tirto.id - Pertempuran sengit berkecamuk pada Selasa (11/4/2017) antara prajurit militer Suriah dan gerilyawan di Provinsi Daraa di bagian selatan negeri itu, di tengah keterangan bahwa gerilyawan mendapat bantuan besar melalui perbatasan Jordania.
Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia menyatakan Angkatan Udara Suriah melancarkan 40 serangan udara pada Selasa terhadap gerilyawan, yang berusaha menyerbu dan merebut Daerah Manshiyeh.
Jika gerilyawan berhasil merebut daerah tersebut, itu mengancam kejatuhan Kota Daraa ke tangan gerilyawan.
Kelompok pengawas yang berpusat di London, Inggris, tersebut mengatakan 16 perwira dan prajurit Suriah tewas sehari sebelumnya, selama pertempuran di Daraa, demikian laporan Xinhua, Rabu pagi.
Observatorium tersebut menambahkan di antara kelompok gerilyawan ada Front bagi Pembebasan Levant --yang sebelumnya dikenal dengan nama Front An-Nusra, yang memiliki hubungan dengan Al-Qaida.
Sementara itu, satu sumber militer mengatakan kepada Xinhua bahwa pertempuran berkecamuk di Daraa setelah gerilyawan menerima dukungan besar logistik melalui perbatasan Jordania, termasuk senjata berat dan kendaraan.
Ratusan petempur gerilyawan, serta tank dan kendaraan sampai kepada gerilyawan di Daraa, kata sumber tersebut --yang tak ingin disebutkan jatidirinya.
Gerilyawan belum lama ini meningkatkan serangan mereka di Daraa untuk merebut Permukiman Manshiyeh, yang meliputi tiga bukit yang menjorok ke sebagian besar permukiman di Daraa.
Ada kekhawatiran bahwa jika Manshiyeh jatuh ke tangan gerilyawan, seluruh kota Daraa akan jatuh juga.
Abdul-Aziz Farez, seorang ahli politik, mengatakan Jordania mendukung gerilyawan di Daraa karena dua alasan utama: yang pertama ialah air, sebab Daraa berisi dua sumber air.
Yang kedua, ia menambahkan, ialah ukuran geografis dan lokasinya di dekat perbatasan Jordania, yang akan memungkinkan Jordania, dengan bantuan gerilyawan, membuat Daraa jadi zona penyangga.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri