Menuju konten utama

Surah Al-Baqarah Ayat 183-185: Arab, Latin, Tafsir, dan Artinya

Surah Al Baqarah ayat 183 berisi tentang perintah wajib puasa Ramadhan. Ini bacaan Arab dan arti selengkapnya.

Surah Al-Baqarah Ayat 183-185: Arab, Latin, Tafsir, dan Artinya
Umat muslim melakukan tadarus Al Quran di Masjid Baitul Faizin, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Senin (6/5/2019). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/ama.

tirto.id - Isi kandungan surah Al Quran Al Baqarah ayat 183, 184, dan 185 sering menjadi bahasan, kaitannya soal puasa Ramadhan. Bagaimana tafsir dan arti selengkapnya?

Ramadhan adalah salah satu bulan suci dalam Islam yang memiliki keberkahan. Di dalamnya terdapat puasa wajib yang dilaksanakan setiap umat Islam selama satu bulan lamanya. Puasa berlangsung dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari.

Allah langsung memberikan perintah untuk puasa Ramadhan melalui surah Al Baqarah ayat 183. Lalu, hal yang berkaitan tentang Ramadhan masih berkaitan di ayat selanjutnya pada ayat 184 dan 185.

Dikutip laman NU, kewajiban puasa Ramadhan turun saat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam telah berada di Madinah. Sebab, surah Al Baqarah turun di Madinah menurut kesepakatan para ulama. Menurut sejarawan, penetapan puasa ini terjadi pada 10 Sya'ban tahun kedua hijriah.

Isi Kandungan Al Baqarah 183

Dalam Al Baqarah ayat 183, Allah memberikan seruan kepada orang-orang yang beriman. At Thabari dalam kitab Jami' Al Bayan mengatakan bahwa seruan tersebut menunjuk pada orang beriman yang bersaksi mengenai keesaan Allah dan kebenaran ajaran yag dibawa Nabi Muhammad, lalu membenarkannya.

Selanjutnya, masih di ayat yang sama, orang-orang beriman diberikan kewajiban berpuasa. Puasa tersebut juga sebelumnya telah diwajibkan pada umat terdahulu. Al Zamakhsyari dalam Tafsir al-Kasyaf mengatakan bahwa umat terdahulu yaitu para nabi semenjak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad, beserta para umatnya. Lalu, tujuan berpuasa adalah membentuk pribadi yang bertakwa.

Sementara itu, Al Qurtuby mendefinisikan puasa dalam ayat tersebut yaitu menahan diri dari berbuka puasa yang diikuti niat, mulai terbit fajar sampai terbenam matahari. Seorang muslim yang menjalankan ibadah puasa harus menjauhkan diri dari berbagai perbuatan yang dapat membatalkannya. Semua perbuatan yang dilarang agama, bahkan berdusta sekali pun, dapat mengurangi keutamaan berpuasa.

Isi Kandungan Al Baqarah 184

Lalu, dalam ayat 184, Allah memberikan keringanan pada sebagian orang untuk tidak berpuasa. Mereka adalah orang yang sakit atau dalam perjalanan. Mereka bisa menggantinya di hari lain.

Selain itu, apabila terdapat orang yang berat menjalankannya secara syar'i, mereka harus membayar fidyah dengan memberi makan pada orang miskin.

Kewajiban puasa ini bukan sepanjang tahun, namun hanya di bulan Ramadhan. Mengutip laman Suara Muhammadiyah, apabila telah diketahui masuknya bulan itu di tempat seseorang tinggal, maka hendaknya berpuasa. Lalu, diingatkan lagi dalam ayat ini, jika sakit atau dalam perjalanan lantas berbuka, maka wajib menggantinya di hari lain sebanyak hari yang ditinggalkan.

Bacaan surah Al Baqarah ayat 183 - 185

Berikut ini bacaan surah Al Baqarah ayat 183, 184, 185 dalam tulisan arab, latin, dan artinya:

183. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

ya ayyuhallazina amanuu kutiba ‘alaikumush-shiyamu kama kutiba ‘alallazina ming qablikum la’allakum tattaquun

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

184. اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

ayyamam ma’duudat, fa mang kana mingkum maridhan au ‘ala safarin fa ‘iddatum min ayyamin ukhar, wa ‘alallazina yuthiiquunahu fidyatun tha’amu miskin, fa man tathawwa’a khairan fa huwa khairul lah, wa an tashuumuu khairul lakum ing kuntum ta’lamuun

(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

185. شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

syahru ramadhanallazi unzila fihil-qur`anu hudal lin-nasi wa bayyinatim minal-huda wal-furqan, fa man syahida mingkumusy-syahra falyashum-h, wa mang kana maridhan au ‘ala safarin fa ‘iddatum min ayyamin ukhar, yuridullahu bikumul-yusra wa la yuridu bikumul-‘usra wa litukmilul-‘iddata wa litukabbirullaha ‘ala ma hadakum wa la’allakum tasykuruun

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

Baca juga artikel terkait PUASA RAMADHAN atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yulaika Ramadhani