tirto.id - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir mengatakan program bela negara bagi para mahasiswa ditargetkan akan dimulai pada tahun ajaran baru 2016/2017.
"Kami menargetkan pelaksanaan program bela negara ini bisa dimulai pada tahun ini seiring dengan tahun ajaran baru," ujar Menristekdikti dalam seminar di Kementerian Pertahanan di Jakarta, Senin (28/3/2016).
Nasir menjelaskan program bela negara untuk mahasiswa tersebut bukan program militerisasi tetapi lebih kepada menanamkan kesadaran berbangsa dan bernegara kepada mahasiswa. "Kalau pendidikan militer, maka mahasiswa yang pertama kali akan menentangnya," ujar dia.
Nasir menyebut ada tiga hal utama yang harus ada di dalam pendidikan program bela negara untuk mahasiswa yakni, disiplin, toleransi dan kebersamaan dalam membangun negara.
Nasir menuturkan kesadaran berbangsa dan bernegara sangat penting untuk mempertahankan rasa persatuan, serta rela berkorban bukan hanya pada kelompoknya tetapi untuk bangsa dan negara.
Program bela negara, lanjut Nasir, sangat relevan dengan keadaan bangsa saat ini. Nasir mencontohkan banyak peneliti asal Indonesia yang enggan bekerja di dalam negeri karena mengaku tidak mendapat tempat dan lebih suka bekerja di luar negeri.
Hal itu, lanjut dia, sangat disayangkan karena penelitian atau riset sangat berhubungan dengan daya saing bangsa.
Meskipun demikian, Nasir mengakui bahwa iklim penelitian di dalam negeri belum sebaik di luar negeri, oleh karena itu pihaknya terus berupaya agar iklim penelitian bisa jadi lebih baik lagi.
Nasir menjelaskan pula Kemristekdikti akan bekerjasama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam melaksanakan program bela negara tersebut. "Bela negara ini akan melibatkan TNI untuk membentuk kedisiplinan dan wawasan kebangsaan serta bela negara.Tapi pemusatan latihan diharapkan bisa bekerja sama dengan kampus," kata dia. (ANT)