Menuju konten utama

12 Perusahaan Otobus Jadi Angkutan Antarmoda Bandara Kertajati

Kemenhub optimistis keberadaan tol Cisumdawu mempercepat jarak dan waktu perjalanan angkutan antarmoda dari dan ke Bandara Kertajati.

12 Perusahaan Otobus Jadi Angkutan Antarmoda Bandara Kertajati
Ruang area check-in pesawat di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Ditjen Perhubungan Darat menyiapkan 12 perusahaan otobus (PO) sebagai angkutan antarmoda dari dan ke Bandara Kertajati, Jawa Barat.

“Saat ini telah disiapkan angkutan antarmoda dengan 12 perusahaan otobus (PO), yaitu sebanyak 108 kendaraan dan total kapasitas mencapai 2.300 kursi,” kata Plh Direktur Angkutan Jalan Iman Sukandar dikutip melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (16/9/2023).

Iman menuturkan dengan telah beroperasinya tol Cisumdawu, angkutan antarmoda Bandara Kertajati memiliki beberapa keunggulan yaitu lebih dekat, lebih cepat, dan lebih murah jika dibandingkan perjalanan dari Bandung ke Bandara Soekarno Hatta Cengkareng atau Halim Jakarta.

"Operator angkutan antarmoda siap memberikan promosi tarif pada awal pemindahan Bandara BDO ke KJT yaitu pada Oktober s.d Desember 2023," terangnya.

Menurut Iman, ada beberapa angkutan antarmoda yang tersedia diantaranya, bus Damri dan sejumlah perusahaan bus dan travel swasta, dan taksi.

Angkutan ini menurut Iman, melayani perjalanan dari dan ke Kertajati menuju Bandung, Cirebon, Kuningan, Tasikmalaya, Ciamis, Karawang, Majalengka, Cimahi, Purwakarta, Subang, Banjar, Pangandaran, Jatinangor, Sumedang, dan Indramayu.

Terkait besaran tarif yang ditawarkan rata-rata sebesar 20 persen. Misalnya, Tarif bus Damri dari Bandung ke Bandara Kertajati harga normalnya Rp100 ribu menjadi Rp80 ribu dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam. Sedangkan untuk taksi Blue Bird akan memberikan diskon hingga Rp50 ribu dari total tarif berdasarkan jarak yang ditempuh.

Untuk diketahui, pengalihan penerbangan berjadwal dalam negeri dari Bandara Internasional Husein Sastranegara (BDO) ke Bandara Kertajati (KJT) mulai efektif pada Minggu (29/10/2023).

Direktur Angkutan Udara Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Putu Eka Cahyadi mengatakan, tujuh rute penerbangan dalam negeri yang akan mulai beroperasi adalah Balikpapan, Banjarmasin, Batam, Denpasar, Makassar, Medan, dan Palembang.

"Yang paling banyak itu destinasi tujuan Denpasar," ucapnya saat ditemui di Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Jumat (15/9/2023).

Lebih lanjut, ia menguraikan bahwa rute penerbangan dalam negeri yang dialihkan ke Bandara Kertajati adalah rute yang saat ini dilayani dengan pesawat jet oleh maskapai PT Citilink Indonesia, PT AirAsia Indonesia, dan PT Super Air Jet.

Putu juga menjelaskan kegunaan Bandara Kertajati dan Bandara Husein Sastranegara. Bandara Kertajati digunakan untuk melayani angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri dengan pesawat jet, angkutan udara niaga berjadwal luar negeri, angkutan udara niaga tidak berjadwal dalam dan luar negeri, serta angkutan udara bukan niaga dalam dan luar negeri.

Sementara, Bandara Husein Sastranegara akan digunakan untuk melayani angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri intra Pulau Jawa, angkutan udara niaga tidak berjadwal dalam negeri, dan angkutan udara bukan niaga dalam negeri.

"Untuk menjaga keberlangsungan penerbangan di Kertajati, maka rute penerbangan berjadwal dari Bandara internasional Husein Sastranegara hanya diperbolehkan untuk konektivitas intra pulau Jawa menggunakan pesawat propeller," ujarnya.

Dirinya mengungkapkan, rute penerbangan berjadwal luar negeri yang saat ini sudah beroperasi di Bandara Kertajati adalah tujuan Kuala Lumpur.

"Tujuan Kuala Lumpur sudah beroperasi sejak pertengahan Mei 2023 dengan frekuensi dua kali per minggu dan berpotensi menjadi empat kali per minggu mulai pertengahan Oktober 2023," jelasnya.

Baca juga artikel terkait BANDARA KERTAJATI atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Bayu Septianto