tirto.id - “Baru saja selesai nonton episode pertama ‘This is Us’, dan aku ketagihan. Menangis dan ketagihan.”
John Mayer, idola para dara nan rupawan, tak malu mengaku menangis sehabis nonton sebuah drama di televisi. Kicauan itu diterbitkannya 26 November lalu.
Ia rupanya benar-benar suka drama yang dibintangi Mandy Moore itu. Meski sebenarnya Mayer telat dua bulan sejak episode yang dia tonton tayang pertama kali, tapi sepertinya ia akan terus lanjut menonton drama itu sampai selesai.
Dua menit kemudian, dia kembali mencuit. Katanya, “Takkan kuseka air mata ini sampai episode berikutnya. Biarin bekas air mata yang pertama bikin aliran yang lebih efisien.”
Mayer tak sendiri. Rating Nielsen menghitung, episode pertama itu ditonton 10 juta orang di hari pertamanya diputar. Angkanya meningkat jadi 14,6 juta orang setelah diputar ulang. Adweek bahkan melaporkan This is Us sebagai acara TV paling diperbincangkan nomor wahid di Facebook dan Twitter saat premiernya.
Ia memimpin dengan angka lebih dari 383 ribu interaksi. Di atas Rob & Chyna dengan 290 ribu interaksi, Queen Sugar 290 ribu interaksi, Atlanta 190 ribu interaksi, dan Designated Survivor 160 ribu interaksi.
Kepopuleran ini tak disia-siakan NBC. Beberapa jam sebelum episode kedua diputar, mereka mengumumkan untuk melanjutkan serial drama itu sepanjang musim, dengan total 18 episode. Ratingnya stabil. Episode kedua, ketiga, dan keempat secara berurut berhasil mengumpulkan 8,7 juta, 9,9 juta, dan 9,6 juta penonton.
Washington Post menilai tingginya rating This is US tak lepas dari posisi tayangnya yang diputar setelah acara musik The Voice milik NBC. Penonton rata-rata The Voice musim ini mencapai angka 12 juta. Emily Yahr dari Washington Post menyebut kesuksesan ini serupa dengan acara Bull yang menebeng ketenaran NCIS, salah satu acara paling banyak ditonton orang sepanjang sejarah, dan Kevin Can Wait yang juga menebeng acara TV paling populer sepanjang sejarah lainnya, The Big Bang Theory.
Tapi, angka penonton yang stabil tetap membuat Emily kaget. Menurutnya, tak mungkin drama dengan cerita tak bagus akan tetap memikat penontonnya meski diletakkan setelah acara paling laris sekalipun. Ia menuduh plot This is Us yang tak biasa menjadi hidangan utama yang dinikmati penonton. Mike Hale, dari New York Times juga berpikiran sama. Masuknya This is Us ke dalam deretan nominasi dianggapnya sebagai kejutan paling mengejutkan yang ada di Golden Globes kali ini.
“Kalau drama bikin mewek yang ratingnya sukses ini masuk nominasi sudah ketebak. Tapi bukan acara yang diperkirakan masuk nominasi di tahun ini juga,” tulis Mike. Ia menganggap jarak premier dan episode terakhir This is Us terlalu dekat dengan pengumuman nominasi Golden Globes 2017. Ini sebuah prestasi untuk drama itu.
Kesetaraan Jadi Hidangan Utama
Drama keluarga ini sebenarnya punya cerita sederhana. Sepasang suami istri bernama Jake dan Rebecca punya anak kembar tiga. Namun sayang, hanya dua dari mereka yang hidup. Untuk menggenapi kehilangan yang dirasakan, mereka mengadopsi seorang bayi Afrika-Amerika yang mereka temukan terlantar di sebuah pom bensin.
Di saat yang sama, mata kamera juga fokus pada cerita Kate dan Kevin yang kembar, juga Randall, saudara angkat mereka. Ketiganya menjalankan hidup di usia 36 dengan segala intriknya. Kate bertarung dengan rasa tidak percaya diri karena berat badan, Kevin berjuang mempertahankan kariernya sebagai aktor, sementara Randal terus berusaha mencari ayah kandungnya.
Sampai episode 10 yang tayang 6 Desember lalu, penonton drama yang punya jalan cerita biasa-biasa ini masih tinggi di angka 10,95 juta penonton. Namun, pelintiran plot pada episode itu membuat semua orang tersadar kalau drama ini tidak biasa. Di sana, penonton baru sadar kalau Jake dan Rebecca tak hidup di tahun yang sama dengan Kate, Kevin, dan Randall.
Selain plot itu, ide utama tentang bagaimana perempuan gemuk dicitrakan di serial drama ini jadi hidangan utama yang menarik. Kate memang dicitrakan tak suka dengan bentuk dan berat badannya, persis seperti karakter wanita gemuk umumnya di televisi, tapi ia disuguhkan seorang pemain pria pembantu yang dijadikan kekasih pemujanya. Bethonie Butler dari New York Times menganggap ini sebagai sebuah kemajuan. “Kate adalah satu dari segelintir karakter dengan latar cerita yang dinamis. Melihatnya kita juga sadar kalau wanita berukuran-lebih, bisa punya hubungan romantis yang tidak bergimik komedi,” tulis Bethonie.
Selain kisah obesitas Kate, cerita tentang bagaimana Jake dan Rebecca punya anak beda ras di tahun 1980-an juga jadi sajian utama. Kebingungan yang dirasakan Kate, Kevin dan, Randall juga dikemas dialog penjaring air mata.
Sangat sederhana, tapi tetap menarik minat penonton.
This is Us berhasil membawa nama NBC kembali ke deretan nominasi Best Television Series, Drama di ajang Golden Globes 2017, setelah 10 tahun redup dari nominasi itu. This is Us turut bersaing dengan Game of Thrones, salah satu acara televisi paling laris dan paling menarik perhatian dua tahun belakangan. Drama kolosal Jon Snow itu saja hanya punya satu nominasi.
Lantas, dengan segala ketenarannya, bisakah drama anak bawang ini mengalahkan pesaingnya pada 8 Januari mendatang?
Penulis: Aulia Adam
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti