tirto.id - Ada isu menarik dari segi bisnis online tahun ini, yaitu TikTok Shop yang sempat tutup selama dua bulan. Sementara itu, dari segi strategi penjualan, fitur live shopping dan tautan afiliasi (affiliate link) masih di atas daun.
Jakpat mengadakan survei untuk mengetahui perilaku dan kebiasaan masyarakat Indonesia yang senang berbelanja online pada paruh kedua 2023. Laporan yang melibatkan 1.509 responden ini juga melihat bagaimana penggunaan platform belanja di e-commerce dan quick-commerce serta strategi penjualan, khususnya live shopping dan affiliate link.
Hasil survei menyebutkan 88 persen responden melakukan transaksi online pada semester kedua 2023. Sebanyak 43 persen pengguna e-commerce senang berbelanja online pada pukul 18.02-21.00 WIB, sementara pengguna quick-commerce pada pukul 09.01-12.00 WIB dengan persentase 46 persen.
Pembayaran belanja online
Dompet digital (e-wallet) menjadi metode pembayaran yang paling banyak digunakan oleh pembeli e-commerce (73 persen). Selanjutnya ada sistem cash on delivery (COD) dan mobile/internet banking dengan masing-masing persentase 58 persen dan 42 persen. Tren ini juga berlaku pada pembayaran quick-commerce dengan persentase e-wallet 76 persen, COD 50 persen, dan mobile/internet banking 48 persen.
Jumlah pengeluaran pengguna e-commerce hampir dua kali lipat dari pengguna quick-commerce. Rata-rata pengeluaran belanja di e-commerce per bulan sebanyak Rp429.509 sementara di quick-commerce adalah Rp227.222.
Live shopping & affiliate link
Live shopping dan affiliate link adalah dua strategi penjualan online yang sudah tak asing lagi. Sebanyak 87 persen responden mengaku pernah menonton live shopping dan 77 persen dari mereka melakukan transaksi via fitur tersebut.
Head of Research Jakpat, Aska Primardi, menilai model belanja live shopping memang memberi pengalaman yang baru dan unik bagi konsumen. Masuk akal bila konsumen yang tertarik dengan live shopping di semester 2 meningkat dibandingkan semester 1 2023.
"Tidak mengherankan jika mereka tertarik dengan pengalaman ini. Walaupun memang opsi live shopping ini tidak akan menggantikan 100 persen transaksi dagang daring di e-commerce," ucap dia.
Sementara itu, 4 dari 5 pembeli online pernah membuka affiliate link dari media sosial dan 70 persen di antaranya memutuskan untuk membeli produk tersebut.
Ketika TikTok Shop vakum
Para paruh kedua 2023, TikTok Shop sempat tutup pada 4 Oktober 2023 karena kebijakan larangan layanan social commerce berdasarkan Permendag Nomor 31 Tahun 2023. Namun, layanan belanja ini kembali buka pada 12 Desember 2023 dengan menggandeng Tokopedia.
Penutupan sementara itu cukup berpengaruh. Persentase pengguna Tiktok Shop mengalami penurunan dari 22 persen menjadi 17 persen dibandingkan semester sebelumnya. Hal ini berbanding terbalik dengan pengguna Lazada yang naik 6 persen dari 26 persen ke 32 persen.
Sementara itu, persentase pengguna dua e-commerce lainnya, yaitu Shopee dan Tokopedia, tidak mengalami perubahan dengan masing-masing 76 persen dan 38 persen sepanjang 2023.
“Dengan vakumnya TikTok Shop di pertengahan semester 2 ini, membuat shopper berusaha mencari pengalaman yang sama melalui platform lain. Dari sini terlihat Shopee Live yang mengalami peningkatan untuk live shopping. Hal ini wajar mengingat secara keseluruhan, platform e-commerce yang paling populer masih tetap Shopee,” ucap Aska.
Apa saja pertimbangan dalam memilih platform belanja online? Bagaimana persepsi masyarakat terhadap masing-masing merek e-commerce dan quick-commerce di Indonesia? Dapatkan hasilnya dengan data mendetail dalam laporan Jakpat “Indonesia E-commerce Trends – 2nd Semester of 2023” pada tautan berikut.
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis