Menuju konten utama

Sinister: Band Death Metal Belanda akan Tampil di Hammersonic 2020

Sinister adalah band death metal asal Belanda. Mereka akan tampil di Hammersonic pada 28 Maret 2020.

Sinister: Band Death Metal Belanda akan Tampil di Hammersonic 2020
Band Metal Sinister akan konser di Hammersonic 2020. foto/https://hammersonic.com/sinister-is-coming/

tirto.id - Festival musik Hammersonic resmi mengumumkan Sinister sebagai line up yang akan tampil bersama Slipnkot dan Black Flag dalam konser yang digelar pada 27-28 Maret 2020 di Pantai Karnaval Ancol, Jakarta.

Sinister adalah band death metal asal Belanda yang terbentuk pada 1988, namun memilih bubat pada 2003. Pada tahun 2005, band ini kembali aktif. Pada festival Hammersonic 2020 nanti, Sinister dijadwalkan akan tampil di hari kedua, tepatnya pada 28 Maret 2020.

Sepanjang kariernya, Sinister sudah merilis 13 album. Dengan jam terbang seperti itu, tentu saja penampilan Sinister di atas panggung tidak bisa diragukan lagi.

"Suatu kehormatan bagi kami untuk dapat menyambut kedatangan Sinister dengan panggung luar biasa yang telah kami persiapkan dengan baik," kata Hammersonic seperti dilansir dari situs resmi mereka.

Selain Sinister, band punk rock legendaris asal California Amerika Serikat, Black Flag dipastikan akan hadir dalam konser festival musik Hammersonic di Pantai Karnaval Ancol, Jakarta pada 28 Maret 2020, bersama Slipknot.

Black Flag adalah band punk rock yang terbentuk sejak 1976. Band ini didirikan oleh Greg Ginn, yang berperan sebagai gitaris dan penulis lagu utama di band. Ia juga merupakan satu-satunya personel lama di band ini. Mereka dianggap sebagai salah satu pelopor punk hardcore pertama.

Seperti dilansir dari Allmusic, awal tahun 1981, Black Flag menandatangani kontrak rekaman dengan anak perusahaan MCA, Unicorn Records. Atas kerja sama itu, mereka mengirimkan album pertama berjudul Damaged (1981) ke label.

Namun, perusahaan rekaman itu menolak untuk merilisnya dengan alasan konten musiknya terlalu berbahaya dan vulgar. Karena ditolak, Ginn dan kawan-kawan memilih merilis album tersebut melalui label yang mereka bentuk sendiri yakni SST Records.

Setelah dirilis, album ini menerima banyak pujian kritis. Tapi, pihak Unicorn justru menggugat mereka, bahkan melarang menggunakan nama Black Flag dan logo dalam kesempatan apa pun.

Black Flag tak kehilangan akal, selain tetap melanjutkan turnya, mereka juga meliris album Everything Went Black secara sembunyi-sembunyi, meski tidak memakai nama band tersebut, namun sampul depan album ini tetap memakai nama-nama personel.

Akan tetapi, perselisihan antara kedua pihak ini berakhir pada tahun 1983 ketika Unicorn bangkrut dan hak atas nama Black Flag dan logo dikembalikan kepada band.

Baca juga artikel terkait HAMMERSONIC 2020 atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Musik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Agung DH