tirto.id - Sejak tahun lalu Yahoo dilaporkan secara rahasia membuat software yang bisa melacak informasi-informasi spesifik dari semua surat elekteronik (surel) milik pengguna yang masuk. Tindakan ini dilakukan Yahoo atas permintaan dari badan intelijen Amerika Serikat.
Seperti yang dilaporkan oleh The Guardian, Rabu (5/10/2016), Yahoo mematuhi perintah rahasia dari Pemerintah Amerika Serikat untuk memindai ratusan juta akun surat elektronik Yahoo. Perintah tersebut didasari permintaan dari National Security Agency (NSA) atau FBI.
Beberapa pengamat intelijen mengatakan bahwa ini adalah kasus pertama yang diketahui soal adanya perusahaan internet dari Amerika Serikat yang menuruti permintaan badan intelijen untuk memindai semua surat elektronik yang masuk.
Meskipun begitu, saat ini belum diketahui secara spesifik informasi apakah yang tengah dicari oleh NSA. Seorang sumber menyebutkan, Yahoo hanya diminta untuk mencari sekumpulan karakter, yang bisa berarti sebuah kalimat atau file yang di-attach dalam sebuah surat elektronik.
Terkait dengan hal ini Yahoo menanggapi secara diplomatis, “Yahoo adalah perusahaan yang taat hukum, dan tunduk akan undang-undang yang berlaku di Amerika Serikat.”
Menurut dua mantan pegawai Yahoo, keputusan Marissa Mayer, CEO Yahoo, untuk tunduk terhadap permintaan badan intelijen tersebut mengganggu beberapa pejabat senior perusahaan. Salah satunya adalah Alex Stamos. Pada Juni tahun lalu, Alex meninggalkan jabatannya sebagai Kepala Keamanan Informasi Yahoo dan sekarang menjadi kepala keamanan informasi di Facebook.
Di dalam undang-undang Amerika Serikat, termasuk pada amendemen tahun 2008 terhadap Akta Pengawasan Intelijen Asing (Foreign Intelligence Surveillance Act/FISA), pemerintah AS dapat meminta perusahaan telekomunikasi dan internet untuk membuka data konsumen dalam rangka pengumpulan data intelijen, termasuk dalam proses pencegahan terorisme.
Beberapa perusahaan teknologi, termasuk Yahoo, tercatat pernah melakukan banding di Pengadilan FISA terhadap beberapa tindakan pengawasan yang dilakukan pemerintah.
Sementara itu, beberapa pengamat FISA juga mengatakan seharusnya Yahoo dapat melawan permintaan pemerintah untuk memata-matai surat elektronik para konsumen paling tidak dengan dua alasan: terlalu luasnya permintaan pemerintah dan kecilnya urgensi untuk membuat program baru yang bisa melacak semua surat elektronik milik konsumen.
Perusahaan-perusahaan lain seperti Twitter, Google, dan Facebook mengungkapkan bahwa mereka belum pernah menerima permintaan serupa. Google mengatakan jika mereka menerima permintaan seperti itu maka jawabannya adalah ‘tidak’.
Serupa dengan Google, Facebook menyatakan,”Facebook belum pernah menerima permintaan seperti itu dari pemerintah manapun, jikapun nantinya ada maka kami akan melawannya.”
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari