tirto.id - Persahabatan erat Bruno dan Shmuel memupus sifat permusuhan Nazi kepada ras Yahudi. Inilah inti film dari Boy in The Striped Pijamas, tayang di Mola TV.
Film ini meraih empat penghargaan bergengsi di berbagai kategori. Pada gelaran British Film Award 2008, memenangi kategori Best Actress (Vera Farmiga). Kategori Audience Choice Award berhasil diperoleh dari Chicago International Film Festival 2008. Sementara di German Dubbing Award 2010 menjuarai kategori Outstanding Newcomer Performance.
Prestasi di CinEuphoria Award 2010 lebih hebat lagi dengan menyabet penghargaan di empat kategori sekaligus. Kategori tersebut adalah Top Ten of the Year - International Competition, Best Film - Audience Award, Best Supporting Actress - Audience Award, dan Top Ten of the Year - Audience Award.
Boy in The Striped Pijamas disutradarai oleh Mark Herman. Film diinspirasi dari novel yang ditulis oleh John Boyne. Pemainnya antara lain Asa Butterfield, David Thewlis, dan Rupert Friend.
Alur dan Sinopsis Boy in The Striped Pijama
Film ini berlatar suasana Perang Dunia II. Alkisah anak lelaki bernama Bruno (Asa Butterfield) pindah dari Berlin menuju kamp di dekat tempat ayahnya bekerja. Pasalnya, sang ayah Ralf (David Theewiis) dipromosikan menjadi komandan Nazi.
Bruno sedih dan kesepian. Hingga akhirnya, dia berkenalan dengan teman sebaya bernama Shmuel (Jack Scanion) yang merupakan keturunan Yahudi. Sebenarnya persahabatan Bruno dan Shmuel itu hal yang terlarang.
Karena Nazi membenci ras Yahudi, Bruno dilarang bermain dan berjalan-jalan di taman. Kamp konsentrasi Yahudi dengan mudah dilihat Bruno dari dekat rumah barunya.
Bruno dan kakaknya, Gretel, diberikan pengajaran antisemit sebagai bagian dari pendidikan Nazi saat itu. Gretel makin mendukung Nazi. Kebalikannya, Bruno tidak mudah untuk dipengaruhi.
Bruno seperti itu lantaran tidak mendapati orang Yahudi di kamp konsentrasi berperilaku seburuk yang diajarkan pada antisemit. Hingga suatu hari, Bruno melanggar larangan dari kedua orang tuanya. Dia nekat berjalan-jalan di dekat pagar kamp konsentrasi.
Di situlah Bruno bertemu anak lelaki Yahudi bernama Shmuel. Mereka layaknya anak kecil polos yang baru saja bertemu tanpa melihat status. Usai pertemuan itu, Bruno makin sering bertemu Shmuel.
Persahabatan mereka makin erat. Bruno kerap membawakan makanan untuk Shmuel. Dan, pada akhirnya, Bruno mengetahui jika Shmuel seorang Yahudi.
Suatu hari salah satu perwira Nazi, Letnan Kotler, memukuli pelayan Yahudi bernama Pavel. Pukulan amat keras hingga dia tumbang. Akhirnya Pavel tidak bisa melayani lagi dan digantikan oleh Shmuel.
Saat menjadi pelayan itulah, Shmuel berinteraksi lebih sering dengan Bruno. Bruno sering memberikan makanan pada Shmuel sebelum Letanan Kotler mengganggunya.
Sayang, makanan yang dibawa Shmuel ketahuan Kotler. Dia diinterogasi dari mana mendapatkan makanan itu sembari berteriak. Shmuel menjawab jujur bahwa Bruno yang memberikannya.
Namun Bruno berusaha mengelak akibat takut pada Kotler. Bruno pun diampuni.
Lain hari, Ralf memberi tahu Bruno dan Gretel bahwa mereka segera dipindahkan ke rumah kerabat bersama ibunya. Sementara itu, ayah Shmuel dikabarkan menghilang dari kamp Yahudi. Bruno berjanji pada Shmuel akan membantu mencari ayahnya.
Di hari yang seharusnya Bruno pindah ke rumah kerabat, dia justru masuk ke kamp konsentrasi. Dia mengenakan seragam yang selama ini dipakai warga kamp Yahudi. Bruno masuk lewat bawah pagar dan menuju ke tengah kamp.
Setelah itu keadaan menjadi genting. Elsa yang menyadari Bruno hilang, melakukan pencarian. Di sisi lain, tentara Nazi merencanakan suatu tindakan yang cukup brutal di kamp Yahudi. Bagaimana nasib Bruno dan Shmuel selanjutnya?
Semua ketegangan tersebut bisa disaksikan langsung di Mola TV. Film ini memberi pesan tentang korban Holocaust.
Film The Boy in the Striped Pyjamas mendapatkan rating 7,8 di IMDb. Film berdurasi 1 jam 34 menit yang tayang di bioskop tahun 2008 itu, berhasil menorehkan pendapatan 9 juta dolar AS.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Agung DH