tirto.id - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi produksi siap jual atau lifting migas per Q1 2021 berada di bawah target. Tak tercapainya target ini terjadi karena sejumlah kendala yang dihadapi oleh industri migas dalam negeri.
“Lifting minyak kita baru 96 persen. Lifting gas capai 98,2 persen,” ucap Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam konferensi pers virtual, Senin (26/4/2021).
Dwi mencatat realisasi lifting minyak sendiri hanya mencapai 676,2 ribu barel minyak per hari atau Barrel Oil Per Day (BOPD) atau di bawah target 705 ribu BOPD. Sementara itu realisasi lifting gas hanya mencapai 5.539 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) di bawah target 5.638 MMSCFD.
Jika ditotal, realisasi lifting minyak dan gas pada Q1 2021 hanya mencapai 1.682,02 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD). Angka ini jauh di bawah target APBN 2021 yang mencapai 1.711,78 ribu MBOEPD. Dengan kata lain realisasi lifiting gabungan migas berkisar 98,2 persen dari target.
Dwi menjelaskan rendahnya lifting minyak ini disebabkan karena adanya penurunan investasi dan aktivitas pengeboran minyak sejak Desember 2020. Hal ini turut memengaruhi capaian lifting di Q1 2021.
Meski demikian, ia mengaku cukup puas dengan realisasi lifting gas. Pasalnya serapan gas pada Q1 2021 saat ini lebih baik dan optimal ketimbang periode sebelumnya sehingga mampu mencapai realisasi lebih tinggi dibanding migas yaitu 98 persen dari target.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz