tirto.id - Calon presiden (capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo, hadir dengan mengenakan topi adat yang terbuat dari anyaman daun lontar dalam Debat Cawapres 2024, Jumat (22/12/2023) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta. Lantas, topi adat Ganjar di debat cawapres tersebut asal mana dan apa maknanya?
Pasangan capres dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, hadir mengenakan pakaian adat dalam debat perdana cawapres 2024 ini. Mahfud MD hadir dengan mengenakan pakaian adat Madura, sedangkan Ganjar Pranowo mengenakan baju khas Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Debat Cawapres yang pertama ini mengusung tema ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN/APBD, infrastruktur, dan perkotaan.
Adapun tiga cawapres yang berlaga, yaitu cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar, cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka, dan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD.
Meski begitu, tiga cawapres tidak hadir sendiri lantaran capres juga dijadwalkan hadir. Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, capres nomor urut 2 Prabowo Subianto, dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo akan mendampingi cawapres masing-masing.
Debat cawapres perdana malam ini dipandu oleh dua moderator, yaitu Pemimpin Redaksi Detiknews, Alfito Deannova Ginting, dan penyiar berita Kompas TV, Liviana Cherlisa.
Debat ini berlangsung selama 150 menit dan terbagi dalam enam segmen dengan rincian 120 menit untuk debat cawapres dan 30 menit untuk iklan.
Segmen pertama cawapres menyampaikan visi, misi, dan program kerja. Cawapres kemudian menjawab sejumlah pertanyaan yang disusun tim panelis pada segmen kedua dan ketiga.
Pada segmen berikutnya, yakni empat dan lima, sesama cawapres akan saling tanya-jawab. Pada segmen terakhir, cawapres memberikan closing statement sebagai kesimpulan.
Makna dan Asal Topi Adat Ganjar di Debat Cawapres 2024
Ganjar Pranowo hadir di Debat Cawapres 2024 dengan mengenakan pakaian adat khas Rote, yang terdiri dari kemeja putih dengan kain tenun yang diselempangkan di bahu serta dipakai sebagai bawahan. Ganjar juga mengenakan topi tradisional orang Rote yang terbuat dari anyaman daun lontar, yakni Ti’i Langga.
Dikutip dari laman Warisan Budaya Kemendikbud, Ti’i Langga secara etimologis berasal dari bahasa Rote (dialek Termanu) yang bermakna topi. Lalu, istilah tersebut dipakai untuk menyebut jenis topi yang dianyam dari daun lontar yang bernama latin Borassus flabellifer.
Cerita lisan orang Rote menuturkan, seorang nelayan bernama Fifino Dulu dari daerah timur pulau yang pertama kali menemukan topi tersebut. Pada suatu hari dia dan anaknya, Tua Fifino, mengail di salah satu nama tempat di nusak Lole, yakni Lua Ende do Fua Nafu.
Mereka menangkap kura-kura dan ikan pari lalu dibawa ke rumah. Keduanya berhenti sejenak di bawah pohon lontar di tengah perjalanan pulang untuk melindungi diri dari terik matahari.
Fifino Dulu melihat daun lontar dan ia membuat pelindung kepala dari daun itu. Namun, karena Tua Fifino melihat hasilnya kurang baik, hasil tangkapannya diberikan kepada Fifino Dulu untuk dibuat pelindung kepala seperti kulit kura-kura dan sayap pari.
“Dalam tuturan ha’ituadoonfofelifiinleo kea tana ma so’do don leohailida ‘ambil daun lontar dan anyam seperti cangkang kura-kura dan seperti saya pikan pari’. Kemudian mereka mengambil topi tersebut dan menaruhnya di kepala sebagai pelindung (ti’i) kepala (langga),” tulis laman Kemendikbud.
Ti'i Langga sejak dulu hanya memiliki dua jenis, yakni jenis ikan pari dan jenis kura-kura. Meski begitu, dalam perkembangannya, hampir setiap kerajaan atau nusak di pulau Rote memiliki jenis Ti'i Langga yang berbeda-beda.
Adapun beberapa jenis Ti'i Langga yang dikenal yaitu sebagai berikut:
- Ti'i Langga do sela (jenis topi yang berdaun kasar)
- Ti'i Langga do lutu (jenis topi yang berdaun halus)
- Ti'i Langga a’angguk (jenis topi dengan daun panjang yang menonjol)
- Ti'i Langga bebelak (jenis topi yang berbentuk rata pada bagian atas)
- Ti'i Langga bu’uhak (jenis topi yang berbentuk persegi)
- Ti'i Langga bu’ukoak (jenis topi dengan ujung belakangnya berbentuk bulu ayam)
- Ti'i Langga pisak (jenis topi dengan daun kasar yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari)
- Ti'i Langga musu (jenis topi dengan daun tegak yang hanya dipakai saat perang)