tirto.id - Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli, mengatakan penyerangan di Puskesmas dan Sekolah YPK Anggruk merupakan kejadian luar biasa serta mengejutkan banyak pihak. Selama 64 tahun sejak Injil masuk ke daerah tersebut, kata dia, kejadian serupa tidak pernah terjadi.
Didimus pun berpandangan bahwa peristiwa seperti itu tidak seharusnya terjadi di daerah terpencil.
"Kami biasa merasakan keamanan dan ketenangan. Namun, kali ini kami semua, termasuk pemerintah, masyarakat, dan gereja, terkejut dan syok atas kejadian ini," kata Didimus dalam rilis tertulis, Senin (24/3/2025).
Didimus pun membantah isu guru dan tenaga kesehatan (nakes) di Anggruk adalah TNI dan Polri. Dia menegaskan bahwa mereka bukan tenaga baru, karena sudah direkrut sejak 2021 melalui proses terbuka.
"Kami selalu menyampaikan di berbagai forum bahwa persyaratan rekrutmen adalah wajib beragama Kristen, percaya pada Yesus sebagai Tuhan, telah dibaptis, dan bersedia menjadi guru misionaris, tutur Didimus.
Lebih lanjut dia menjelaskan, proses verifikasi kepada para guru dan nakes itu berlangsung selama 30 hari di Jayapura. Dalam proses seleksi, para guru dan nakes itu dipastikan latar belakang pendidikannya dari S1 atau S2 serta harus di bidang pendidikan dan kesehatan.
"Itu 100% tidak benar (guru dan nakes adalah anggota TNI-Polri). Proses rekrutmen kami terbuka dan diketahui publik," tegasnya.
Menurut Didimus, nakes dan guru setelah rekrutmen didoakan pendeta dan menandatangani perjanjian kerja sama. Jika ada yang mengatakan mereka anggota TNI/Polri dan memiliki bukti, kata dia, diharapkan disertakan dengan bukti-bukti.
Ditekankan Didimus, pemerintah memiliki etika dan moral dalam memimpin. Pemerintah juga tidak akan menyelundupkan hal-hal seperti yang dituduhkan.
“Silakan tunjukkan kepada saya. Kalau benar, saya siap mundur dari jabatan Bupati," ujar dia.
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Bayu Septianto