tirto.id - Aktivis masyarakat adat dari Papua, Adolfina Kuum mengatakan situasi di Kota Timika, Papua telah berangsur-angsur kondusif pada Rabu sore (21/8/2019).
"Tadi sampai sore jam 16.00 WIT, kami baru bubar dari kantor DPRD," kata Adolfina yang sekaligus menjadi koordinator lapangan aksi massa di Timika itu, saat dihubungi Tirto pada Rabu sore.
Namun, setelah dirinya sampai ke rumah, Adolfina mengaku menerima kabar terjadi penangkapan terhadap 46 orang massa aksi. Menurut info yang ia dapat, massa yang tertangkap itu ditahan di Polres Timika.
"Akan kami info lagi setelah kami cek kawan-kawan lain," ujar dia.
Adolfina menuturkan massa aksi yang berjumlah ratusan orang turun ke jalan dan melakukan long march menuju DPRD Mimika untuk berdialog dengan pimpinan dewan dan bupati.
Namun, setelah menunggu sekian lama, massa aksi itu ternyata hanya bertemu perwakilan anggota DPRD Mimika saja.
Di tengah situasi seperti itu, kata Adolfina, tiba-tiba ada orang yang melakukan provokasi. Akibatnya, kerusuhan pun pecah.
"Kami kendalikan massa aksi agar tidak keluar dari gedung DPRD. Tapi ada provokator yang memprovokasi masyarakat, kami sudah arahkan agar tidak terpengaruh. Aksi harus damai, tidak boleh ada kerusakan ini itu dan intimidasi," kata Adolfina.
Dia menambahkan provokasi tersebut mudah memancing emosi massa karena para peserta aksi sudah jenuh menunggu kedatangan Ketua DPRD dan Bupati di Gedung DPRD Mimika.
"Massa aksi menunggu bupati dan ketua DPRD terlalu lama sehingga terjadi kerusuhan," ujar dia.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Addi M Idhom