Menuju konten utama

Strategi Facebook Jadikan WhatsApp Sebagai Pundi Uang

WhatsApp memulai ujicoba layanan pesan komersial untuk UKM di India. Langkah ini diyakini sebagai strategi Facebook menjadikan WhatsApp sebagai salah satu sumber pundi-pundi uangnya.

Strategi Facebook Jadikan WhatsApp Sebagai Pundi Uang
Siluet orang menggunakan smartphone didepan logo WhatsApp Inc di London, UK. WhatsApp Inc. menawarkan cross-platform aplikasi mobile messaging yang memungkinkan pengguna untuk bertukar pesan. Foto/Getty Images/Chris Ratcliffe/

tirto.id - Aplikasi pesan instan milik Facebook, WhatsApp pada awal Maret 2017 mulai memperkenalkan fitur baru mereka. WhatsApp melakukan ujicoba fitur yang dikhususkan untuk kalangan usaha kecil dan menengah di India.

Fitur baru WhatsApp tersebut akan membantu UKM atau usaha-usaha dengan jumlah pekerja di bawah 10 orang. WhatsApp tengah membangun suatu versi dari layanan mereka bagi UKM agar dapat berkomunikasi dengan klien-klien potensial mereka tanpa melakukan aksi SPAM pada klien potensial yang menerima pesan melalui WhatsApp.

“Kami membangun setiap fitur di WhatsApp agar mudah, terpercaya, dan aman. Dan visi ini sejalan dengan apa yang Digital India janji untuk dicapai. Kami akan terus berinvestasi sehingga kami dapat membantu lebih banyak orang di seluruh India, dan kami berharap untuk berkontribusi lebih pada visi India untuk perdagangan digital di masa depan,” kata Juru bicara WhatsApp seperti dikutip dari mashable.com.

Fitur baru ini diluncurkan, tak lama setelah WhatsApp mengumumkan posisi COO atau Chief Operation Officer pertama mereka yakni Matt Idema. Penunjukan Idema menjadi COO disebut sebagai bagian dari langkah awal WhatsApp untuk mulai memonetisasi layanan pesan instan paling populer di dunia tersebut.

Layanan WhatsApp ini diyakini untuk mengembalikan investasi yang ditanam Facebook saat 3 tahun lalu mereka mengambil alih WhatsApp sebesar $19 miliar. Selain itu, diketahui bahwa WhatsApp dan Instagram, layanan lain milik Facebook, menyumbang 25 persen dari total valuasi Facebook. Meski menyumbang valuasi yang besar, kedua layanan tersebut diketahui belum secara optimal digunakan untuk menarik pendapatan bagi Facebook. Padahal, WhatsApp maupun Instagram, merupakan layanan-layanan unggulan yang dipakai jutaan pengguna di dunia. WhatsApp bahkan menurut data yang dilansir Statista, hingga Januari 2017 digunakan oleh lebih dari 1,2 miliar pengguna.

WhatsApp berencana untuk memperoleh pandapatan per pengguna hingga US$8 di masa mendatang. Saat ini, pendapatan per pengguna yang diperoleh WhatsApp nihil alias nol. Facebook diprediksi ingin WhatsApp bisa menyumbang 1 dolar per pengguna pada 2019, lalu pada 2023 bisa meningkat menjadi 4,69 dolar.

Infografik Perusahaan Teknologi Dunia dan Pasar India

Ujicoba layanan baru WhatsApp yang berhubungan dengan UKM dilakukan karena India merupakan salah satu negara pengguna WhatsApp terbanyak. Diketahui, 15 persen atau setara 200 juta pengguna WhatsApp berasal dari India. Selain itu, India memiliki 35 juta UKM yang memiliki potensi untuk dirangkul WhatsApp menggunakan layanan milik mereka. Angka tersebut merupakan suatu potensi besar WhatsApp dalam mengembangkan layanan baru mereka.

Aksi WhatsApp di India merupakan langkah mereka untuk menyajikan opsi “commercial messaging” atau pesan komersial, untuk melayani usaha-usaha kecil menjangkau pelanggan mereka. Pesan komersial, artinya WhatsApp bisa menarik keuntungan dari layanan yang mereka berikan pada UKM-UKM di India tersebut.

WhatsApp masih dalam tahap awal menjadikan WhatsApp bukan hanya aplikasi pesan, tapi juga diharapkan untuk menjadi dompet digital. Di Indonesia, contoh dompet digital yang cukup masif digunakan adalah Go-Pay dari Go-Jek.

WhatsApp tengah mengembangkan Aplication Program Interface, suatu program dasar yang bisa dimanfaatkan pengembang lain, untuk membuat WhatsApp bisa dimanfaatkan oleh bank guna menginformasikan keanehan transaksi perbankan atau dimanfaatkan oleh maskapai bagi keterlambatan-keterlambatan penerbangan dan diinformasikan bagi pelanggan mereka.

Aksi WhatsApp di India bagi sebuah perusahaan teknologi bukanlah hal yang asing dilakukan. Sebelumnya, Google juga melakukan pendekatan pada pasar India. Google pada Januari 2017 lalu, memperkenalkan “Digital Unlocked” bagi India. Pengumuman “Digital Unlocked” dilakukan oleh Sundar Pichai, CEO Google yang juga berasal dari India.

“Digital Unlocked” dari Google merupakan suatu program dari Google untuk menfasilitasi dan memberikan pelatihan juga sertifikasi bagi UKM di India. Program tersebut dilakukan karena menurut klaim Google diketahui bahwa banyak UKM di India yang kesulitan memasuki pasar internet.

“Digital Unlocked” bisa dimanfaatkan oleh UKM di India ntuk mengenai bagaimana melakukan kampanye periklanan secara online. “Digital Unlocked” yang digagas oleh Google, direncanakan akan menyelenggarakan 5.000 lokakarya di 40 kota di India selama 3 tahun.

“Setiap usaha kecil dengan akses internet bisa bergabung,” kata Pichai

Aksi Google dengan “Digital Unlocked” ini merupakan cara mereka untuk menjaring konsumen potensial di kemudian hari. Google memiliki beragam layanan pemasaran online, yang paling terkenal adalah Google Adsense. Dengan membuat para UKM di India semakin tergantung pada dunia maya, Google dapat memanfaatkannya sebagai pasar yang sangat potensial, dan menggiring mereka memanfaatkan Google Adsense.

Cara Google tersebut, nampaknya juga diikuti oleh Facebook dengan menghadirkan layanan UKM di WhatsApp bagi pasar India. Facebook juga memiliki layanan pemasaran online yang terintegrasi dengan media sosial. UKM yang semakin tergantung dengan WhatsApp, akhirnya menggunakan layanan pemasaran Facebook. Pasar India hanyalah pembuka saja, Indonesia dan negara potensial lainnya hanya menunggu waktu saja untuk dijadikan pundi-pundi pendapatan dari WhatsApp.

Baca juga artikel terkait WHATSAPP atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Teknologi
Reporter: Ahmad Zaenudin
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Suhendra