tirto.id - Prajogo Pangestu menduduki posisi ketiga daftar sepuluh orang terkaya di Indonesia tahun 2019. Sebagaimana dilansir Forbes, posisi pertama orang terkaya di Indonesia diduduki oleh R Budi dan Michael Hartanto. Selain dua orang itu, ada nama Widjaja Family, Susilo Wonowidjojo, Sri Prakash Lohia, Anthoni Salim, Tahir, Boenjamin Setiawan, Chairul Tanjung, dan Jogi Hendra Atmadja.
Prajogo Pangestu merupakan putra seorang pedagang karet yang memulai karier di bisnis kayu pada akhir 1970-an. Perusahaannya, PT Barito Pacific Timber go public pada tahun 1993 dan berganti nama menjadi Barito Pacific setelah mengurangi bisnis kayu pada tahun 2007.
Barito Pacific kemudian mengakuisisi 70 persen perusahaan petrokimia, Chandra Asri, yang juga berdagang di Bursa Efek Indonesia.
Pada 2011 Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia.
Chandra Asri Petrochemical bekerja sama dengan produsen ban Prancis Michelin pada 2015 untuk mengembangkan pabrik karet sintetis di Indonesia.
Naazneen Karmali dalam Forbes menuliskan, meski tidak bertambah signifikan, tetapi kekayaan 50 orang terkaya di Indonesia bertambah $5,6 miliar, hingga menyentuh angka $134,6 miliar tahun ini.
Hampir setengah dari 50 orang Indonesia yang masuk daftar orang terkaya mengalami kenaikan kekayaan. Hartono bersaudara tetap menjadi orang paling kaya nomor 1 selama sebelas tahun berturut-turut. Hartono memiliki kekayaan bersih $37,3 miliar, ketika saham Bank Central Asia mereka melonjak.
Industri terbesar tahun ini adalah petrokimia dan posisi taipan Prajogo Pangestu melonjak tujuh peringkat ke posisi 3. Ada lima nama baru yang masuk di daftar ini, di antaranya adalah taipan bidang konstruksi Ferrari Donald Sihombing, yang mendirikan dan menjalankan perusahaan yang membangun hotel Four Seasons di Jakarta, Totalindo Eka Persada.
Selain itu, ada Winarko Sulistyo, yang menjual 45 persen saham perusahaan Fajar Surya Wisesa ke Siam Cement Thailand pada bulan Mei seharga $557 juta. Winarko dan keluarganya masih memiliki saham 44 persen.
Tiga nama lainnya masih daftar sebagai pewaris. Pendiri grup Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaja, meninggal pada Januari, meninggalkan kekayaannya yang besar bagi beberapa ahli waris yang sekarang dikelompokkan sebagai keluarga Widjaja. Keluarga ini menduduki posisi nomor 2. Tahun lalu Widjaja berada di posisi ke-3 dengan $8,6 miliar.
Keluarga Ciputra, yang berada di posisi 25 mewarisi kekayaan $1,3 miliar dari Ciputra, yang meninggal pada November di usia 88 tahun. Keluarga Hamami di nomor 46 menggantikan almarhum Achmad Hamami, seorang mantan pilot jet, Grup Tiara Marga Trakindo yang merupakan distributor alat berat Caterpillar. Sementara itu, pengusaha tekstil Iwan Lukminto kembali ke daftar di nomor 50, setelah absen satu tahun, dengan kekayaan $585 juta.
Yang menonjol di antara mereka adalah Susilo Wonowidjojo, yang kekayaannya turun US$ 2,6 miliar dan tergelincir ke nomor 4 tahin ini dari sebelumnya menduduki nomor 2. Saham perusahannya, Gudang Garam turun setelah pemerintah mengatakan pada bulan September tahun depan akan menaikkan harga rokok dan meningkatkan cukai rokok pajak sebesar 23 persen.
Editor: Agung DH