tirto.id - Mirai no Mirai adalah film animasi Jepang bergenre drama petualangan keluarga. Film yang tayang perdana pada 16 Mei 2018 saat ajang Directors Fortnight di Perancis tersebut sudah dapat ditonton melalui Netflix.
Naskah film Mirai no Mirai (2018) ditulis oleh Mamoru Hosoda, yang sekaligus jadi sutradara film ini. Sebelum ini, Hosoda juga tercatat sukses menyutradarai sejumlah film animasi lain, seperti: One Piece: Baron Omatsuri and the Secret Island (2005), The Girl Who Leapt Through Time (2006), dan Summer Wars (2009).
Selain di Jepang, Mirai no Mirai juga rilis di sejumlah negara lain, sekaligus memiliki versi dubbing Bahasa Inggris. Sejumlah bintang yang terlibat mengisi suara bahasa Inggris antara lain: Rebecca Hall, John Cho, Daniel Dae Kim, dan Victoria Grace.
Sementara untuk versi originalnya, pengisi suara antara lain diisi oleh Moka Kamishiraishi, Haru Kuroki, Gen Hoshino, Kumiko Aso, dan Mitsuo Yoshihara.
Mirai no Mirai (2018) merupakan karya hasil produksi Studio Chizu, yang berbasis di Suginami, Tokyo. Sedangkan untuk alur distribusinya berada di bawah naungan Toho. Film ini terbilang sukses, dengan mampu mencetak pendapatan kotor 24,6 juta dolar AS.
Film berdurasi 98 menit ini memperoleh skor 90 persen di tomatometer situs Rotten Tomatoes, dan 80 persen dari penonton umum. Sedangkan IMDb mengganjar rating 7/10, untuk film yang juga sukses menyabet 5 penghargaan tersebut.
Sinopsis Mirai no Mirai
Mempunyai adik berusia balita acap kali menjadi masalah bagi sang kakak. Inilah yang dirasakan oleh Kun (Moka Kamishiraishi) terhadap sang adik yang bernama Mirai (Haru Kuroki). Kun semula menjadi pusat perhatian orang tuanya, tapi kini situasi tersebut telah berubah.
Kun yang kala itu masih berusia 4 tahun kesal dengan keadaan. Ia mulai memberontak, dan menjahili sang adik sampai menangis. Kemudian datanglah sang Ibu (Kumiko Aso), yang langsung memarahi Kun lantaran tak bisa akur dengan Mirai.
Bukannya meminta maaf, Kun yang merasa cemburu justru memukul sang adik dengan mainan kereta cepat kesayangannya.
Kun lantas berlari menuju ruang bermainnya yang berlokasi di bangunan seberang. Namun, satu hal ajaib terjadi ketika dirinya melewati pohon yang berada tepat di tengah rumahnya. Ia melihat cahaya terang yang menariknya ke lokasi taman penuh bunga.
Kun lantas bertemu dengan sosok pangeran yang memiliki nasib serupa dengannya. Setelah ia telusuri, ternyata pangeran tersebut adalah anjing peliharaannya yang bernama Yukko, tetapi kini berada dalam wujud manusia.
Hari berganti. Kun dan Mirai berada di rumah bersama sang Ayah (Gen Hoshino), lantaran Ibu mereka sudah kembali bekerja di kantor. Ayah Kun berprofesi sebagai arsitek, yang bekerja dari rumah.
Kali ini, usai menjahili adiknya, Kun kembali mengalami pengalaman serupa seperti sebelumnya. Ia tiba-tiba berada di kebun bersama sesosok gadis yang mengaku sebagai Mirai yang sudah berusia remaja.
Petualangan waktu oleh Kun kembali terjadi berulang kali. Ia sempat bertemu dengan Ibunya saat masih kecil, juga kakek buyutnya saat masih muda. Aneka pengalaman tersebut lantas membawa perubahan dalam diri Kun.
Kisah selanjutnya tentang Kun dan keluarganya dapat ditonton melalui film animasi Mirai no Mirai (2018) lewat layanan streaming berbayar Netflix.
Film ini dikemas dengan alur yang terbilang lamban, tapi menyimpan banyak pesan. Dan, meski mempunyai penggambaran yang kental dengan budaya Jepang, nilai yang terkandung di dalamnya cukup universal.
“Ini adalah film untuk penonton yang sabar, tetapi percayalah bahwa Anda akan mendapat banyak hadiah,” tulis Vox dalam ulasan mereka.
“Dikembangkan dalam dunia yang sangat Jepang dan seluruhnya universal,” tulis Wall Street Journal.
Penulis: Farizqa Ayuluqyana Putri
Editor: Oryza Aditama