mencatat bahwa kucing memang memiliki hubungan unik dengan manusia sejak 10.000 hingga 12.000 tahun yang lalu.

Hampir semua kebudayaan punya sejarah penting terkait kucing, termasuk peradaban-peradaban besar seperti Mesir. Oleh karena itu, tidak heran jika ada banyak mitos tentang kucing yang dulunya sempat dipercayai manusia sebagai fakta.

Lantas, apa saja mitos tentang kucing yang populer di masyarakat?

Beberapa contoh mitos tentang kucing yang paling terkenal adalah mitos kucing punya sembilan nyawa, mitos kucing hitam membawa sial, hingga mitos bulu kucing menandakan sifatnya. Ketiga mitos ini menyebar di berbagai belahan dunia.

Ada juga beberapa mitos tentang kucing yang berkembang di Indonesia. Sebagai contoh, mitos memelihara kucing susah hamil, mitos kucing kembang telon, hingga mitos orang mati dilangkahi kucing bisa hidup lagi

Mitos-mitos ini telah beredar masyarakat selama ribuan tahun dan tentu tidak terbukti secara ilmiah.

18 Mitos Tentang Kucing yang Populer di Masyarakat

Mitos-mitos tentang kucing yang populer di masyarakat tidak terbatas. Namun, 18 mitos kucing di antaranya cukup populer dan diketahui banyak orang.

Sebagai contoh, mitos tentang kucing yang paling populer, yaitu kucing punya sembilan nyawa. Dikutip dari Hills Pet, mitos tersebut berbunyi "seekor kucing punya sembilan nyawa, tiga untuk bermain, tiga untuk dia tersesat, dan tiga untuk dia bertahan."

Selain itu, ada juga dua mitos kucing kembang telon yang beredar di Indonesia. Adapun yang dimaksud dengan kucing kembang telon adalah kucing belang tiga.

Namun, apa keistimewaan kucing kembang telon? Seperti yang disebutkan sebelumnya, keistimewaan kucing kembang telon adalah dari segi tampilan bulu.

Memperoleh bulu dengan tiga warna berbeda dalam satu tubuh cukup sulit dilakukan. Oleh karena itu, kucing belang tiga bisa dibilang cukup langka dan ada yang dijual mahal.

Di Indonesia, mitos kucing kembang telon dianggap memiliki sifat yang agresif atau nakal. Namun, mitos lainnya justru menyebut kucing kembang telon dianggap membawa rezeki.

Berikut ini Tirto menghimpun 18 mitos tentang kucing yang populer di Masyarakat:

    1. Mitos kucing punya sembilan nyawa
    2. Mitos memelihara kucing hitam membawa sial
    3. Mitos semua kucing takut air
    4. Mitos kucing kembang telon agresif dan nakal
    5. Mitos memelihara kucing dapat membawa rezeki
    6. Mitos memelihara kucing menyebabkan susah hamil
    7. Mitos mata kucing bisa melihat jelas di kegelapan
    8. Mitos kucing menyukai susu
    9. Mitos kucing hewan yang individual
    10. Mitos kucing jadi gemuk setelah disteril
    11. Mitos kumis kucing adalah alat keseimbangannya
    12. Mitos bulu kucing oranye menandakan kucing usil dan nakal
    13. Mitos kucing takut dengan timun
    14. Mitos kucing bisa jadi vegetarian
    15. Mitos orang mati yang dilangkahi kucing bisa hidup kembali
    16. Mitos kucing tidur di kasur pengantin maka pasangan akan segera punya anak
    17. Mitos kucing lama menatap dinding karena melihat arwah atau hantu
    18. Mitos kucing selalu bermusuhan dengan anjing

    Fakta Tentang Kucing yang Perlu Dipahami

    Ilustrasi Kucing

    Ilustrasi Kucing. FOTO/iStockphoto

    Di samping banyaknya mitos soal kucing tentu ada fakta yang perlu dipahami. Beberapa fakta tentang kucing ini berkaitan dengan penjelasan ilmiah dan fakta unik kucing.

    Berikut daftar fakta tentang kucing yang perlu dipahami:

    1. Kucing tidak punya sembilan nyawa

    Anggapan bahwa kucing punya sembilan nyawa tentunya hanyalah mitos. Dikutip dari News Week, mitos kucing punya sembilan nyawa ini beredar karena fisik kucing yang lentur.

    Hal ini karena susunan tulang dan otot kucing sangatlah fleksibel. Kondisi fisik yang fleksibel ini memungkinkan kucing tetap selamat meskipun terlempar atau jatuh dari tempat tinggi.

    Padahal terlempar atau jatuh dari tempat tinggi dapat berakibat fatal pada jenis mamalia lainnya.

    2. Sifat kucing berdasarkan bulu cenderung stereotip

    Mitos kucing kembang telonagresif, kucing oranye usil, atau kucing putih bersahabat tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Kendati demikian, warna kucing dikaitkan dengan genetik yang juga mencakup perilaku.

    Oleh karena itu, warna kucing dan sifatnya dicurigai para peneliti masih berhubungan. Mengingat sejauh ini kecurigaanitu belum bisa dibuktikan secara ilmiah, anggapan soal sifat kucing berdasarkan warna bulu masih sekadar pandangan stereotip masyarakat.

    Menurut survei yang dirilis di jurnal Animals (2022) b anyak pemelihara kucing setuju bahwa kucing abu-abu yang paling agresif.

    Sementara itu, kucing oranye atau emas menempati peringkat tertinggi sebagai kucing paling ramah. Sayangnya, pada survei lainnya ditemukan justru kucing oranye yang paling agresif.

    Dikutip Cornell University, hal yang secara pasti memengaruhi sifat kucing adalah genetik dan stimulus. Beberapa kucing terlahir dengan sifat agresif misalnya kucing siam, kucing bengal, dan sphynx.

    Sementara, faktor stimulus juga memengaruhi sifat kucing. Sebagai contoh kucing disentuh sembarangan sehingga menjadi agresif. Contoh lain, seekor kucing baru tinggal di tempat asing dan belum beradaptasi dengan baik sehingga terus bersembunyi.

    3. Kucing tidak menyebabkan keberuntungan atau kesialan

    Banyak orang percaya dengan mitos kucing hitam membawa kesialan atau mitos kucing kembang telon membawa rezeki.

    Padahal dikutip dari Blue Cross, kucing tidak dapat memengaruhi keberuntungan atau kesialan seseorang. Anggapan bahwa kucing hitam sial berkembang pada zaman Eropa kuno.

    Dulunya, kucing hitam dikaitkan dengan peliharaan kesukaan penyihir atau iblis. Bahkan di Barat, pada tahun 1600-an masyarakat memburu kucing dan menggantung jasad-jasad mereka di jalanan karena dianggap membawa sial.

    Padahal tindakan semacam itu memicu peningkatan populasi tikus yang menyebabkan penyakit berbahaya, seperti pes yang memicu kematian miliaran orang di Eropa.

    Di sisi lain, memelihara kucing jenis tertentu dinilai membawa keberuntungan dari pada jenis kucing yang lain juga tidak bisa dibuktikan.

    4. Kucing tidak memengaruhi kehamilan seseorang

    Beberapa orang masih percaya soal mitos memelihara kucing menyebabkan susah hamil atau mitos kucing tidur di kasur pengantin adalah pertanda pasangan akan segera punya anak.

    Faktanya, memelihara kucing yang sehat tidak memengaruhi kesuburan atau kehamilan seseorang. Namun, ada kasus di mana kucing yang sakit bisa memengaruhi fertilitas seseorang dan kesehatan janin saat hamil.

    Hal ini karena kucing menjadi salah satu hewan yang bisa terinfeksi toksoplasma. Infeksi toksoplasma bisa terjadi pada kucing liar atau kucing domestik yang dibebaskan untuk makan hewan liar seperti tikus, burung, atau tupai.

    Dikutip dari KidsHealth, parasit toksoplasma bisa menyebar lewat kotoran kucing yang sakit dan dapat menginfeksi manusia. Jika infeksi terjadi pada ibu hamil, maka dapat membahayakan keselamatan bayi dan memicu keguguran.

    Infeksi toksoplasma ini juga dipercaya dapat memengaruhi fertilitas seseorang. Kendati demikian, toksoplasma hanya menyebar lewat kucing yang sakit, bukan semua kucing.

    Selain itu, parasit ini juga bisa menyebar lewat konsumsi daging kurang matang, minum susu yang belum dipasteurisasi, hingga minum air yang terkontaminasi parasit tokso.

    5. Mata kucing tidak tajam saat di kegelapan

    Anggapan bahwa kucing bisa melihat dengan baik di kegelapan adalah mitos. Faktanya, mirip seperti manusia, mata kucing juga tidak bekerja dengan maksimal saat kegelapan dari pada saat terang.

    Bedanya, kucing adalah hewan yang lebih mudah beradaptasi. Selain itu, masih menurut Blue Cross, mata kucing bisa menangkap lebih banyak cahaya dari pada manusia.

    Hal ini karena kornea mata kucing jauh lebih tipis dan irisnya terbuka lebih lebar daripada manusia.

    Hal inilah yang memungkinkan mereka bisa menangkap cahaya lebih banyak di kegelapan. Alasan ini pula yang menyebabkan mata kucing bercahaya saat cuaca gelap.

    6. Kucing juga memiliki sifat bersahabat

    Mitos kucing selalu bermusuhan dengan anjing dan mitos bahwa kucing adalah hewan individual jelas salah.

    Kucing juga memiliki sifat bersahabat dan bisa berinteraksi baik dengan mamalia lain selain kucing, seperti anjing.

    Mitos tersebut muncul dari pandangan stereotip masyarakat yang beredar lewat berbagai konten hiburan seperti film, buku, kartun, komik, dan lainnya.

    Faktanya, ada banyak jenis peranakan kucing yang sangat bersahabat, seperi maine coon, persia, siam, dan scottish fold.

    7. Kucing adalah hewan karnivora bukan omnivora

    Fakta kucing adalah hewan karnivora tentu mematahkan mitos bahwa kucing bisa hidup dengan hanya makan tumbuhan atau diet vegetarian.

    Menurut The American Society for the Prevention of Cruelty to Animals (ASPACA) hal ini karena kucing membutuhkan taurin.

    Taurin adalah asam amino yang hanya ditemukan pada sumber hewani seperti daging. Taurin tidak bisa diperoleh lewat produk makanan tumbuhan.

    Tanpa asupan taurin dari daging, kucing rentan mengalami malnutrisi dan sakit.

    8. Kumis kucing tidak memengaruhi keseimbangannya

    Banyak orang percaya bahwa kumis kucing memengaruhi saraf keseimbangan kucing. Oleh karena itu, akan sangat berbahaya jika kumis kucing terpotong atau rontok.

    Padahal kumis kucing memiliki sifat yang sama seperti tanduk binatang mamalia lainnya yang tidak terhubung dengan saraf keseimbangannya.

    Namun, kumis kucing tetap tidak boleh dipotong karena khawatir menyebabkan kucing menjadi stres, trauma, dan kehilangan semangat.

    9. Kucing menatap dinding lama bisa mengindikasikan penyakit

    Ada mitos tentang kucing yang menyebut bahwa jika kucing menatap dinding lama berarti ia sedang melihat arwah atau hantu.

    Namun, fakta terkait hantu masih belum bisa dibuktikan secara ilmiah meskipun banyak yang percaya soal keberadaannya.

    Di samping itu, jika kucing terlalu sering menatap lama ke dinding atau area lainnya yang kosong justru perlu menjadi perhatian pemilik.

    Dikutip dari Rover, perilaku semacam ini dapat mengindikasikan penyakit tertentu seperti sindrom hyperesthesia hingga tumor otak.

    Kendati demikian, perilaku kucing menatap lama ke dinding atau area kosong lainnya secara umum tidaklah berbahaya.

    Ini bisa terjadi karena indera penciuman pendengaran, dan pengelihatan kucing cenderung lebih sensitif terhadap gerakan.

    Mereka juga tergolong sebagai makhluk yang penasaran dan sangat fokus dengan mangsanya. Oleh karena itu, mereka mungkin tidak sengaja melihat hewan-hewan kecil yang berlalu cepat seperti cicak atau serangga dan ingin fokus memburu mereka.

    10. Tidak semua kucing takut dengan timun

    Belakangan ini media sosial diramaikan dengan tren prank kucing menggunakan mentimun. Akibat merebaknya tren ini, timbul mitos kucing takut timun.

    Faktanya tidak demikian. Dikutip dari Hill's Pet, kucing pada dasarnya bukan takut dengan timun, melainkan takut dikagetkan dengan benda yang tidak biasa seperti timun.

    Jika dilihat dari sudut pandang kucing, timun memiliki ukuran dan bentuk seperti hewan lain atau predator, seperti tikus dan ular.

    Keberadaan timun yang dengan sengaja diletakkan di belakang kucing tentu membuatnya kaget. Ini mirip seperti respons terkejut pada manusia.

    Namun, tidak dipungkiri bahwa ada beberapa kucing yang tidak menyukai timun karena aroma dan teksturnya. Respons ketidaksukaan kucing pada timun juga sering disalahartikan sebagai manusia sebagai perilaku 'takut.'

    11. Tidak semua kucing takut air

    Banyak orang percaya bahwa musuh terbesar kucing adalah air. Padahal, pendapat tersebut hanyalah mitos. Faktanya, tidak semua kucing takut air.

    Dikutip dari Britannica beberapa ras kucing yang lebih nyaman berinteraksi dengan air di antaranya adalah maine coon, bengal, dan turkish van. Selain itu kucing-kucing yang sudah dilatih sejak kecil mengenal air juga cenderung tidak lebih agresif terhadap air.

    Di sisi lain, ada alasan mengapa banyak kucing takut air. Hal ini karena bulu-bulu mereka yang cenderung susah kering jika terkena air. Bulu-bulu yang basah ini mengurangi kelincahan mereka karena menyebabkan tubuhnya menjadi lebih berat.

    Selain itu, air juga diasosiasikan dengan tindakan pengusiran. Faktanya, banyak orang menggunakan penyemprot air untuk mengusir kucing sehingga mereka menjauh atau menghindar.

    Respons menghindar juga dilakukan oleh manusia dan jenis mamalia lainnya jika mereka disiram air.

    12. Prosedur steril tidak menyebabkan gemuk

    Banyak yang percaya bahwa prosedur steril pada kucing menyebabkan mereka menjadi gemuk. Namun, anggapan ini tidak sepenuhnya benar meskipun berkaitan.

    Masih menurut Hill's Pet, hal yang menyebabkan kucing gemuk bukanlah tindakan steril atau kebiri, melainkan peningkatan kalori dan penurunan aktivitas kucing.

    Kucing yang disteril memang cenderung lebih malas beraktivitas karena perubahan fisik dan hormonal. Di sisi lain, konsumsi makanannya tetap bahkan meningkat.

    Hal inilah yang menyebabkan mereka bertambah gemuk. Namun, hal ini bisa diatasi dengan menjaga diet kucing dengan baik. Umumnya, dokter hewan akan memberikan rekomendasi jenis makanan pada kucing setelah prosedur steril.

    13. Banyak kucing yang memiliki intoleransi laktosa

    Mitos tentang kucing lainnya yang populer adalah semua kucing suka susu. Lagi-lagi mitos ini muncul berkat pandangan stereotip kucing di konten hiburan, seperti film, film kartun, dan komik.

    Faktanya, tidak semua kucing menyukai susu. Bahkan, ada juga kucing yang mengembangkan alergi susu atau intoleransi laktosa.

    Sama seperti manusia, intoleransi laktosa pada kucing terjadi karena tubuh mereka tidak bisa memproduksi enzim yang diperlukan untuk mencerna susu. Kucing yang intoleransi laktosa dapat mengalami masalah pencernaan jika diberi susu.

    Oleh karena itu, penting bagi pemilik kucing mencari tahu kondisi peliharaannya sebelum memberikan susu.

    Baca juga artikel terkait NEW TIMELESS atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

    tirto.id - Gaya hidup
    Penulis: Yonada Nancy
    Editor: Dhita Koesno