tirto.id - Ucapan politikus PDIP Maruarar Sirait yang menyebut Fadli Zon bisa diangkat menjadi menteri Jokowi ketika terpilih lagi sebagai Presiden mendapat banyak respons dari berbagai pihak.
Salah satunya dari Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komaruddin yang menilai ucapan Ara tersebut sangat tak mungkin terjadi karena di dalam tubuh koalisi Jokowi-Ma'ruf sendiri sudah sangat banyak pihak yang menanti jatah menteri.
"Pernyataan Ara itu pernyataan politis. Belum tentu benar. Karena pernyataan politisi itu berubah-berubah," kata Ujang saat dihubungi wartawan Tirto, Kamis (28/2/2019).
Oleh karena itu, menurut Ujang sangat kecil kemungkinan Fadli Zon akan dijadikan menteri Jokowi jika terpilih lagi.
"Lagian jika Jokowi menang. Mereka sudah punya slot menteri. Jatah menteri itu sudah dibagi habis dengan partai koalisi dan kalangan lainnya," lanjutnya.
"Jadi kecil kemungkinannya jika FZ dijadikan menteri jika Jokowi menang lagi. Kecuali jika Gerindra masuk koalisi pemerintah pasca pilpres," tambahnya lagi.
Lain halnya yang dikatakan pengajar ilmu politik UIN Jakarta Adi Prayitno. Ia mengatakan hal tersebut mungkin saja dilakukan mengingat Indonesia masih menganut sistem presidensialisme multipartai.
"Sistem kita presidensialisme multipartai yang enggak ada oposisi sesungguhnya, kapan pun bisa berkoalisi. Tiap pilpres pasti koalisi beda-beda dan gabung dengan presiden terpilih. Basis koalisi tidak permanen," kata Adi saat dihubungi Kamis (28/2/2019) siang.
Ia menilai, kendati koalisi Jokowi sudah gemuk, tapi tetap memungkinkan Fadli Zon untuk masuk, mengacu dengan omongan Ara.
"Walau tubuh gemuk pun enggak ada masalah. Kalau masih ada yang mau gabung, silakan. SBY dulu di periode kedua semua partai juga gabung yang sebelumnya oposisi, cuma PDIP yang tidak," katanya.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno