tirto.id - Sekretaris Jenderal Partai NasDem Johnny Plate menganggap foto Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko bersama pendiri media asing Asia Sentinel Lin Neumann tidak perlu dibahas terlalu lama.
Menurut Plate, pembahasan foto Moeldoko dan Neumann hanya buang-buang waktu. Ia meminta masyarakat fokus memperhatikan hal lain yang lebih produktif daripada membahas foto itu.
"Itu terlalu jauh untuk dikaitkan dan kita buang-buang energi untuk menanggapi berita-berita yang tidak punya dasar, yang kualifikasinya tidak layak sebagai berita. Ini lebih baik energi kita isi dengan hal-hal baik, dengan perbaikan ekonomi, perbaikan masalah bangsa," ujar Plate di Posko Pemenangan Jokowi-Ma'ruf, Jakarta, Selasa (18/9/2018).
Foto Moeldoko dan Neumann tersebar setelah Wakil Sekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik mengunggahnya di akun Twitter-nya. Unggahan Rachland tayang sejak pagi tadi, Selasa (18/9). Dalam cuitannya, Rachland mempertanyakan kaitan antara foto Moeldoko dan Neumann dengan artikel terkini Asia Sentinel yang menjadi perbincangan di Indonesia.
"Kalau foto di mana saja bisa. Kalau sekarang saya foto, misalnya ada anggota DPR berfoto dengan Donald Trump, ya apakah semua kejadian di pemerintah, kebijakan pemerintahan Amerika serikat dikaitkan dengan foto teman kita di DPR? Kan tidak itu," ujar Plate.
Asia Sentinel telah menayangkan artikel berjudul Indonesia's SBY Government: Vast Criminal Conspiracy yang rilis pada 11 September 2018 dan ditulis editor John Berthelsen (judul artikel telah diubah menjadi UPDATE: Asia Sentinel Story on Indonesian Corruption Goes Viral). Artikel itu mengungkap skandal pencurian uang pembayar pajak senilai 12 miliar dolar AS yang diduga dilakukan rezim pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Berthelsen mengungkap dugaan tersebut berdasarkan laporan penyelidikan setebal 488 halaman yang diajukan ke Mahkamah Agung Mauritian. Sebanyak 30 pejabat pun diduga terlibat dalam skandal yang bermula dari kasus Bank Century, termasuk Wakil Presiden RI periode 2009-2014 Boediono.
Asia Sentinel juga menyebut aliran dana skandal Bank Century yang ramai pada 2009 lalu masuk ke kas Partai Demokrat. Ia menulis: "Pendirian dan bangkrutnya PT Bank Century TBK diduga menjadi pusaran sebagian besar kasus yang dimuat dalam laporan tersebut. Pailit pada 2008, Bank Century akrab dikenal sebagai "bank-nya SBY" karena diyakini menyimpan dana gelap yang terkait dengan Partai Demokrat."
Namun, informasi yang ditulis dalam artikel tersebut telah mendapat bantahan dari Wakil Ketua Umum Demokrat, Syarifudin Hasan. "Itu berita sampah saja di tahun politik," kata Syarifudin kepada Tirto, Kamis (13/9/2018).
Menurut Syarifudin, investigasi Asia Sentinel tersebut hanyalah rekayasa semata yang dimaksudkan untuk menyudutkan SBY dan partai Demokrat menjelang Pilpres 2019.
"Bagaimana ceritanya Pak SBY ngemplang uang. Pak SBY justru buka ruang Pansus Century kok," kata Syarifudin.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Alexander Haryanto