Menuju konten utama

Tren Hidup Sehat & Ngopi 2025 di Indonesia

Saat mencari informasi tentang produk kopi, mayoritas orang lebih mempercayai rekomendasi dari orang terdekat (57 persen).

Tren Hidup Sehat & Ngopi 2025 di Indonesia
Ilustrasi minum kopi. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Memasuki pertengahan 2025, tren gaya hidup sehat dan konsumsi kopi tetap menjadi dua topik menarik di tengah masyarakat Indonesia. Perubahan pola hidup pascapandemi, meningkatnya kesadaran kesehatan, serta maraknya budaya ngopi di berbagai kalangan mendorong perlunya pemetaan tren terkini di kedua ranah tersebut.

Jakpat mengadakan survei untuk melihat perbandingan tren kesehatan dan konsumsi kopi di tahun 2025. Studi terkait kesehatan melibatkan 601 responden dan menyoroti kebiasaan pola makan serta aktivitas fisik harian, dengan perbandingan terhadap data tahun 2023. Sementara itu, survei mengenai kopi menggali berbagai aspek seputar kebiasaan ngopi, mulai dari waktu konsumsi, pengeluaran, jenis, hingga merek kopi yang diminati. Survei ini melibatkan 1.002 responden dan juga membandingkan hasilnya dengan temuan pada 2023.

Kesehatan Mulai Jadi Prioritas

Laporan terbaru Jakpat menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap kesehatan semakin tinggi di 2025, meski belum sepenuhnya diiringi perubahan perilaku yang merata. Sebanyak 28,5 persen responden rutin minum air putih setiap hari, namun 32 persen lainnya justru mengaku sering lupa. Di sisi lain, 32 persen masih mengonsumsi minuman manis satu–dua kali sehari, sementara 19 persen sudah menerapkan pola hidup sugar-free.

Untuk pola makan, 62 persen responden masih mengonsumsi nasi tiap hari dan 17 persen mengaku masih makan gorengan. Meski begitu, 57 persen responden telah menjalani pola makan seimbang, dengan konsumsi sayur dan buah. Sebagian juga mulai mengurangi karbohidrat (14 persen) dan mengecek label nutrisi (12 persen).

Dalam hal aktivitas fisik, 36 persen responden menilai berjalan kaki sebagai bentuk olahraga dan 35 persen berolahraga ringan seminggu sekali. Namun, 15 persen responden mengaku belum aktif secara fisik, menandakan masih perlunya dorongan untuk hidup lebih aktif dan seimbang.

"Tahun ini kami melihat adanya pergeseran perilaku yang positif, meskipun masih berlangsung secara bertahap. Konsumsi air putih meningkat, kesadaran akan bahaya gula makin tinggi, dan semakin banyak yang berusaha menjalani pola makan seimbang. Artinya, kebiasaan hidup sehat mulai menjadi bagian dari rutinitas masyarakat," tutur Lead Researcher Jakpat, Farida Hasna.

Di satu sisi, kekhawatiran akan penyakit turut memengaruhi gaya hidup. Tiga dari lima responden waspada terhadap diabetes, diikuti gangguan pencernaan (53 persen) dan kolesterol (50 persen).

Ngopi Bukan Sekadar Minum

Survei Jakpat menemukan bahwa 46 persen responden mengaku mengonsumsi kopi setiap hari. Dari jumlah tersebut, 26 persen minum kopi satu kali sehari, sedangkan 20 persen lainnya menikmati kopi dua–tiga kali dalam sehari. Waktu favorit untuk menyeruput kopi pun cukup beragam, namun paling populer adalah menjelang sore (35 persen) dan setelah sarapan (34 persen).

Dari segi pilihan produk, kopi susu instan menjadi jenis yang paling digemari dengan 53 persen responden menyatakan mengonsumsinya secara rutin. Selain itu, kopi hitam instan (43 persen) dan es kopi susu dari kafe (28 persen) juga menjadi pilihan favorit di berbagai kalangan.

Lebih dari sekadar kebiasaan, minum kopi juga menjadi sarana bersosialisasi. Sebanyak 44 persen responden menyebut kegiatan ngopi sebagai ajang berkumpul dan mengobrol dengan teman, sementara 34 persen lainnya minum kopi untuk membantu fokus saat bekerja atau belajar.

Saat mencari informasi tentang produk kopi, mayoritas orang lebih mempercayai rekomendasi dari orang terdekat (57 persen), disusul iklan TV (38 persen). Dari media digital, Instagram menjadi kanal utama, dengan 16 persen responden mengetahui merek kopi favorit mereka dari platform tersebut. Disusul oleh aplikasi pemesanan online yang menjadi referensi bagi 8 persen responden dalam mengenal berbagai brand kopi.

"Word of mouth masih jadi penggerak utama dalam memilih kopi, bahkan di tengah maraknya iklan digital. Konsumen lebih percaya rekomendasi teman atau ulasan organik saat menentukan produk favorit mereka. Hal ini memperkuat peran kopi sebagai pengalaman sosial, bukan sekadar minuman harian," tanggap Hasna.

Bagaimana dengan gaya hidup sehat dan budaya ngopi berdasarkan jenis kelamin dan generasi? Dapatkan hasilnya dengan data mendetail dalam dua report Jakpat:

(JEDA)

Penulis: Tim Media Servis