tirto.id - Pancasila adalah dasar negara sekaligus falsafah atau pedoman hidup masyarakat Indonesia ketika menjalani kehidupan bernegara. Di dalam Pancasila, terdapat lima bunyi yang masing-masing mengandung nilai luhur.
Lalu, nilai-nilai luhur seperti apa yang terkandung dalam sila ke-3 Pancasila "Persatuan Indonesia?
Adapun, nilai-nilai luhur yang tertanam dan dituliskan melalui Pancasila merupakan cerminan kehidupan masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu.
Melalui nilai dari pedoman bernegara ini, masyarakat Indonesia yang terdiri dari banyak kepulauan, budaya, suku, ras, dan agama, dapat hidup berdampingan satu sama lain.
Berikut ini bunyi dasar negara Pancasila:
- Ketuhanan Yang Maha Esa;
- Kemanusiaan yang adil dan beradab;
- Persatuan Indonesia;
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan;
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
MengutipBuku PPKn(2018, hlm. 4), terungkap bahwa lima bunyi tersebut merupakan bentuk pemadatan dari nilai-nilai luhur yang jumlahnya lebih banyak.
Melalui sidang PPKI bertanggal 18 Agustus 1945, bunyi Pancasila mulai resmi ditetapkan dan bunyi tersebut bertahan hingga kini.
Pancasila Sebagai Jati Diri dan Satu Kesatuan yang Utuh
Selain disebut sebagai dasar negara, Pancasila juga dapat dianggap sebagai jati diri bangsa Indonesia. Hal tersebut diungkapkan karena Indonesia memiliki perbedaan dengan negara lain, misalnya terkait kondisi geografis, budaya, suku, ras, dan agamanya.
Oleh karena itu, akhirnya lima bunyi yang lahir diklaim hadir karena kondisi tersebut. Ungkapan yang lebih tepat, Pancasila melalui isinya mampu mencerminkan jati diri masyarakat Indonesia melalui gambaran di masing-masing bunyinya.
Kendati dipisah menjadi lima bunyi, namun semua isi pancasila memiliki korelasi atau hubungan satu sama lainnya. Dengan begitu, Pancasila dapat dianggap sebagai satu kesatuan utuh.
Untuk memahaminya, kita dapat melihat bahwa Sila ke-1 merupakan jiwa dari empat sila lainnya. Lalu, bunyi berikutnya juga mempunyai kaitan dengan masing-masing sila lain dalam Pancasila, saling memberikan dan diberikan jiwa sehingga dapat selaras sebagai pedoman hidup.
Nilai Luhur Sila Ke-3 dan Contoh Perilakunya
Kendati nyatanya masing-masing sila memiliki keterkaitan sebagai satu kesatuan, namun penjabaran nilai luhur dapat dilihat dari setiap bunyinya.
Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, nilai luhur ini wajib dipahami dan dijalankan seorang WNI (Warga Negara Indonesia) dalam kehidupan bernegaranya.
Untuk memahami nilai luhur sila ke-3, berikut adalah bunyinya:
“Persatuan Indonesia”
Poin ketiga Pancasila ini memang terkesan sederhana karena hanya memunculkan dua kata. Namun, kondisi Indonesia yang kompleks dengan banyaknya perbedaan menjadikan poin ini begitu penting sebagai pemersatunya.
Seperti yang tertulis pada tangkai yang dihinggapi burung Garuda Pancasila, Bhineka Tunggal Ika. Tulisan tersebut sebenarnya sudah melambangkan arti di mana Indonesia yang beragam suku, budaya, serta agamanya, tetap harus bersatu kendati berbeda.
Dengan menjunjung nilai persatuan dan menyampingkan perbedaan, masyarakat Indonesia dapat hidup dengan damai dan tenteram.
Lebih tepatnya, konflik yang berpotensi terjadi akibat perbedaan dapat diredam dengan upaya persatuan sila ke-3 ini.
Untuk contoh perilaku yang mencerminkan nilai luhur sila ke-3, dapat dilihat melalui acara peringatan kemerdekaan Indonesia yang dilaksanakan tanggal 17 Agustus setiap tahunnya.
Kendati misalnya ada perbedaan suku, agama, dan ras, beberapa masyarakat tetap menyiapkan acara peringatan tersebut dan memeriahkan acara 17-an.
Dengan begitu, mereka tidak terlalu mementingkan perbedaan. Namun, mereka menjadi lebih fokus terhadap apa yang dapat mempersatukan mereka dan berjuang melakukan sesuatu demi kepentingan bersama.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Maria Ulfa