Menuju konten utama
Sumpah Pemuda

Sejarah Kelahiran Jong Java dan Perannya dalam Sumpah Pemuda

Sejarah kelahiran Jong Java bisa ditelusuri sejak pembentukan Budi Utomo pada 1908. Tujuannya adalah mewadahi aspirasi para pemuda di Jawa.

Sejarah Kelahiran Jong Java dan Perannya dalam Sumpah Pemuda
Peserta Kongres pemuda II, yang beberapa di antaranya berasal dari perwakilan organisasi Jong Java. wikimedia commons/domain publik

tirto.id - Sumpah Pemuda adalah sebuah ikrar yang berisi semangat kebangsaan dan persatuan demi mewujudkan kemerdekaan Indonesia.

Kelahiran Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 tak lepas dari peran organisasi pemuda di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya adalah Jong Java.

Peran Jong Java dalam Sumpah Pemuda sangat besar. Namun, sebelum beranjak ke pembahasan peran, alangkah lebih baiknya jika kita mengenal dulu sejarah kelahiran Jong Java.

Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah kelahiran Jong Java terinspirasi dari Budi Utomo, organisasi berskala nasional pertama di Indonesia yang terbentuk pada 20 Mei 1908.

Seiring dengan berjalannya waktu, Budi Utomo dianggap kurang memberikan ruang gerak bagi para pemuda.

Dari sinilah seorang cendekiawan bernama Dr. Satiman Wirjosandjojo berinisiatif mendirikan organisasi khusus pemuda. Satiman kemudian mengajak para pelajar di Indonesia untuk bergabung sebagai anggota organisasi yang hendak dibentuk itu.

Setelah berhasil menggaet sejumlah pelajar di Jawa, ia secara resmi membentuk organisasi dengan nama Tri Koro Dharmo. Struktur organisasi Tri Koro Dharmo, yang terbentuk pada 7 Maret 1915, terdiri atas:

  • Pendiri Jong Java/Ketua: Dr. Satiman Wirjosandjojo
  • Wakil ketua: Wongsonegoro
  • Sekretaris: Soetomo
  • Anggota: Muslich, Musodo, Abdul Rahman

Meski Tri Koro Dharmo berisikan para pelajar Jawa, Satiman memiliki visi yang lebih luas. Ia berharap organisasi ini tak hanya mencakup pelajar di Pulau Jawa, melainkan seluruh nusantara.

Tri Koro Dharmo pun terus mengalami perkembangan dan hal ini menggugah para pemuda di luar Jawa untuk membentuk organisasi juga.

Pelajar asal Sumatera yang ada di Jawa mulai membentuk Jong Sumatranen Bond (Perkumpulan Pemuda Sumatera) pada akhir 1917. Sementara itu, para pelajar Minahasa membentuk organisasi bernama Jong Minahasa pada 1918.

Pada 12 Juni 1918, Tri Koro Dharmo menggelar kongres pertama di Solo. Pada kesempatan tersebut, para peserta rapat bersepakat mengubah nama Tri Koro Dharmo menjadi Jong Java dengan harapan dapat merangkul para pelajar dari Jawa Barat, Madura, dan Bali.

Dari situlah perjuangan Jong Java dalam pergerakan nasional dimulai. Pendiri Jong Java, yang cikal bakalnya berasal dari organisasi Tri Koro Dharmo, adalah Dr. Satiman Wirjosandjojo.

Namun, saat itu, gerak organisasi Jong Java terkesan masih bersifat kedaerahan. Selain karena anggotanya didominasi oleh orang Jawa, organisasi ini juga tidak menerima anggota dari luar Jawa.

Hal ini bukan karena Jong Java tidak menyukai suku bangsa lain. Jong Java merasa belum bisa mempersatukan para pemuda dari berbagai suku yang berbeda dalam satu atap organisasi.

Apa Tujuan Pembentukan Jong Java?

Tujuan Jong Java telah dirumuskan oleh pendiri dan para anggotanya sejak awal pembentukannya. Bahkan, arah gerak organisasi ini sudah ditetapkan sejak organisasi ini masih bernama Tri Koro Dharmo.

Tujuan Tri Koro Dharmo pada awal pendiriannya yakni:

  • Mengadakan hubungan antara pelajar pribumi yang belajar di sekolah tinggi maupun menengah, termasuk di kursus-kursus pendidikan lanjut dan kejuruan.
  • Membangkitkan sekaligus meningkatkan minat terhadap kesenian maupun bahasa nasional.
  • Memajukan pengetahuan umum para anggota.

Setelah berubah nama, yang ditetapkan melalui kongres pertamanya di Solo, Jong Java memiliki rumusan tujuan berbeda, meliputi:

  • gun Membanpersatuan Jawa Raya yang dicapai dengan mengadakan ikatan baik di antara pelajar Indonesia.
  • Meningkatkan kepandaian para anggotanya.
  • Menanamkan rasa cinta terhadap kebudayaan sendiri.

Namun, tujuan Jong Java kembali berubah setelah mereka menggelar kongres lagi pada 1926. Forum tersebut memutuskan bahwa Jong Java bertujuan untuk:

  • memajukan persatuan para anggotanya dengan semua golongan bangsa Indonesia;
  • bekerja sama dengan perkumpulan pemuda Indonesia yang lain;
  • ikut serta dalam menyebarkan sekaligus memperkuat paham Indonesia bersatu.

Peran Jong Java dalam Sumpah Pemuda

Jong Java yang awalnya bernama Tri Koro Dharmo dapat dikatakan sebagai organisasi pemuda pertama di Indonesia. Sejak dibentuk oleh Satiman, Jong Java memberikan pengaruh besar di daerah-daerah lain untuk ikut membentuk organisasi serupa.

Bahkan, jauh sebelum adanya Sumpah Pemuda, Jong Java sudah berperan penting dalam menggeliatkan pergerakan pemuda di seluruh daerah di tanah air. Bentuk perjuangan Jong Java lebih banyak berkutat soal gagasan dalam pergerakan nasional.

Pada 15 November 1925, perwakilan Jong Java dan organisasi pemuda lainnya berkumpul di Gedung Lux Orientis, Jakarta, dalam rangka mengadakan rapat besar, yang kemudian dinamakan Konferensi Organisasi Pemuda Nasional Pertama.

Konferensi ini menghasilkan gagasan untuk merencanakan penyelenggaraan Kongres Pemuda Pertama pada 30 April hingga 2 Mei 1926 di Jakarta. Pembentukan panitia penyelenggaranya juga dilakukan di rapat itu.

Agenda untuk mengadakan Kongres Pemuda 1 bisa dibilang merupakan wujud keberhasilan tujuan Jong Java yang dirumuskan di awal pendiriannya, yakni menyatukan para pemuda dari semua golongan bangsa Indonesia.

Peran Jong Java dalam Sumpah Pemuda dimulai sejak itu. Salah satunya melalui pendelegasian dua anggotanya, Mohammad Tabrani dan Soemarto, yang masing-masing menjabat ketua dan wakil ketua Kongres Pemuda 1.

Kongres Pemuda Pertama berjalan lancar, meskipun belum dirumuskan hasil kongres berkaitan dengan ambisi menyatukan bangsa.

Pada September 1926, para mahasiswa, yang banyak berkutat dalam pembahasan politik Nusantara, membentuk Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI). Organisasi inilah yang kemudian memunculkan gagasan untuk menggelar Kongres Pemuda 2 yang dihadiri seluruh perkumpulan pemuda di Indonesia.

Jong Java juga tak melepaskan andilnya di sini. Sebagaimana disinggung sebelumnya, bentuk perjuangan Jong Java kerap kali seputar ide dan pendelegasian perwakilan anggotanya.

Sejumlah perwakilan Jong Java dan organisasi lainnya mengadakan rapat untuk menyusun kepanitiaan Kongres Pemuda 2. Lagi-lagi, Jong Java ikut mengusulkan anggotanya sebagai bagian penting. Adalah R. M. Djoko Marsaid yang ditunjuk sebagai wakil ketua penyelenggara.

Kongres Pemuda Kedua akhirnya digelar selama dua hari pada tanggal 27-28 Oktober 1928 hingga melahirkan Sumpah Pemuda.

Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa peran Jong Java tidak hanya sebatas sebagai penggerak para pemuda. Mereka terlibat aktif dalam berbagai kesempatan untuk mewujudkan persatuan, yang semangatnya dituangkan dalam ikrar Sumpah Pemuda.

Baca juga artikel terkait SUMPAH PEMUDA atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Fadli Nasrudin