Menuju konten utama

12 November Diperingati Sebagai Hari Ayah & Hari Kesehatan Nasional

12 November ada 2 peringatan hari penting di Indonesia. Berikut ini penjelasan mengapa tanggal 12 November diperingati sebagai Hari Ayah dan Hari kesehatan.

12 November Diperingati Sebagai Hari Ayah & Hari Kesehatan Nasional
Ilustrasi hari ayah. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Tidak heran jika muncul pertanyaan "12 November hari apa?" Sebab, setiap tanggal 12 November, Indonesia memperingati dua hari penting, yakni Hari Ayah Nasional dan Hari Kesehatan Nasional.

Secara internasional, Hari Ayah dirayakan di tanggal yang berbeda di setiap negara. Dikutip dari Al Jazeera, di Kanada, Inggris Raya, dan Amerika Serikat dirayakan pada Minggu ketiga bulan Juni.

Di Jerman, Hari Ayah diperingati 40 hari setelah Paskah, sedangkan Australia dan Selandia Baru merayakannya pada hari pertama bulan September.

Rusia melanjutkan tradisi Soviet dalam merayakan “Man’s Day” pada Defender of the Fatherland Day yang jatuh pada 23 Februari.

Di Thailand, Hari Ayah jatuh pada tanggal 5 Desember - ulang tahun mendiang Raja Bhumibol, yang dianggap sebagai bapak bangsa.

Cina merayakan Hari Ayah pada 8 Agustus - hari kedelapan dari bulan kedelapan - karena kata kedelapan dalam bahasa China adalah "ba" dan istilah untuk ayah adalah "ba-ba".

Sementara hari kesehatan sedunia dirayakan pada 7 April. Namun tahun ini, peringatan Hari Ayah dan Hari Kesehatan Nasional di Indonesia akan terasa berbeda karena dirayakan di tengah pandemi COVID-19.

Sejarah Hari Ayah di Indonesia

Menurut Sumenepkab.go.id, Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP) mendeklarasikan Hari Bapak Nasional bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional pada 12 November 2006.

Deklarasi Hari Bapak ini digelar di Pendapi Gede Balaikota Solo yang dihadiri ratusan orang dari berbagai kelompok masyarakat. Deklarasi serupa juga digelar pada saat yang sama oleh beberapa anggota PPIP lainnya di Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Menurut Ketua PPIP Gress Raja, gagasan dideklarasikannya Hari Bapak karena bapak sebagai bagian dari keluarga juga memegang peran sangat penting dalam pembentukan karakter keluarga.

Sebelum pembacaan deklarasi Hari Bapak, beberapa pemenang Sayembara Nasional Menulis Surat untuk Ayah membacakan surat mereka. Ada 100 surat yang dipilih panitia independen untuk kemudian dibukukan dengan judul Kenangan Buat Ayah, 100 Surat Anak Nusantara.

Isi surat sangat beragam, mulai dari pujian, rasa membutuhkan, hingga nada kritis mempertanyakan fungsi bapak sebagai kepala keluarga yang tidak berjalan baik.

Usai deklarasi dilakukan acara sungkeman kepada bapak yang membuat banyak hadirin menitikkan air mata. Wakil Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo yang mewakili Pemkot Solo mengatakan, dengan adanya Hari Bapak diharapkan dapat mengingatkan peran utama bapak serta mencegahnya melakukan sepak terjang yang tidak sesuai dengan norma masyarakat.

Usai deklarasi, dengan iringan liong, drumband sekolah dasar, penari dari ISI Surakarta, rombongan peserta deklarasi berjalan menuju Kantor Pos yang jaraknya hanya dua ratus meter.

Tujuannya untuk mengirimkan piagam deklarasi Hari Bapak dan buku Kenangan Buat Ayah kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta bupati di empat penjuru Indonesia, yakni di Sabang, Merauke, Sangir Talaud, dan Pulau Rote.

Sejarah Hari Kesehatan Nasional

Selain Hari Ayah, pada 12 November juga diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional. Sejarah peringatan Hari Kesehatan Nasional di Indonesia berawal saat malaria menjadi penyakit yang banyak diderita warga Indonesia tahun 1950-an.

Malaria yang menyerang warga Indonesia ini menyebabkan ratusan ribu jiwa terenggut. Untuk mencegah penyakit mematikan ini, tahun 1959 dibentuklah Dinas Pembasmian Malaria yang pada bulan Januari 1963 berubah namanya menjadi Komando Operasi Pemberantasan Malaria (KOPEM).

Pembasmian malaria dilakukan dengan menggunakan insektisida Dichloro Diphenyl Trichloroethane (DDT) yang disemprotkan secara massal ke rumah-rumah di seluruh Jawa, Bali, dan Lampung.

Penyemprotan secara simbolis dilakukan oleh presiden Sukarno pada tanggal 12 November 1959 di Desa Kalasan, Yogyakarta. Selanjutnya, kegiatan penyemprotan DDT juga dibarengi dengan kegiatan pendidikan kesehatan atau penyuluhan kepada masyarakat.

Pada 1964, lebih kurang 63 juta penduduk telah mendapat perlindungan dari penyakit malaria. Keberhasilan itu membuat 12 November 1964 diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN) pertama.

Hal inilah yang menjadi titik awal kebersamaan seluruh komponen bangsa dalam pembangunan kesehatan di Indonesia.

Baca juga artikel terkait HARI KESEHATAN NASIONAL 12 NOVEMBER atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yantina Debora
Editor: Agung DH
Penyelaras: Ibnu Azis