Menuju konten utama
Sumpah Pemuda

Sejarah Jong Minahasa dan Perannya dalam Sumpah Pemuda

Sejarah Jong Minahasa dan perannya dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 akan diuraikan secara singkat dalam artikel Tirto di bawah ini. 

Sejarah Jong Minahasa dan Perannya dalam Sumpah Pemuda
Pengunjung mengamati koleksi Museum Sumpah Pemuda di Jakarta, Minggu (27/10/2019). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/ama.

tirto.id - Sumpah Pemuda lahir berkat kontribusi para pemuda dan organisasi pemuda Indonesia. Salah satu organisasi pemuda yang ikut serta dalam dicetuskannya Sumpah Pemuda adalah Jong Minahasa.

Sama seperti organisasi pemuda lainnya, Jong Minahasa menghadiri Kongres Pemuda 1928 sebagai salah satu perwakilan pemuda dari daerah Sulawesi. Oleh karena itu, sejarah Jong Minahasa dan perannya dalam Sumpah Pemuda patut untuk diketahui.

Jong Minahasa adalah organisasi pemuda daerah yang berdiri pada 1918. Pendiri Jong Minahasa adalah J.H. Pangemanan, seorang jurnalis sekaligus penulis novel di era Hindia Belanda.

Tentu selain Pangemanan, ada tokoh Jong Minahasa lainnya yang terkenal di dalam negeri. Salah satu tokoh yang lahir dari Jong Minahasa adalah Pahlawan Nasional Sam Ratulangi.

Abdurakhman dan Pradono dalam Explore Sejarah Indonesia Jilid 2 (2019) menuliskan, tujuan Jong Minahasa didirikan tak lain adalah untuk mempererat hubungan para pemuda daerah.

Organisasi ini dibentuk dengan mengumpulkan para pemuda dari Sulawesi yang merantau ke Jakarta untuk menuntut ilmu. Pasalnya, tinggal di perantauan tanpa keluarga dan dihadapkan dengan budaya berbeda tidaklah mudah.

Ditambah diskriminasi kepada pelajar pribumi masih sering terjadi. Namun, Jong Minahasa tak hanya dibentuk atas dasar perlindungan diri, tetapi juga misi penting di bidang sosial, politik, dan budaya.

Bersama-sama teman satu tanah kelahiran, Jong Minahasa mencoba berpartisipasi aktif dalam bidang politik dan menyebarkan kebudayaan daerahnya. Sayangnya, umur organisasi ini tidaklah panjang.

Hal ini karena Jong Minahasa hanya memiliki sedikit anggota sehingga kesulitan mengembangkan misinya.

Peran Jong Minahasa dalam Peristiwa Sumpah Pemuda

Sama seperti organisasi pemuda bumi putra lainnya, Jong Minahasa memiliki peran penting dalam tahap awal gerakan kemerdekaan.

Salah satu perannya dalam kemerdekaan adalah berpartisipasi dalam lahirnya Sumpah Pemuda.

Berdasarkan catatan sejarah, berikut ini peran Jong Minahasa dalam peristiwa Sumpah Pemuda:

1. Berpartisipasi dalam Kongres Pemuda II

Jong Minahasa merupakan salah satu organisasi yang menghadiri Kongres Pemuda II 27 - 28 Oktober 1928. Kongres Pemuda II merupakan cikal bakal kelahiran Sumpah Pemuda.

Sri Sudarmiyatun dalam Makna Sumpah Pemuda (2002) menyebut bahwa Kongres Pemuda II ini dihadiri oleh organisasi-organisasi pemuda berbagai daerah di Indonesia.

Pertemuan ini digagas oleh Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI). Selain Jong Minahasa, Kongres ini juga diikuti oleh Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes, JSB, dan organisasi pemuda lainnya.

Tak hanya dihadiri oleh kelompok bumi putra, Kongres Pemuda II juga dihadiri oleh golongan Timur Asing Tionghoa, dan pejabat Belanda. Organisasi-organisasi pemuda inilah yang menyetujui dan mengikrarkan Sumpah Pemuda untuk pertama kali.

2. Ikut Memberikan Usulan dan Pendapat dalam Kongres

Selain menyetujui ikrar Sumpah Pemuda, peran Jong Minahasa dalam Kongres Pemuda II adalah turut memberikan usulan dan pendapat.

Kongres tersebut dilaksanakan untuk membahas berbagai isu-isu sosial dan politik. Salah satu agenda penting di dalam Kongres Pemuda II adalah membahas soal memperkuat persatuan Indonesia.

Mohammad Yamin yang pada kongres tersebut bertindak sebagai sekretaris dan perwakilan Jong Sumatra Bond menyebut ada 5 faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia. Kelima faktor tersebut adalah sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Berlandaskan pendapat ini, PPPI merekomendasikan fusi di antara organisasi pemuda di Indonesia. Sayangnya, menurut Tri Karyanti dalam Majalah Ilmiah INFORMATIKA Volume 1 (2010) usulan fusi ini ditolak oleh Jong Minahasa dan beberapa jong lainnya.

Tentu ada beberapa pertimbangan dari penolakan fusi ini. Salah satunya adalah menjaga semangat kedaerahan dan keragaman budaya di Indonesia.

3. Pengikrar Sumpah Pemuda

Ada dua versi sejarah terkait siapa tokoh pembaca teks Sumpah Pemuda. Versi pertama pengikrar teks Sumpah Pemuda adalah Ketua Kongres Pemuda Soegondo Djojopoespito.

Menurut Joko Darmawan dalam Sejarah Nasional "Ketika Nusantara Berbicara" (2017), Soegondo membacakan teks Sumpah Pemuda melalui secarik kertas yang diberikan oleh Mohammad Yamin.

Teks tersebut dibacakan di Gedung Indonesische Clubgebouw, Jalan Kramat Raya 106, Jakarta dan telah mendapatkan kesepakatan dari para pemuda.

Berdasarkan versi sejarah ini, teks Sumpah Pemuda itu dibacakan sebagai penutup kongres tepat setelah lagu "Indonesia Raya" pertama kali dikumandangkan oleh W.R. Soepratman.

Namun, versi sejarah pembacaan teks Sumpah Pemuda kedua berkaitan dengan peran Jong Minahasa. Berdasarkan memoar yang ditulis oleh W.R. Soepratman, pembaca teks Sumpah Pemuda itu adalah Johanna Masdani atau Johanna Nanap Tumbuan.

Ia merupakan salah satu anggota Jong Minahasa sekaligus satu dari 10 wanita yang ada di kongres tersebut. Saat membacakan teks tersebut, Johanna Masih berusia 18 tahun.

Dalam versi sejarah ini, keberadaan Johanna menjadi penanda bahwa kaum wanita sudah turut serta dalam upaya kemerdekaan Indonesia.

Tokoh Pendiri Jong Minahasa

Jong Minahasa merupakan organisasi pemuda yang didirikan oleh berbagai tokoh nasional Indonesia. Seperti organisasi 'jong' lainnya, sebagian besar para pendiri dan anggota Jong Minahasa merupakan kaum terpelajar.

Berikut ini beberapa tokoh pendiri dan anggota terkenal Jong Minahasa:

1. J.H. Pangemanan

J.H. Pangemanan adalah seorang jurnalis sekaligus novelis terkenal Hindia Belanda kelahiran 1870. B.G. Talumewo dalam Perkembangan Pers Minahasa pada Masa Kolonial Tahun 1869 - 1942 (2015) Pangemanan merupakan perintis pers Minahasa.

Ia sukses di dunia jurnalistik dan menjadi redaktur di beberapa perusahaan surat kabar Pulau Jawa. Selain menjadi pendiri Jong Minahasa, Pangemanan juga merupakan pemimpin organisasi tersebut.

2. A. A. Maramis

Alexander Andries Maramis alias A.A. Maramis adalah mantan Menteri Keuangan pertama Indonesia. A.A. Maramis juga termasuk anggota BPUPKI dan KNIP yang bertanggung jawab dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

Ia merupakan salah satu tokoh Jong Minahasa yang memperoleh gelar sebagai Pahlawan Nasional. Menurut Kementerian Keuangan (Kemenkeu), A.A. Maramis memperoleh gelar pahlawan pada 8 November 2019 yang diserahkan kepada ahli warinya, Joan Maramis.

3. Sam Ratulangi

Sam Ratulangi juga merupakan salah satu tokoh terkenal yang bergabung dalam Jong Minahasa. Ia merupakan pahlawan nasional sekaligus gubernur pertama Sulawesi.

Sam Ratulangi berjasa dalam memimpin pergerakan Indonesia. Ia dianggap sebagai ancaman oleh pemerintah Belanda hingga diasingkan ke Penjara Sukamiskin.

Berkat jasanya, Sam Ratulangi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 1961. Sosok dan namanya juga diabadikan dalam mata uang Rp20.000 dan Bandara Manado.

4. Arnold Mononutu

Tokoh Jong Minahasa lainnya yang juga bergelar Pahlawan Nasional adalah Arnold Mononutu. Dikutip dari Indonesia Baik, Arnold Mononutu merupakan mantan Menteri Penerangan di era Republik Indonesia Serikat.

Ia juga menjadi Duta Besar RI untuk Tiongkok yang pertama dengan masa tugas 1953 - 1955. Berkat jasanya, Arnold Mononutu ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional bertepatan dengan Hari Pahlawan 10 November 2020.

5. Johanna Masdani

Johanna Masdani juga merupakan tokoh penting Sumpah Pemuda yang tergabung dalam Jong Minahasa. Wanita yang lahir dengan nama Johanna Nanap Tumbuan merupakan salah satu dari sedikit wanita yang hadir di Kongres Pemuda II.

Ia merupakan putri seorang juragan perkebunan kelapa bernama Alexander Tumbuan. Johanna akhirnya mau bergabung ke dalam organisasi kepanduan Indonesische Nationale Padvinders Organisatie (INPO) dan aktif di Jong Minahasa sedari 1927.

Berkat bergabung di Jong Minahasa, Johanna berkesempatan membaca ikrar Sumpah Pemuda. Johanna juga menjadi pemrakarsa pembuatan tugu peringatan satu tahun Proklamasi di halaman gedung Jalan Pegangsaan Timur 56.

6. G.R. Pantouw

Meskipun bukan termasuk tokoh pendiri Jong Minahasa, G.R Pantouw merupakan tokoh terkenal di organisasi pemuda tersebut. Menurut Subagio Reksodipuro dalam Wilopo 70 Tahun (1979), G.R. Pantouw merupakan pria kelahiran Manado, 30 Oktober 1910.

Ia merupakan tokoh pers terkenal di Makassar dan menjadi salah satu dosen Program Studi Ilmu Komunikasi pertama di Universitas Hasanuddin, Sulawesi Selatan.

7. Maria W. Maramis

Maria Walanda Maramis atau Maria W. Maramis juga merupakan tokoh wanita yang bergabung di dalam Jong Minahasa. Ia lahir di Kema, Sulawesi Utara pada 1872.

Dikutip dari situs Pemerintah Provinsi Yogyakarta, Maria W. Maramis merupakan tokoh pergerakan nasional yang berfokus dalam pengembangan wanita. Berkat jasanya itu, ia juga ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.

Baca juga artikel terkait SUMPAH PEMUDA atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Dhita Koesno