tirto.id - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Salahuddin Sandiaga Uno mengomentari soal peluang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menduduki jabatan di perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Mungkin Pak Ahok memiliki kekuatan di bidang pertambangan karena beliau sarjana pertambangan. Yang dicari kecocokannya, the right man on the right place," kata Sandi di Yogyakarta, Kamis (14/11/2019).
Sandi yakin Menteri BUMN Erick Thohir akan memastikan jajaran pimpinan BUMN baik direktur maupun komisaris disandang orang-orang yang tepat dan ahli di bidangnya.
Namun, Sandi tak mau berspekulasi soal jabatan yang akan diduduki BTP. Ia juga tak mau terburu-buru menilai atau memberikan komentar sebelum diumumkan oleh Menteri BUMN.
"Tunggu dulu apa yang menjadi pertimbangan Pak Erick disampaikan kepada publik. Dan setelah terpilih, kita sudah wajib karena BUMN milik rakyat, milik bangsa dan negara, jadi patut didukung untuk memberikan kemaslahatan," katanya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok, menyambangi kantor Kementerian BUMN sekitar pukul 09.38 WIB, Rabu (13/11/2019). Usai pertemuan, ia mengaku mendapat tawaran untuk mengisi salah satu posisi di perusahaan pelat merah.
Hingga kini belum ada penjelasan resmi soal posisi yang ditawarkan kepada politikus PDI Perjuangan tersebut. Tetapi yang jelas, empat BUMN kini tengah mencari direktur utama (Dirut) baru yakni: PT PLN (Persero) Tbk, MIND ID (MiningIndustry Indonesia), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Hingga saat ini posisi Dirut PLN masih dijabat oleh Pelaksana Tugas (Plt) Sripeni Inten Cahyani, setelah Sofyan Basir tersangkut kasus PLTU Riau-I. Kursi Dirut MIND ID dan Bank Mandiri kosong karena dua pimpinannya yaitu, Budi Gunadi Sadikin dan Kartika Wirjoatmodjo ditunjuk menjadi menjadi wakil menteri BUMN.
Sementara posisi Dirut BTN kosong setelah Suprajarto yang terpilih menjadi Dirut menyatakan mengundurkan diri dalam RUPSL beberapa waktu lalu.
Selain empat BUMN tersebut, jabatan teras PT Pertamina (Persero) juga dikabarkan bakal mengalami perombakan. Pertimbangannya adalah beban yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo untuk mengebut proyek kilang. Salah satunya, kerja sama pengembangan Kilang Cilacap yang tak kunjung tuntas dengan calon investor Saudi Aramco.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Gilang Ramadhan