tirto.id - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengisyaratkan bakal membeli 11 pesawat tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia. Nominalnya sekitar 1,14 miliar dolar AS.
Pembelian ini adalah salah satu materi pembahasan dalam pertemuan antara Prabowo dan Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, di Moskow, pekan lalu (28/2/2020).
Tapi Prabowo sesungguhnya tidak mengupayakan pembelian ini dari awal. Ia praktis hanya melanjutkan apa yang telah diupayakan pejabat Indonesia sebelumnya.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengatakan kalau kontrak pembelian Sukhoi Su-35 sudah ditandatangani beberapa waktu lalu. "Kami berharap itu akan segera diimplementasikan," ujar Lyudmila, dikutip dari CNBC Indonesia.
Kontrak pembelian 11 pesawat tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia ini sebenarnya telah diteken pada Februari 2018, saat Menteri Pertahanan RI dijabat Ryamizard Ryacudu.
Akan tetapi, sejak saat itu hingga sekarang pemerintah Indonesia belum memastikan kelanjutan pembelian.
Duta Besar RI untuk Rusia Wahid Supriyadi mengatakan realisasi kontrak pembelian jet tempur setara Rp16,75 triliun itu tinggal menghitung hari. Sayang Wahid enggan merinci kapan persisnya kedua negara ini sepakat bertransaksi.
"Segera setelah persyaratan terpenuhi," kata Wahid seperti dilansir cnnindonesia.com, Rabu (29/1/2020).
Lyudmila enggan menjabarkan penyebab belum direalisasikannya pembelian itu. Ia hanya memastikan Indonesia tidak akan rugi dengan membeli belasan Sukhoi tersebut.
Saat Jokowi Temui Putin
Rencana pemerintah membeli jet tempur Sukhoi Su-35 bergulir sejak 2016. Saat itu, Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan terbatas dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kota Sochi.
Kedua kepala negara sepakat meningkatkan meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan. Rencana pembelian Sukhoi Su-35 menjadi salah satu poin pembahasan.
"Ada beberapa yang sudah dibahas, misalnya mengenai SU-35. Itu dibahas soal Sukhoi, tapi belum conclusive (diputuskan)," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Hotel Radisson Blu, Sochi, Rusia, Kamis (19/5/2016), seperti dikutip dari liputan6.com.
Menurut Retno, pembelian alutsista itu dalam tahap pembicaraan awal saat Jokowi menemui Putin.
Kontrak dicapai setelah pada Agustus 2017, Indonesia berupaya mempertukarkan minyak sawit, kopi, dan teh. Saat itu daya tawar Indonesia meningkat karena Rusia diberi sanksi oleh dunia internasional karena dianggap mencampuri Pilpres AS 2016 dan menganeksasi Krimea, Ukraina.
Rusia pun tak menampik faktor ini sebagai salah satu hambatan.
Pembelian jet tempur buatan Rusia bukan pertama kalinya bagi Indonesia. Pada 2003, Indonesia membeli dua unit Sukhoi seri Su-27 dan Su-30. Pembelian kembali dilakukan pada 2008, yakni tiga unit Sukhoi Su-27 dan tiga unit Sukhoi Su-30.
Terakhir, Indonesia tercatat membeli enam pesawat Sukhoi Su-30 pada 2012.
Adapun Sukhoi Su-35 merupakan pengembangan dari seri Su-27 dan Su-30. Sejumlah situs alat pertahanan menyebut harga satu unit Sukhoi SU-35 sebesar 50-70 juta dolar AS.
Sukhoi SU-35 adalah jenis pesawat tempur canggih berkemampuan siluman (antiradar). Situs Military-Today menyebut Sukhoi Su-35 termasuk dalam sepuluh pesawat terbaik di dunia.
Jet tempur dengan panjang sayap 15,3 meter itu dapat melesat dengan kecepatan maksimum 2.390 km/jam. Kecepatan tersebut melebihi kecepatan suara (343 m/detik atau 1238 km/jam).
Masih melansir situs yang sama, Sukhoi Su-35 dapat mengangkut berbagai jenis bom jatuh bebas. Jet tempur ini dilengkapi berbagai jenis misil seperti R-27ER, E-27ET, R-73, Kh-29T, Kh-31P, Kh-59M, dan Kh-35U.
Tak hanya itu, Sukhoi Su-35 juga dapat membawa semua rudal antipesawat. Jet tempur ini menggunakan mesin 2 x Saturn 117S (AL-41F1S) dan hanya bisa membawa satu orang kru.
Editor: Rio Apinino