tirto.id - Tiga WNI diduga ikut tewas bersama 33 orang militan Maute--berafiliasi ke ISIS--dalam serangan gabungan militer Filipina (AFP) di Lanao del Sur pada Senin (24/4/2017). Dugaan ini mengemuka setelah militer Filipina menemukan paspor Indonesia dan sejumlah senjata api di lokasi pertempuran.
Namun Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal, mengaku belum mendapat konfirmasi terkait kabar tersebut.
"KBRI sudah meminta konfirmasi mengenai pemberitaan tersebut, namun hingga saat ini pihak AFP belum bisa memberikan konfirmasi," kata Iqbal di Jakarta, Rabu (26/4).
Menurut Iqbal, pihak AFP memberitahu bahwa akan melakukan tes DNA terhadap 36 orang anggota kelompok Maute tersebut. Namun hingga saat ini AFP belum melakukan tes DNA.
Iqbal hanya menyampaikan bahwa KJRI Davao juga memperoleh informasi dari otoritas setempat mengenai ditemukannya paspor atas nama MIS asal Indonesia.
Kendati demikian, kata Iqbal, hingga saat ini AFP belum memberikan konfirmasi apakah paspor tersebut terkait dengan 36 orang yang tewas dan di mana persisnya paspor tersebut ditemukan.
Seperti diberitakan pada Senin, Pasukan keamanan Filipina mengklaim telah menewaskan sekitar 36 petempur terkait ISIS, termasuk tiga WNI dan satu warga negara Malaysia dalam serangan udara dan darat selama tiga hari di pulau selatan Mindanao tersebut.
Komandan divisi militer Brigadir Jendral Roland Bautista kepada Reuters seperti dikutip Antara mengklaim telah berhasil merebut basis utama pemberontak tersebut setelah memenangi pertempuran yang berlangsung dari Jumat tersebut.