tirto.id - Ketika Kerajaan Arab Saudi modern didirikan pada tahun 1932, Jazirah Arab adalah masyarakat pertanian yang bergantung pada pertanian dan perdagangan - terutama ekspor dan perdagangan kurma oleh peziarah yang datang ke Mekkah dan Madinah.
Pada saat itu, Saudi tidak memiliki infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung jenis pertumbuhan ekonomi yang dibayangkan oleh pendirinya, Raja Abdulaziz bin Abdulrahman Al-Saud.
Menurut Kedutaan Besar Arab Saudi, penemuan minyak dalam jumlah yang dapat dikomersialkan pada tahun 1938 merubah segalanya. Segera setelah Perang Dunia II, ekspor minyak yang stabil menyediakan dana untuk membangun infrastruktur dasar jalan, bandara, pelabuhan, sekolah dan rumah sakit.
Pada tahun 1970, Arab Saudi memperkenalkan rencana pembangunan pertama, dari serangkaian rencana pembangunan berdurasi lima tahun yang sedang berlangsung, untuk membangun ekonomi modern yang mampu memproduksi barang konsumsi dan industri yang sebelumnya diimpor.
Infrastruktur negara itu diperluas, memungkinkan industri dan perdagangan untuk berkembang.
Pada saat yang bersamaan, perusahaan minyak nasional Saudi Arabian Oil Company, atau yang lebih dikenal dengan nama Saudi Aramco, berinvestasi pada fasilitas produksi, jaringan pipa, pabrik dan fasilitas pengiriman baru serta terus mengeksplorasi deposit-deposit minyak baru untuk memaksimalkan pendapatan dari sektor minyak, yang kemudian digunakan untuk mendanai pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara