tirto.id - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menggelar The 13th Indonesia Human Resource Summit (IHRS) pada 19-20 Juni 2023 di Bali Nusa Dua Convention Center.
Acara tersebut merupakan hasil kolaborasi dengan tiga perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yakni PT Pertamina Eksplorasi Produksi (Pertamina EP), Saka Indonesia Pangkah Limited, Eni Muara Bakau B.V. serta didukung oleh PT Multi Taruna Sejati.
IHRS merupakan acara konferensi tahunan mengenai sumber daya manusia (SDM) yang paling bergengsi di Indonesia dan ASEAN.
“Pada tahun 2050, kebutuhan minyak bumi diperkirakan meningkat dari 1,66 juta barel minyak per hari (BOPD) menjadi 3,97 juta BOPD, atau naik sebesar 139%. Sedangkan kebutuhan gas bumi meningkat jauh lebih besar, yaitu sebesar 298%," ujar Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf dalam sambutannya.
Ia menambahkan, "Kebutuhan gas bumi saat ini berada pada kisaran 6 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), sedangkan kebutuhan gas bumi diperkirakan mencapai 26 ribu MMSCFD."
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Nanang mengatakan perlu adanya perubahan mindset dari para pekerja industri hulu migas.
“Salah satu aspek terpenting dalam industri hulu migas adalah people, yang menjadi fokus dalam kegiatan IHRS. Visi besar dan rencana strategis SKK Migas bersama KKKS akan sulit terwujud jika kita tidak mengubah mindset kita.
Hasil yang besar tidak mungkin dipanen dari cara-cara kerja yang biasa-biasa saja. Untuk itu yang harus kita tanamkan adalah, kita harus bekerja dengan pendekatan business-not-as usual. Pendekatan ini akan menghadirkan terobosan cara-cara kerja yang lebih baik, lebih cepat, dan pada akhirnya lebih mendekatkan kita pada visi yang ingin kita capai,” terangnya.
Nanang menambahkan, dua hal yang perlu ditanamkan dalam mendorong perubahan mindset adalah sense of crisis dan sense of urgency.
“Sejauh mana kita sudah memiliki sense of crisis dan sense of urgency utamanya terhadap keselamatan kerja di industri hulu migas. Walaupun incident rate Indonesia masih berada di bawah rata-rata incident rate global, kita perlu memastikan bahwa tidak ada insan pekerja hulu migas yang mengalami kecelakaan kerja,” katanya.
Seperti halnya mengubah kebiasaan, Nanang mengatakan perubahan mindset bukanlah perkara yang mudah dan tidak akan selesai dalam waktu satu hari saja. Perlu strategi yang cermat dan praktik berulang sehingga mindset baru akan benar-benar terinternalisasi.
“Dalam acara IHRS inilah pentingnya peran fungsi SDM untuk melakukan human resources engineering yang dapat mempercepat dan memperkuat proses perubahan mindset ini,” ungkapnya.
IHRS tahun ini mengangkat tema “Redefining Human Capital: Inspiring People to Take Action: Think B.I.G, Win B.I.G.” untuk menjawab tantangan-tantangan yang muncul di dunia kerja saat ini.
“Dengan mengikuti The 13th IHRS 2023, para peserta mempunyai kesempatan untuk menggali tren, teknologi terkini, serta strategi utama di berbagai ruang sumber daya manusia yang berubah dengan cepat," jelas Mira Tripuspita selaku Chairwoman The 13th Indonesia HR Summit.
"IHRS tahun ini diharapkan dapat mendorong para pesertanya untuk berpikir lebih luas, mengubah paradigma yang telah ada, dan memotivasi mereka untuk mengenali potensi, memperluas batasan- batasan yang ada, serta mengambil langkah nyata untuk mencapai tujuan organisasi dan individu."
“Tahun ini, IHRS diikuti oleh tidak kurang dari 1.000 orang praktisi sumber daya manusia yang berasal dari beragam industri antara lain minyak dan gas, perbankan, asuransi, kesehatan, perusahaan rintisan, pertambangan, akademisi, manufaktur, dan lainnya,” tambah Mira.
Dalam kesempatan yang sama, Seretaris SKK Migas Shinta Damayanti mengatakan gelaran IHRS memiliki peran penting dalam mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di tanah air karena dalam kegiatan ini para peserta dapat memperluas pengetahuan mereka tentang perkembangan terkini dalam bidang SDM.
“Melalui presentasi, diskusi, dan pameran, para peserta dapat mempelajari praktik terbaik, tren, dan inovasi dalam manajemen SDM. Ini dapat membantu mereka dalam menghadapi tantangan baru dengan wawasan yang selalu dikembangkan. Selain itu, IHRS juga menjadi platform bagi para profesional SDM untuk bertemu, berinteraksi, dan berbagi pengalaman. Pada akhirnya, hal tersebut diharapkan dapat membantu para peserta untuk mengadopsi praktik dan strategi terbaik dalam pengelolaan SDM,” terang Shinta.