Menuju konten utama

The Shape of Water dan Upaya Jatuh Cinta pada Sosok Monster Laut

The Shape of Water mengajak untuk mencintai keunikan dan perbedaan lewat sosok monster laut separuh manusia.

The Shape of Water dan Upaya Jatuh Cinta pada Sosok Monster Laut
Guillermo Del Toro sutradara The Shape of Water. REUTERS/Benoit Tessier

tirto.id - Guillermo del Toro tak akan melupakan momen Selasa (23/1/2018) pagi, ketika filmnya The Shape of Water diumumkan unggul dalam Oscar tahun ini dengan total 13 raihan nominasi.

"13 adalah angka yang besar sekarang, dan ini terjadi pada film terbaik saya, yang saya sukai. Ini jumlah yang bagus untuk dimiliki, Anda tahu," kata Del Toro kepada Deadline.

Sementara itu, Del Toro sendiri sukses mengumpulkan tiga nominasi Oscar, termasuk Naskah Orisinil Terbaik, Film Terbaik, and Sutradara Terbaik.

The Shape of Water mengangkat kisah Elisa Esposito, seorang wanita bisu petugas kebersihan di sebuah fasilitas pemerintahan keamanan tinggi pada awal tahun 1960-an di Baltimore.

Ketika agen Richard Strickland membawa makhluk misterius manusia-ikan yang ditangkap di Amerika Selatan, Elisa merasakan koneksi yang tak terduga.

Dengan bantuan rekan kerja Zelda Fuller, tetangganya Giles, dan ilmuwan Dr. Robert Hoffstetler, Elisa membangkitkan makhluk itu untuk sepenuhnya menjauh dari fasilitas itu dan mewujudkan ikatan romantis mereka.

"Ide film ini untuk membuat semua orang berkumpul, yang bisa diwakili sebagai orang lain atau 'yang lain.' Semua orang tak terlihat berkumpul untuk menyelamatkan makhluk ini yang bisa saja menjadi monster atau penyelamat, bahkan seorang kekasih atau tuhan," ujar Del Toro.

"Yang lebih penting dalam kisah cinta adalah membuatnya lebih dari sekadar sepasang kekasih yang jatuh cinta. [Film] Ini juga bisa memandang orang lain untuk mencintai keunikan, menyukai perbedaannya," tambahnya seperti dilansir Los Angeles Times.

Del Toro mengaku ambisius soal makhluk lautnya. Sebab, bintang The Shape of Water tak lain ada adalah monster laut separuh manusia. "Dia aktor utamanya."

"Dalam hal makhluk itu, kami menghabiskan tiga tahun merancangnya. Jadi saat ditampilkan di lokasi, monster itu sudah tampil lengkap. [para aktor] Bereaksi terhadapnya. Mereka bereaksi terhadap seorang aktor [monster]dan berlangsung lama membuat semua itu saling berbaur."

"Ini film yang telah saya pikirkan selama bertahun-tahun," kata Del Toro kepada Vulture.

Ketika saya membaca cerita klasik Beauty and the Beast, saya selalu berpikir bahwa mereka setara. Tidak ada yang bisa melihat masa lalu keburukannya, dan tidak ada yang bisa melihat [Beauty]melewati kecantikannya. Beban keduanya sangat berbeda, tapi sama,” jelasnya.

Gambaran Del Toro, kisah cinta wanita bisa dan makhluk yang hidup di bawah air itu juga membawa pulang Critic's Choice Award baru-baru ini. The Shape of Water juga memulai musim penghargaannya dengan memenangkan Golden Lion di Venice Film Festival September lalu.

"Terus terang, saya terlalu dekat dengan segalanya, filmnya masih menggerakkan saya setiap kali melihatnya," kata Del Toro beberapa minggu kemudian usai filmnya dirilis. "Saya masih menangis di tempat yang sama, saya masih tertawa di beberapa tempat yang sama dan saya masih memiliki cinta yang besar untuk itu.”

Baca juga artikel terkait FILM HOLLYWOOD atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Film
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari