tirto.id - Tim penyelam dari TNI Angkatan Laut (AL) pada Senin (11/1/2021) fokus mencari kotak hitam milik pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Pencarian kotak hitam akan dilakukan pada dua titik yang sudah dipetakan KRI Rigel-933.
"Titik itu sudah kami tandai sejak semalam oleh KRI Rigel, hari ini sudah dilakukan penyelaman," kata Panglima Komando Armada I Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid dari KRI Rigel-933 di Perairan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Senin (11/1/2021) dilansir dari Antara.
Rasyid menjelaskan tim penyelam yang bertugas terdiri dari 14 orang dari Batalyon Intai Ambfibi (Yontaifib) Marinir, 13 orang dari Satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska), 17 orang dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmada, dan 13 orang dari Detasemen Jalamangkara (Denjaka).
Tim penyelam juga diperkuat dengan penggunaan alat Remotely Operated Vehicle (ROV) yang dikendalikan dari KRI Rigel-933. Rasyid berharap dengan penggunaan ROV itu dapat mempercepat penemuan kotak hitam karena masyarakat ingin mengetahui penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
ROV dilengkapi kamera dan sensor. Alat itu diturunkan dari KRI Rigel-933 menggunakan derek ke dalam air. Alat itu dikendalikan menggunakan sebuah kabel panjang untuk mengontrol aktivitasnya di bawah air.
"Hari ini kami dapat sinyal cukup jelas dari kotak hitam Sriwijaya Air. Semoga secepatnya bisa kami dapatkan," harap Rasyid.
Pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Keberadaan pesawat itu tengah dalam investigasi dan pencarian oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Koordinasi langsung dilakukan dengan berbagai pihak, baik Kepolisian, TNI maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Editor: Bayu Septianto