tirto.id - Pihak Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menyatakan tidak memiliki data yang komprehensif mengenai mahasiswanya dengan inisial ZNM yang oleh Densus 88/Antiteror disebut sebagai terduga ISIS, sembari menekankan bahwa informasi yang mereka miliki pun hanya sebatas informasi akademik dari mahasiswa itu.
"Kami tidak tahu aktivitas mahasiswa di luar kampus, apakah HMI, GMNI, PMII, atau kelompok pengajian, karena mereka sudah dewasa, jadi kami hanya berkepentingan dengan aspek akademik," kata Kepala Bagian Akademik FK Unair Dr dr Gadis Meinar Sari, M.Kes, di Surabaya, Selasa (26/7/2016).
Gadis mengatakan, pihaknya mengetahui nama ZNM sebagai terduga ISIS dari Unair bahkan justru dari informasi Densus 88/Antiteror, termasuk informasi tentang istri ZNM yang ternyata kuliah di Fakultas Saintek Unair.
"Bahkan, saat petugas Densus datang kemari tahun lalu itu, kami disodori nama dan foto terduga ISIS, termasuk kegiatan berunsur radikal yang diikutinya, juga nggak tahu. Saya justru tahunya dari Densus. Saat kami ditanya nama dan orangtua ZNM pun kami mengecek data akademik terlebih dulu," kata Gadis.
"Kami tahunya hanya ZNM, tapi kami diberitahu Densus tentang istri ZNM yang kuliah di Fakultas Saintek Unair itu. Kami sendiri tidak tahu, mungkin Bagian Akademik di Fakultas Saintek yang tahu."
Menurut Gadis, dirinya tidak tahu secara persis tentang ZNM, karena mahasiswa tersebut memang tidak terlalu menonjol, baik itu dalam kegiatan akademik, maupun non-akademik. "Saya itu tahu kalau dengan mahasiswa yang sangat pintar atau sangat nakal sekalian. Kalau ZNM sama dengan rata-rata mahasiswa di sini yang tidak menonjol," tambahnya.
Ia menambahkan, kemungkinan yang tahu persis dengan ZNM adalah teman dekatnya, yang memiliki inisial DP. "Semalam, ada temannya bernama DP yang tanya kebenaran informasi bahwa ZNM sudah dinyatakan DO [drop out] dari FK Unair. Saya jawab bahwa berita itu tidak benar," katanya.
Sebagai catatan, sesuai peraturan Unair, ZNM memang sudah layak dijatuhi sanksi DO karena sudah dua semester berturut-turut tidak aktif kuliah dan membayar biaya studi. Akan tetapi, keputusan final terkait sanksi tersebut harus datang dari pihak universitas. "Kami sudah melapor, tapi belum ada keputusan universitas," tambah Gadis.
Ia menjelaskan bahwa pihaknya juga sudah tiga kali melayangkan surat peringatan kepada orangtua ZNM, namun tidak ada jawaban.
Ketika ditanya mengenai pelajaran agama yang mengarah pada radikalisme di kampus, Gadis mengatakan bahwa pihaknya memang memberikan pelajaran agama, namun pelajaran agama yang diberikan terkait dengan profesi. "Misalnya, hukum anestesi dalam pandangan Islam, Hindu, Kristen, Buddha, dan sebagainya," jelasnya.
Menurut informasi yang diperoleh, ZNM, yang dikabarkan pernah menyabet medali emas olimpiade astronomi di Ukraina pada 2007 itu, rela keluar dari Unair demi pergi ke Syriah untuk bergabung dengan ISIS.
"Saya sih tidak tahu pastinya. Tapi, syukurlah kalau dia [ZNM] keluar [DO]. Itu artinya iklim pendidikan di Unair tidak nyaman bagi orang-orang yang memiliki basis dan pemikiran radikal," kata Rektor Unair Prof Mohammad Nasih.
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara