Menuju konten utama

Vladimir Putin Sebut Tuduhan Inggris Untuk Rusia Omong Kosong

Vladimir Putin sebut tuduhan Inggris yang mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa Rusia telah meracuni mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya adalah omong kosong

Vladimir Putin Sebut Tuduhan Inggris Untuk Rusia Omong Kosong
Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan teropong saat menonton pertunjukan udara MAKS 2017 di Zhukovsky, luar Moskow, Rusia, Selasa (18/7). ANTARA FOTO/Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS

tirto.id - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada hari Minggu (18/3/2018) bahwa tuduhan Inggris yang menyatakan Rusia telah meracuni mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya adalah omong kosong.

Putin berbicara setelah memenangkan sebuah masa jabatan baru dalam sebuah pemilihan presiden.

"Saya pikir, orang-orang juga akan menganggap tuduhan itu sebagai sampah dan omong kosong. Mana mungkin Rusia gegabah mengambil risiko menjelang pemilihan presiden. Saya tak habis pikir," kata Putin.

Pada 4 Maret 2018 lalu seorang eks mata-mata ganda Rusia, Sergei Skripal (66) dan putrinya, Yulia (33) ditemukan terbujur kaku dan tak sadarkan diri di sebuah bangku taman di Salisbury, Inggris. Kini keduanya sedang dalam keadaan kritis dan dirawat secara intensif.

Inggris mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa Rusia telah menggunakan "senjata mengerikan yang dilarang dalam perang" di Inggris. Namun Rusia membantah tudingan percobaan pembunuhan itu dan mengatakan akan merespons dengan tepat.

Putin, dalam komentarnya lebih lanjut tentang keracunan tersebut, mengatakan bahwa tuduhan kepada Rusia ersebut adalah salah besar.

"Saya mengetahuinya dari media untuk tragedi yang Anda sebutkan. Hal pertama yang masuk ke dalam kepala saya adalah jika memang benar [digunakan] agen saraf kelas militer, orang-orang tersebut pasti mati di tempat,"kata Putin kepada wartawan dilansir dari Reuters.

Novichok diyakini lima hingga 10 kali lebih mematikan daripada gas VX dan Sarin. Racun ini dikembangkan pada masa Uni Soviet pada 1970-an. Senjata kimia generasi keempat itu dikembangkan secara rahasia, dan diberi kode program "Foliant".

"Rusia tidak memiliki agen (saraf) semacam itu. Kami menghancurkan semua senjata kimia kami di bawah pengawasan organisasi internasional, dan kami melakukannya terlebih dahulu," tegas Putin.

Pejabat Inggris mengatakan Moskow bersalah atas keracunan tersebut dan mengusir 23 diplomat Rusia yang berada di London.

Moskow membalas pada hari Sabtu (17/3/2018) dengan mengusir sejumlah diplomat Inggris yang sama dari Moskow, menutup konsulat Inggris di kota kedua Rusia di St Petersburg dan menutup aktivitas Rusia British Council, yang mempromosikan budaya Inggris di luar negeri.

Baca juga artikel terkait RUSIA atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yulaika Ramadhani
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani