Menuju konten utama

Demokrat Adukan Pemberitaan Asia Sentinel ke Dewan Pers

"Pengaduan kali ini berbeda dari apa yang pernah terjadi selama Dewan Pers ada, dan menjadi unik karena menjadi perbincangan serius," ujar Sekretaris Jenderal Demokrat, Hinca Panjaitan.

Demokrat Adukan Pemberitaan Asia Sentinel ke Dewan Pers
Partai Demokrat adukan pemberitaan media Asia Sentinel tentang perkara Century di Kantor Dewan Pers, Jakarta, Senin (17/9/2018). tirto.id/Lalu Rahadian.

tirto.id - Partai Demokrat mengadukan pemberitaan media Asia Sentinel tentang kasus Bank Century ke Dewan Pers. Pengaduan dilayangkan karena Demokrat merasa dirugikan dengan pemberitaan media yang berada di Hong Kong itu.

"Pengaduan kali ini berbeda dari apa yang pernah terjadi selama Dewan Pers ada, dan menjadi unik karena menjadi perbincangan serius," ujar Sekretaris Jenderal Demokrat Hinca Panjaitan di Kantor Dewan Pers, Jakarta, Senin (17/9/2018).

Artikel Asia Sentinel yang dipermasalahkan berjudul Indonesia's SBY Government: Vast Criminal Conspiracy. Artikel itu mengungkap skandal pencurian uang pembayar pajak senilai 12 miliar dolar AS yang diduga dilakukan rezim pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Laporan itu ditulis John Berthelsen dan dipublikasikan Asia Sentinel, Selasa (11/9/2018). Berthelsen mengungkap dugaan tersebut berdasarkan laporan penyelidikan setebal 488 halaman yang diajukan ke Mahkamah Agung Mauritian. Sebanyak 30 pejabat pun diduga terlibat dalam skandal yang bermula dari kasus Bank Century, termasuk Wakil Presiden RI periode 2009-2014 Boediono.

Berthelsen juga menyebut aliran dana skandal Bank Century yang ramai pada 2009 lalu masuk ke kas Partai Demokrat. Ia menulis: "Pendirian dan bangkrutnya PT Bank Century TBK diduga menjadi pusaran sebagian besar kasus yang dimuat dalam laporan tersebut. Pailit pada 2008, Bank Century akrab dikenal sebagai "bank-nya SBY" karena diyakini menyimpan dana gelap yang terkait dengan Partai Demokrat."

Karena kedudukan Asia Sentinel di luar negeri, Demokrat meminta Dewan Pers berkoordinasi dengan lembaga serupa di Hong Kong. Hinca mengatakan pihaknya siap berangkat ke Hong Kong untuk langsung menemui Dewan Pers di sana dan menyelesaikan masalah dengan Asia Sentinel.

"Karena ini menyangkut lintas negara yang menurut pemberitaan Asia Sentinel ini berkedudukan di Hong Kong, kami meminta Dewan Pers Indonesia berkoordinasi dengan Dewan Pers Hong Kong," ujar Hinca.

Demokrat juga mempermasalahkan sejumlah media di Indonesia yang sudah menayangkan serta memuat kutipan artikel Asia Sentinel tanpa konfirmasi. Menurut Hinca, artikel Asia Sentinel yang dipermasalahkan tidak mungkin populer jika media di Indonesia tak membahasnya.

"Demokrat tidak setengah-setengah mengusut ini, tidak," kata Hinca.

Pengaduan Demokrat diterima langsung Wakil Ketua dan Anggota Dewan Pers Ahmad Djauhar serta Hendry Chaeruddin Bangun. Djauhar menyebut lembaganya akan mengecek berita-berita dari media di Indonesia yang dipermasalahkan Demokrat.

"Memang terhadap media-media di Indonesia akan kami cek. Kami akan berusaha cari info yang komprehensif mengingat selama ini belum pernah sama sekali mendengar ada kerjasama Dewan Pers Indonesia dan Hong Kong," ujar Djauhar.

Baca juga artikel terkait BERITA ASIA SENTINEL atau tulisan lainnya dari Lalu Rahadian

tirto.id - Hukum
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Maya Saputri