Menuju konten utama

Turki Bertekad Perangi Terorisme

Turki mempertegas tekadnya untuk memerangi terorisme setelah ledakan kembali terjadi di Kizilay, pusat kota Ankara, Turki, pada Minggu, (13/03/2016), waktu setempat, yang menewaskan tidak kurang dari 34 orang dan melukai 125 orang.

Turki Bertekad Perangi Terorisme
warga membawa seseorang yang terluka setelah terjadi ledakan di Ankara, Turki, Minggu (13/3). Antara foto/Reuters/Mehmet Ozer

tirto.id - Turki mempertegas tekadnya untuk memerangi terorisme setelah ledakan kembali terjadi di Kizilay, pusat kota Ankara, Turki, pada Minggu, (13/03/2016), waktu setempat, yang menewaskan tidak kurang dari 34 orang dan melukai 125 orang.

"Malam ini, warga sipil yang sedang menunggu di satu halte bus menjadi sasaran serangan teror dengan menggunakan bom mobil," kata Efkan Ala, Menteri Dalam Negeri Turki, kepada wartawan setelah mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Ahmet Davutoglu, pemimpin kepala keamanan dan lembaga intelijen.

"Serangan ini, yang mengancam keutuhan negara dan solidaritas serta persatuan bangsa kita, tidak membuat lemah tekad kita dalam memerangi terorisme tapi malah memperkuat tekad kami,” Kata presiden Tayyip Erdogan.

Ledakan ketiga sejak oktober 2015 yang dapat didengar dari jarak beberapa kilometer itu menyebabkan puing-pung bertebaran dari lokasi ledakan.

Pemboman tersebut terjadi dua hari setelah Kedutaan Besar Amerika Serikat mengeluarkan peringatan bahwa ada keterangan mengenai potensi serangan terhadap gedung pemerintah di daerah Bahcelievler, Ankara, sekitar satu kilometer dari lokasi ledakan.

Dua pejabat senior keamanan mengatakan bahwa temuan pertama menunjukan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang sudah melancarkan perlawanan untuk otonomi Kurdi selama tiga dasawarsa bertanggung jawab dalam penyerangan tersebut. Namun demikian, belum ada pernyataan bertanggung jawab dari pihak PKK

Efkan menambahkan bahwa nama kelompok yang menyerang akan diumumkan setelah penyelidikan awal selesai.

Baca juga artikel terkait BOM TURKI atau tulisan lainnya

Reporter: Yantina Debora