Menuju konten utama

Strategi Erick Thohir Lakukan Aksi Bersih-bersih di BUMN

Meneteri BUMN Erick Thohir melakukan bersih-bersih bukan sekedar penangkapan melainkan untuk memperbaiki sistem yang ada di perusahaan-perusahaan BUMN.

Strategi Erick Thohir Lakukan Aksi Bersih-bersih di BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir berpidato dihadapan peserta acara penutupan Festival Anak Sholeh Indonesia (FASI) XI tingkat nasional tahun 2022 di Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (27/3/2022). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/tom.

tirto.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan, program bersih-bersih BUMN bukan sekedar penangkapan. Melainkan untuk memperbaiki sistem yang ada di perusahaan-perusahaan BUMN dan Kementerian BUMN melalui penyelamatan dan restrukturisasi organisasi.

Menurutnya, menerapkan blacklist bagi manajemen BUMN yang melakukan korupsi dan bermasalah hukum. Daftar hitam ini akan menjadi penghalang bagi orang-orang tersebut duduk di manajemen BUMN hingga anak-cucu usaha BUMN.

"Jadi orang-orang yang sudah terbukti korupsi, ada masalah hukum, dan lain-lain itu kesepakatannya nanti hasil audit BPKP didukung BPK, nanti kita ajukan ke bapak presiden, Menkeu sebagai pemegang saham BUMN, kita create blacklist," ujar Erick di Jakarta, dikutip Rabu (7/12/2022).

Aksi bersih-bersih dilakukan Erick Thohir dinilai membawa angin segar perubahan menuju yang lebih baik. Hal ini tercermin dari perusahaan negara yang kinerja keuangannya mengalami kerugian akibat adanya kasus korupsi di tubuh manajemen dapat teratasi, sehingga dapat kembali sehat dan mencatat pertumbuhan.

Salah satu contoh dana pensiun dikelola Perusahan Asuransi milik BUMN. Kala itu Erick Thohir baru menjabat langsung melakukan langkah bersih-bersih BUMN Jiwasraya lalu Asabri.

Selain langkah bersih bersih BUMN terdapat program lain yang membuat Erick Thohir dinilai berhasil membawa perubahan positif yaitu dengan program restrukturisasi Perusahaan BUMN. Contohnya di bidang perkebunan yang utangnya Rp41 triliun kemudian dilakukan restrukturisasi oleh kementerian BUMN.

Bahkan jika ada indikasi tindak pidana korupsi seperti Krakatau Steel dan Garuda, Ercik Thohir tidak segan melaporkan sendiri berbagai temuan dugaan tindakan Korupsi tersebut ke KPK. Karena proses itu berjalan dan akhirnya terjadi konsolidasi yang baik yang tadinya labanya minus Rp1,4 triliun bukunya untung Rp4,6 triliun.

"Itulah salah satu keberhasilan dan kepiawaian yang dimiliki oleh Pak Erick Thohir," ujar Pengamat Transparansi Pemerintahan, Sondang Hutagalung.

Sondang menilai keberhasilan Erick Thohir tidak sampai di situ. Mantan Bos Inter Milan itu juga melakukan efisiensi berdasarkan sektor. Seperti misalnya, pada sektor kesehatan, perusahaan BUMN yang memiliki Rumah Sakit (RS) disatukan sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang efektif bagi masyarakat.

Sementara pada sektor perbankan, kementerian BUMN juga melakukan transformasi dan pengembangan pada perbankan Syariah melalui Bank Syariah Indonesia (BSI). Karena Erick Thohir menyadari, Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia harus memiliki bank Syariah yang berfundamental kuat.

"Akhirnya kalau kita lihat hari ini bagian labanya tumbuh baik," ujarnya.

Selain itu Sondang juga menilai bagaimana pertumbuhan UMKM yang dibantu dan di fasilitas oleh sekian banyak BUMN. Berdasarkan data sampai bulan Oktober Tahun 2022 saja BRI sebagai salah satu Bank yang dimiliki BUMN telah berhasil menyerap lapangan pekerjaan sebanyak 32,7 juta pekerja melalui 10.3 juta UMKM yang di saluran Program KUR Bank BRI.

Jika setiap UMKM mempekerjakan minimal 3 orang saja maka dari 10,3 juta UMKM tersebut, berarti BRI berhasil mengurangi angka pengangguran sebanyak 32 7 juta.

"Hal ini menunjukan Bahwa BUMN juga bermanfaat dalam mengembangkan Usaha Kecil Masyarakat Mulai dr sektor Permodalan, pelatihan, produksi sampai distribusinya," jelasnya.

Baca juga artikel terkait BUMN atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin