tirto.id - Kerusuhan di Timika, Kabupaten Mimika, Papua, dipicu kekecewaan massa pengunjuk rasa yang terlalu lama menunggu Bupati Mimika dan Anggota DPRD Mimika. Hal itu disampaikan salah satu demonstran, Benny Kakal saat dihubungi wartawan Tirto, Rabu (21/8/2019).
"Massa menduduki kantor DPRD dengan situasi yang tidak bisa dikendalikan. Orasi menunggu perwakilan pemerintah, terutama diminta oleh rakyat yaitu Bupati Mimika," kata Benny.
Menurut Benny, situasi makin memanas karena Bupati Mimika, Eltinus Omaleng tak kunjung menemui demonstran. Ia mengatakan massa kemudian melempari gedung DPRD Mimika dengan batu sekitar pukul setengah 2 siang, waktu setempat.
"Massa terpisah menjadi tiga arah... Selanjutnya massa bergerak sendiri-sendiri tidak terkendali," ujarnya.
Benny bercerita kondisi di Timika masih mencekam. Aparat gabungan TNI-Polri pun masih berjaga di semua titik.
"Lalu lalang aparat di mana-mana," ujarnya.
Sementara itu, Antara melaporkan lemparan batu ke arah gedung DPRD dimulai pukul 1 siang, waktu Papua. Sejak Rabu pagi, lebih dari seribu orang datang dari berbagai wilayah di Timika untuk berdemo di beberapa titik, salah satunya DPRD.
Aksi massa di beberapa wilayah Papua masih terus terjadi hingga Rabu (21/8/2019). Aksi ini menjadi respons masyarakat Papua terhadap tindakan rasisme yang menimpa mahasiswa asal Papua di Malang dan Surabaya beberapa waktu lalu.
Tirto masih berupaya mengkofirmasi kejadian ini kepada Polda Papua, namun hingga berita ini dirilis belum ada tanggapan.
Editor: Mufti Sholih