tirto.id - "Oddie bisa! Oddie pasti bisa!"
Teriakan itu bergema di Istora Senayan saat Oddie Kurnia Dwi Listyanto Putra berduel melawan delegasi India, Raj Kumar. Pertandingan tunggal putra Asian Para Games 2018 cabor bulu tangkis itu di gelar Rabu kemarin (10/10/2018).
Di tribun, penonton laga atlet penyandang disabilitas itu cemas. Di papan skor tercatat, Oddie ketinggalan 4 poin dari rivalnya. Ketegangan semakin menguat ketika Raj Kumar berhasil sampai poin 20, meninggalkan Oddie di angka 17.
Beberapa kali, Oddie sempat melakukan kesalahan. Pukulannya terlalu lemah sehingga berkali-kali membentur net. Namun akhirnya, Oddie mampu membawa keadaan menjadi deuce dan membungkus kemenangan tipis di set pertama dengan skor 22-20.
Ini pertama kalinya Oddie membawa nama Indonesia saat menghadapi Kumar. Gaya permainannya yang cepat, membuat Oddie cukup kewalahan. Selain itu, Oddie juga belum akrab dengan arah angin di Istora.
"Sempat kewalahan sih, di set pertama. Maunya main langsung 'bunuh'," kata Oddie saat ditemui reporter Tirto usai pertandingan.
Kendala yang dialami Oddie, juga dirasakan Manajer Kontingen Indonesia Cabor Para-Badminton, Sapta Kunta Purnama. "Istora ini unik. Arah anginnya tidak bisa terbaca. Beberapa pemain ada yang belum terbiasa untuk menyesuaikan diri," kata pria yang kerap disapa Kunto itu.
Dalam persabungan sore itu, kedua orangtua Oddie menjadi bagian dari para penonton yang menyaksikan pertandingan secara langsung. Ini pertama kalinya mereka menonton anaknya bertanding di kancah internasional.
"Jadi harus menang. Bismillah, bismillah saja tiap mau servis," aku atlet yang mengidolakan Anthony Ginting itu.
Pada set kedua, pria asal Malang ini terlihat lebih tenang kendati beberapa pukulannya masih mengenai net. Namun pada akhirnya, ia berhasil mengungguli Kumar dengan skor 21-17. Dengan kemenangan itu, Oddie sudah meraih kemenangan kelimanya dalam gelaran Asian Para Games 2018 dan memastikan mendapat tiket untuk melenggang ke perdelapan final.
Melawan Minder
Sejak kecil, pergelangan tangan kanan Oddie tumbuh melengkung ke dalam. Bagian pergelangan tangannya seperti terkunci dalam posisi tertekuk. Kondisi itu membuat Oddie menjadi anak yang tak percaya diri.
Berniat membangkitkan rasa percaya diri anaknya, ibu Oddie mengenalkannya pada olahraga bulu tangkis sejak kelas 2 SD. Akan tetapi, Oddie masih saja minder.
Hingga SMP, Oddie masih kerap menyembunyikan tangan kanannya di dalam tas dengan berpura-pura sedang mencari sesuatu. Dia baru berani mengeluarkan tangannya ketika sudah berada dalam kelas. Terlebih berat badannya waktu itu mencapai 90 kilogram. Rasa mindernya berlipat ganda.
Perlahan, Oddie memupuk perlawanan terhadap rasa mindernya. Rasa tak percaya diri itu terendam jauh saat Oddie berhasil meraih prestasi di kancah nasional. Capaian itu dia raih dengan cara yang tak mudah, harus berlatih bersama para atlet reguler.
"Awalnya sulit. Mereka [atlet reguler] bisa gampang seimbang kanan kirinya. Saya kok enggak bisa," kenang Oddie.
Bulu tangkis membuat Oddie rutin berlatih memaksimalkan kinerja kedua tangannya. "Yah palingan cuma bisa untuk servis. Bawa tas juga masih bisa. Tapi tetap yang dioptimalkan yang kiri," jelas Oddie.
Oddie berharap hajatan para olahraga terbesar se Asia ini, memberikan semangat kepada penyandang disabilitas untuk tekun meniti prestasi.
"Enggak perlu minder. Kita semua sama kok. Masing-masing pasti punya kesukaan dan bidang-bidangnya masing-masing. Kembangkan di situ," pesan Oddie.
Suporter Sebagai Tenaga Tambahan
Selama pertandingan, Istora Senayan tak pernah sepi dari sorakan semangat penonton untuk Oddie. Saat Oddie ketinggalan skor jauh, dukungan suporter di tribun menjadi bahan bakar baru yang mendekatkan pada kemenangan.
"Luar biasa. Saya enggak nyangka. Itu bikin saya tambah semangat. Terima kasih atas dukungannya," ujar Oddie penuh haru.
Salah satu penonton, Skarayu Galuh, mengikuti performa Oddie sejak awal bertarung di laga Asian Para Games. "Waktu pertandingan Oddie lawan Malaysia, sebelum permainan dimulai dan masih perkenalan pikiran saya adalah 'gimana caranya?'" terang Galuh yang awalnya heran.
Akan tetapi anggapan itu sirna, setelah melihat penampilan Oddie menumbangkan atlet Malaysia hanya dalam dua set. "Hebat, kami dibuat larut oleh permainan Oddie," imbuhnya.
Nama Oddie memang tak sepopuler Jojo ataupun Ginting, dua bintang bulu tangkis yang mencuri perhatian sewaktu Asian Games 2018. Namun semangat bermain Oddie nyatanya mampu menggetarkan Istora tak kalah seperti saat Jojo atau Ginting bertanding.
Beberapa hari lalu, gelaran Asian Para Games 2018 dikabarkan sepi peminat. Dalam dua hari terakhir, fakta di lapangan justru berkata sebaliknya. Kendati tak seramai Asian Games 2018 yang selalu full house, penonton Asian Para Games juga tak bisa dibilang sepi terutama untuk cabor yang memiliki venue di kawasan Gelora Bung Karno. Sepinya pendukung hanya terlihat di beberapa cabor saja, biasanya yang berada di luar GBK.
Indonesia akan menjadi tuan rumah yang selalu menyambut meriah pertandingan bulu tangkis. Apa pun bentuknya, baik pertandingan reguler maupun para games, nyatanya masih akan selalu menyedot perhatian. Terlebih saat tim beregu putra bulu tangkis menyumbangkan emas pertama bagi Indonesia dalam Asian Para Games 2018.
Saat ini, Oddie menargetkan emas pertamanya dalam ajang Asian Para Games, kendati ia merupakan unggulan kelima untuk cabor para badminton. "Mohon doanya," tutup Oddie.
Penulis: Restu Diantina Putri
Editor: Dieqy Hasbi Widhana