tirto.id - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyebut, sejumlah orang yang menjarah toko pasca gempa dan tsunami di Kabupaten Donggala serta Kota Palu, Sulawesi Tengah, telah melakukan tindakan kriminal.
"Ya pasti lah ambil barang tanpa hak dimanapun itu kriminal," ujar JK di Kantor Wapres RI, Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Sejumlah orang tertangkap kamera melakukan penjarahan pasca gempa dan tsunami melanda Kota Palu dan Kabupaten Donggala. Penjarahan awalnya dilakukan terhadap toko makanan dan minuman.
Tak berselang lama, penjarahan dilakukan terhadap toko-toko yang menjual barang-barang elektronik seperti televisi, handphone, dan ban motor. Palu Grand Mall juga menjadi salah satu pusat perbelajaan yang disasar warga.
"Ya itu terjadi mungkin rakyat itu mengalami kesulitan ingin makan tidak ada. Waktu itu mungkin keamanan belum banyak. Sekarang sudah hampir tiga ribu polisi, tentara dikirim ke situ untuk jaga ketertiban dan keamanan," kata JK.
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo sempat memperbolehkan korban bencana di Palu dan Donggala mengambil bahan makanan di toko-toko ritel. Dalam konferensi pers Minggu (30/9/2018), Tjahjo mempersilakan warga untuk mengambil barang-barang di minimarket. Ia menyebut bahwa pemerintah akan menggantinya.
Akan tetapi, Tjahjo sudah membantah bahwa apa yang dia katakan bukan bermaksud menganjurkan penjarahan. Ia menyebut kalau apa yang dilakukan masyarakat bukan menjarah.
"Ada toko di bandara yang rusak akibat gempa, makanan dan minuman berhamburan kemudian diambil masyarakat. Jadi bukan penjarahan. Saya melihat kejadian itu," kata Tjahjo.
Pada Senin (1/10/2018) pagi, bantahan itu kembali Tjahjo sampaikan di beberapa stasiun televisi. Ia menyampaikan bahwa pernyataannya dikutip secara tak lengkap oleh media.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yandri Daniel Damaledo