Menuju konten utama
Kronik Ramadan 2019

Sejarah Pasukan Islam Menaklukkan Mesir pada 1 Ramadan

Misi penaklukan Mesir oleh pasukan muslim dipimpin oleh Amru bin Al-Ash pada masa Kekhalifahan Umar bin Khattab.

Sejarah Pasukan Islam Menaklukkan Mesir pada 1 Ramadan
Ilustrasi Mesir. ANTARA FOTO/REUTERS/Mohamed Abd El Ghany/djo/16

tirto.id - Terjadi peristiwa penting dalam sejarah Islam pada 1 Ramadan 21 Hijriah atau tahun 641 Masehi. Saat itu, pasukan kaum muslimin untuk pertamakalinya menaklukkan Mesir di bawah pimpinan Amru bin Al-Ash yang sebelumnya berhasil merebut Suriah, Palestina, dan Yordania.

Mesir kala itu menjadi bagian dari kekuasaan Kekaisaran Bizantium atau Imperium Romawi Timur. Satu dekade sebelumnya, wilayah ini sempat dikuasai Dinasti Sasaniyah dari Persia. Namun, Bizantium berhasil merebutnya kembali sebelum akhirnya tunduk oleh serbuan pasukan muslim dari Arab.

Sebelum wafatnya Nabi Muhammad pada 632 M, Amru bin Al-Ash ditugaskan sebagai penarik zakat di kawasan perbatasan Syam atau Suriah. Pada era Abu Bakar Ash-Shiddiq (632-634 M), dikutip dari buku Khalid bin Al-Walid: Panglima yang Tak Terkalahkan karya Manshur Abdul Hakim (2010), Amru diberi tugas baru sebagai salah satu panglima pasukan muslim.

Peran itu berlanjut pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab (634-644 M). Sebelum menaklukkan Mesir, Amru telah berhasil menundukkan beberapa wilayah termasuk Syam, Palestina, dan Yordania. Hingga akhirnya, Umar memberikan Amru misi serupa dengan tujuan merebut Mesir yang terletak di Afrika bagian utara.

Hepi Andi Bastoni dalam Wajah Politik Muawiyah bin Abu Sufyan (2012) mengungkapkan, Amru hanya diberi 6 ribu orang prajurit (sumber lain ada yang menyebut 4 ribu) dalam misi ke Mesir tersebut. Pasalnya, pasukan inti dibutuhkan untuk berjaga-jaga dari serangan Irak yang saat itu berada di bawah kendali Dinasti Sasaniyah (Persia).

Misi Penaklukan Mesir

Amru bin Al-Ash memimpin pasukan Arab, yang sebagian besar terdiri dari pasukan berkuda, menuju Mesir. Dari Suriah hingga perbatasan Palestina, rombongan prajurit ini bergerak ke Rafah lalu berbelok ke Arisy yang sudah termasuk wilayah Mesir.

Umar bin Khattab yang terus memantau pergerakan Amru sempat khawatir karena jumlah pasukan yang dibawa ke Mesir jauh lebih sedikit ketimbang angkatan perang Romawi. Khalifah Umar kemudian mengirim surat kepada Amru.

“Apabila suratku sampai kepadamu sebelum engkau memasuki Mesir, maka kembalilah. Tetapi jika engkau sudah memasukinya, lanjutkanlah dengan keberkahan dari Allah,” perintah Umar kepada Amru.

Amru menerima surat tersebut sesaat setelah memasuki wilayah Arisy di pinggiran Mesir. Oleh karena itu, Amru memutuskan untuk melanjutkan misi merebut Mesir dari cengkeraman Romawi.

Dari Arisy, mereka bergerak ke selatan hingga tiba di benteng bernama Farama. Dikutip dari Buku Pintar Sejarah Islam (2014) karya Qasim A. Ibrahim dan Muhammad A. Saleh, di sinilah terjadi pertempuran pertama antara pasukan muslim dan Romawi meletus. Perang berlangsung selama satu bulan dan dimenangkan oleh pasukan Amru.

Pasukan Amru sempat mengalami kesulitan saat hendak menyeberangi Sungai Nil. Amru pun meminta bantuan kepada Khalifah Umar dan dikirimkanlah pasukan yang menambah jumlah barisan tempur pimpinan Amru menjadi 12 ribu orang.

Strategi Amru dan datangnya tentara bantuan membuat pasukan Romawi terisolasi dan dapat dihancurkan. Benteng serta pos-pos militer terpenting Romawi pun bisa direbut oleh pasukan Arab. Misi penaklukkan Mesir pun berhasil dengan gemilang.

Berkat keberhasilan itu, Amru bin Al-Ash diangkat sebagai Gubernur Mesir dan menjadikan Kota Fustat (sekarang Kairo) sebagai pusat pemerintahan. Sebelumnya, pada 18 Hijriah atau 639 Masehi, Khalifah Umar juga telah menunjuknya sebagai Gubernur Palestina dan Yordania.

Baca juga artikel terkait SEJARAH ISLAM atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Humaniora
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Iswara N Raditya