Menuju konten utama

Uji Vaksin Merah Putih Unair Diklaim Mampu Lawan Varian Delta

Hasil dari uji tantangan calon Vaksin Merah Putih yang dikembangkan Unair diklaim menunjukkan kemampuan yang baik melawan virus corona varian delta.

Uji Vaksin Merah Putih Unair Diklaim Mampu Lawan Varian Delta
Gedung Universitas AIrlangga. FOTO/news.unair.ac.id

tirto.id - Ketua Peneliti Vaksin Merah Putih dari Universitas Airlangga Fedik Abdul Rantam mengatakan vaksin COVID-19 yang sedang mereka kembangkan sudah dilakukan uji tantang terhadap virus COVID-19 varian delta atau B1617.2. Fedik mengklaim hasilnya masih baik atau mampu melawan varian tersebut.

“Jadi sampai saat ini kami mempunyai varian delta 7 isolat dan itu kita siapkan untuk uji tantang. Dan uji praklinik yang sudah selesai kemarin juga kami lakukan uji tantang dengan varian delta,” kata Fedik dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring melalui kanal YouTube Badan Pengawas Obat dan Makanan Rabu (18/8/2021).

Uji tantang ini kata Fedik memang harus dilakukan sebab data menunjukkan bahwa varian delta mendominasi dan telah menyebar lebih dari 20 provinsi di Indonesia. Meskipun ada sejumlah varian lain yang telah menyebar seperti varian alpha dan beta, tetapi varian delta untuk saat ini menjadi perhatian.

Hasil dari uji tantangan calon Vaksin Merah Putih terhadap varian delta ini, kata Fedik menunjukkan kemampuan yang baik.

“Kita juga tetap memonitor calon vaksin kita [vaksin merah putih], apakah mengenali antibodinya terhadap varian [delta] ini dan melalui uji yang dikenal dengan western blotting. Dan analisa di sini menunjukkan bahwa kemampuan netralisasi masih baik,” ujarnya.

Berdasarkan data dari Balitbangkes per 16 Agustus 2021 varian delta telah menyebar di 29 provinsi di Indonesia. Temuan paling banyak ada di Jakarta dengan 302 kasus varian delta, kemudian diikuti Kalimantan Timur 147 kasus dan Jawa Tengah 133 kasus.

Varian delta ini disebut oleh pemerintah memiliki tingkat penularan yang lebih cepat dibandingkan dengan varian lain.

Varian delta yang pertama kali ditemukan di India ini juga disebut sebagai salah satu penyebab terjadinya gelombang lonjakan kasus COVID-19 sejak Juni 2021 lalu yang turut membuat tingginya angka kematian COVID-19 di Indonesia.

Baca juga artikel terkait VAKSIN MERAH PUTIH atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Bayu Septianto