Menuju konten utama

Bagaimana Cara Merawat Anak Kucing Tanpa Induk?

Jika memelihara anak kucing baru lahir yang tak ada induknya, maka perawatannya harus mendekati cara induk kucing merawat anaknya di awal kelahiran.

Bagaimana Cara Merawat Anak Kucing Tanpa Induk?
Ilustrasi kucing sedih. Istockphoto/Getty Images

tirto.id - Tidak semua anak kucing lahir dan hidup bersama induknya. Bisa jadi induk kucing mati saat melahirkannya, atau anak kucing itu ditelantarkan. Pada situasi seperti ini, anak kucing baru lahir memerlukan perhatian khusus agar dirinya tidak sampai mati.

Jika seseorang memutuskan memungut anak kucing tersebut untuk dipelihara, maka dirinya mesti memposisikan diri sebagai pengganti sang induk. Anak kucing ini perlu dipantau kondisinya sepanjang waktu. Apabila diperlukan, anak kucing perlu dibawa ke dokter hewan untuk memastikan kesehatannya dan mendapatkan saran mengenai susu pengganti yang diperlukan, hingga rencana perawatannya.

Dikutip dari Cuteness, perawatan anak kucing di awal kelahirannya berbeda ketika dirinya mulai beranjak besar. Ibarat manusia yang merawat bayi kecilnya, anak kucing juga memiliki sisi unik tersendiri dalam perawatannya. Berikut berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam merawat anak kucing:

1. Lingkungan dan tempat tinggal

Anak kucing yag baru lahir harus ditempatkan pada kondisi hangat. Jika masih ada saudara dan ibunya, anak kucing harus didekatkan pada mereka. Namun, apabila terlantar sendirian maka perlu dibuat tempat tidur hangat yang bebas dari angin dingin.

Cara membuat tempat tidur hangat salah satunya dengan menggunakan bantal pemanas atau menempatkan botol berisi air panas di dekat anak kucing. Awasi jangan sampai benda panas tersebut terkena langsung ke tubuhnya. Anak kucing memerlukan lingkungan hangat hingga usia 4-6 minggu.

2. Susu pengganti

Makanan terbaik bagi anak kucing yang baru lahir adalah susu alami dari induknya. Bahkan, susu sapi pun tidak dianjurkan diberikan padanya karena bisa menyebabkan masalah pada pencernaannya. Sebagai gantinya, anak kucing ini perlu diberikan susu yang memang dirancang khusus untuk seusianya.

Pemberian susu formula khusus kucing mesti dalam kondisi hangat. Saat memberikan posisikan perut anak kucing seolah sedang menyusu pada induknya agar susu benar-benar masuk ke perut. Mereka dapat menyusu 1-2 jam sekali, dan di usia 3-4 minggu bisa makan 4-6 kali sehari.

3. Penyapihan

Anak kucing yang beranjang dewasa perlu disapih. Masa penyapihan yang ideal di kisaran usia 3-4 minggu. Perhatian anak kucing pada susu dapat dialihkan dengan menambahkan campuran makanan kucing kalengan atau kering pada menu makannya

Anak kucing sudah bisa diberikan makanan padat ketika berusia 6-7 minggu. Mereka sudah bisa bertahan tanpa perlu diberikan susu formula.

4. Latihan buang air

Anak kucing baru bisa diajari untuk buang air pada tempat saat usia 2-3 minggu. Sebelum dirinya benar-benar bisa menempatkan diri, pengasuhnya dapat menstimulasi dengan menggosok hati-hati area anal dan genital memakai handuk hangat atau kain kasa.

Stimulasi ini bisa dilakukan usai anak kucing menyusu. Ketika sudah usia 4 pekan, dia sudah bisa membiasakan diri buang air pada kotak pasir seusai makan.

5. Bersihkan tubuh anak kucing dan kendalikan kutu

Tubuh anak kucing perlu di-lap seluruh tubuhnya memakai kain yang hampir tidak lembab. Hal ini menjaga tubuhnya tetap bersih, sekaligus sebagai bentuk perhatian untuknya. Dikutip dari Kitten Rescue, mandi dapat pula menjaga anak kucing dari kutu yang dapat mengganggu kesehatannya, seperti memicu anemia.

6. Perhatikan berat badan

Berat badan anak kucing setidaknya harus bertambah ons per pekan. Lakukan penimbangan setiap haris di jam yang sama. Jika beratnya mendadak turun banyak dalam 2 jam, maka perlu segera diperiksakan ke dokter hewan untuk mencari penyebabnya.

Baca juga artikel terkait CARA MERAWAT ANAK KUCING atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Nur Hidayah Perwitasari